Chapter 2 The Little Adventure of Nuel : Demam Bola Korea-Japan 2002

1
2
Deskripsi

Cerita ini bagian dari novel online “The Little Adventure of Nuel."

Biar makin menikmati, baca saja dulu chapter- chapter sebelumnya. 

27 Mei hingga 2 Juni 2002.

Rata-rata, sih, cuacanya cerah, mungkin karena ada Piala Dunia, hehe

Sedang  demam bola. Olahraga sepakbola yang kumaksud. Ditayangkannya begitu cepatnya. Jam tujuh malam sudah tayang. Terpaksa aku tidak menonton “Jin dan Jun”. Sepertinya pertandingan Perancis melawan Senegal jauh lebih seru. Ada idolaku, Zinedine Zidane. Aku suka gaya rambutnya. Botak di tengah. Lucu! 

Mami senang saat aku memberikan hasil ujian Matematika aku. Nilainya delapan puluh lima. Sebelumnya, aku mendapatkan nilai lima puluh lima. Peningkatan yang luar biasa. Mami memberikan acungan jempol dan berharap di ujian akhir semester nanti, hasil ujian Matematika bisa melebihi angka delapan puluh lima. Di luar itu, aku merahasiakan dari Mami, selasa kemarin, aku dihukum guru Biologi, Pak Hadi, karena bertengkar dengan teman sebangku di dalam kelas. 

Aduh, apa ini? Aku panik sekali. Yah, kenapa begini? Padahal kipernya, Fabien Barthez, yang berseragam Manchester United. Barthez, menurut aku, kiper bagus. Yang paling bagus tentu saja kiper Italia, Francesco Toldo, atau kiper Paraguay, Jose Luis Chilavert. Seharusnya tidak begini. Para pemain Senegal tidak ada apa-apanya, khususnya Papa Bouba Diop ini. Aku kesal! 

Keesokan harinya, Kompas memajang foto Papa Bouba Diop yang mencetak gol ke gawang Fabien Barthez. Kok kesal, yah? 

Di sekolah, teman-teman sekelas aku membicarakan Piala Dunia 2002. Terima kasih, Tuhan, ternyata aku tak sendiri. Sebagian besar teman-teman sekelas tak terima kekalahan Perancis dari Senegal. Aku setuju dengan Tony. Harusnya Perancis bisa menang. Andai Zinedine Zidane bermain. Yang kudengar, fisik Zidane tak seratus persen bagus. Semalam aku melihat Zidane tidak dimainkan dan jalannya sedikit pincang. Pahanya juga dibalut. Cepat sembuh, Zidane. Semoga kamu bisa bermain di pertandingan selanjutnya. 

Sepulang sekolah, ada pertandingan sepakbola. Dimulai di atas jam tiga sore. Antara Republik Irlandia dan Kamerun. Aku baru tahu ada Negara Republik Irlandia. Aku buka RPUL, ternyata ibukota Republik Irlandia terletak di Dublin. Jalannya pertandingan membosankan sampai Jason McAteer mencetak gol, yang kemudian dibalas oleh gol dari Patrick Mboma. 

Pertandingan paling seru adalah Jerman melawan Arab Saudi. Pesta gol. Wah, pemain ini luar biasa. Saltonya keren. Kata Kak Irna, jika pemain mencetak tiga gol, itu disebut hat-trick. Miroslav Klose ini mencetak hat-trick. Kerjasama yang bagus antara Miroslav Klose dan Carsten Jancker. Aku juga baru tahu dari Tamara Geraldine, host Piala Dunia, bahwa pelatih Jerman ini dulunya pemain sepakbola. 

Tidurku lumayan nyenyak. Sampai terbawa mimpi. Di mimpi, aku berjabat tangan dengan Miroslav Klose. Ia berbicara dengan aku dalam bahasa Polandia, karena katanya, ia berdarah Polandia. Sementara aku berbicara dalam bahasa Indonesia. Hebat sekali, karena aku dan Klose seperti saling mengerti. 

Di hari minggu pun, masih ada pertandingan Piala Dunia. Aku sempatkan diri untuk les Matematika. Padahal tengah berlangsung Argentina melawan Nigeria. Ada Gabriel Batistuta. Aku selalu suka permainan bola Batistuta. Pengin melihat kelihaiannya mencetak gol. Andai aku jago sekali Matematika seperti Misandi. Aku tak perlu repot mengikuti les Matematika. Aku benci angka-angka. 

Malam hari masih ada sepakbola. Spanyol melawan Slovenia. Tak ada gol, kurang mengasyikkan. Lebih baik aku tidur. 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Chapter 3 The Little Adventure of Nuel : Masih Demam Bola Korea-Japan 2002
0
0
Cerita ini bagian dari novel online “The Little Adventure of Nuel."Biar makin menikmati, baca saja dulu chapter- chapter sebelumnya. 
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan