Chapter 47 The Little Adventure of Nuel : Yang Kali Kedua Tes di Atmajaya

0
0
Deskripsi

 14 Januari 2007.

 *****

Cerita ini bagian dari novel online “The Little Adventure of Nuel".

Biar makin menikmati, baca saja dulu chapter- chapter sebelumnya. 

Per tanggal 23 April 2023, kaver “The Little Adventure of Nuel" berubah. Dan, setiap chapter akan konsisten menggunakan kaver barunya. 

*****

Aku--melalui IN's Online Shop--ikut memasarkan Minyak Kutus-Kutus dan air beroksigen Oxy Water. 

Call my online shop in Instagram @_inonlineshop_ dan 0877-9175-6320.

Jika ada yang mau...

14 Januari 2007

Cuaca cerah

Tes di  Atmajaya lagi. Kali ini dengan bantuan koneksi. Maksudnya, aku memanfaatkan bantuan orang dalam agar lulus kuliah. Ini idenya Mami, bukan ideku. Terpaksa dicetuskan Mami agar aku masih tetap bisa kuliah. 

Wow, Iove you, Mom. Benar-benar ibu yang luar biasa. Aku mendadak teringat saat gimana Mami mengejar-ngejar setiap guruku di SMA agar aku bisa naik kelas. Dia nggak mau aku tinggal kelas yang kedua kali. Gara-gara itulah, setelah berhasil naik ke kelas dua, sebisa mungkin aku lawan rasa malasku. Selain itu, yah, kukorbankan kesenangan masa remaja dengan cara ikut les beberapa mata pelajaran. Aku bisa tahu cerita itu dari Bu Iin, yang bilang kepada aku, dia sampai didatangi Mami agar memohon-mohon ke guru-guru Tar-Q agar aku bisa naik kelas.

Oh iya, di bulan Januari ini, kudengar kabar dari Rachel, London School buka tes masuk. Rachel bilang dia bakal ikut, karena memang lebih pengin kuliah di London School daripada Atmajaya. Makanya dia nggak ada rasa sedih sama sekali, nggak keterima di Atmajaya. 

“Gue pengin kuliah di Broadcasting, soalnya.” ujar Rachel tersenyum. “Nuel katanya mau masuk jurusan Hukum, yah. Mau jadi pengacara, yah.”

“Pengangguran banyak acara, hahahaha…” timpal Nico ketawa yang cukup menyebalkan. 

Aku hanya nyengir. 

Rachel yang kumaksud di sini bukan Rachel yang kukenal sejak tes masuk di Stela Maris. Ini Rachel yang berbeda. Rachel ini kita sebut saja Rachel B. Rachel yang satunya Rachel A. Sudah kayak tim sepakbola saja. 

Hahaha… 

“Katanya, dulu mau masuk Komunikasi,” Yulius nimbrung. “Eh, tapi, yang gue lihat-lihat lu lebih cocok masuk jurusan Hukum. Bisa jadi notaris.”

“Iya, yah, Us,” Rachel ikut tertawa. 

Aku ikut tertawa, walau aku bingung kuliah di mana. Dulu, di kelas 11, aku pengin banget kuliah di jurusan Komunikasi. Namun, lambat laun, gara-gara yang namanya mimpi, entah kenapa, aku lebih pengin kuliah di Atmajaya. Nggak penting kuliah di jurusan apa, yang penting kuliahnya di Atmajaya. 

Di tes masuk gelombang kedua ini, aku memilih Hukum di pilihan pertama. Psikologi di pilihan kedua. 

Masih tetap sama kayak tes gelombang pertama. Aku dan Mami berangkat begitu pagi. Jam lima pagi sudah berangkat. Motor Honda dititipkan di penitipan sepeda motor. Ke Jakarta, naik bus umum nomor 77.

Kukira, nggak bakal ketemu teman-teman sekolah. Ternyata masih saja bertemu. Tadi di kantin Atmajaya, aku ketemu Lisbet, Untung, dan Felix. Beruntungnya aku yang bisa satu ruangan sama mereka bertiga. 

Tadi Lisbet juga cerita dia terpaksa ikut tes masuk di Atmajaya. Dia lebih sreg belajar untuk persiapan SPMB. Rencananya Lisbet pengin kuliah di Unpad jurusan Hubungan Internasional. Atmajaya ini cuma rencana cadangan andaikan nggak lulus SPMB. 

“Ambil Hukum, Nuel, gue,” Lisbet tersenyum. “Ini juga buat cadangan aja. Kalo nanti nggak lulus SPMB, yah, gue kuliah di sini aja. Katanya, di jurusan Hukum, ada yang namanya peminatan Hukum Internasional. Nah, gue  nanti pengin ambil peminatan Hukum Internasional. Tapi, doain, yah, biar gue bisa kuliah di Bandung ambil jurusan Hubungan Internasional.”

Aku mengangguk. 

Lisbet kembali menyantap bubur ayam pesanannya. 

Mendadak Untung histeris. Ternyata tak jauh kami duduk, ada artis idola kami berempat. Dulu aku sering lihat artis ini di sebuah sinetron. 

“Eh, itu tuh si Marshanda, kan?” Untung main tunjuk-tunjuk. “Marshanda, Bet, Marshanda. Itu, tuh, si Marshanda, yang dulu main di sinetron Bidadari.”

“Apaan sih, Tung, norak lu,” sembur Lisbet yang agak menundukkan kepala. “Tung, udah, deh, Tung, jangan norak gitu. Malu kita-kita.”

Felix menggeleng-gelengkan kepalanya. “Norak lu, Tung.”

Sementara aku cukup terpana melihat Marshanda. Wah, ternyata aslinya Marshanda kayak begitu. Cantik juga. 

Haha… 

Kembali ke tes masuknya. Yah, sama saja sih kayak tes sebelumnya. Masih tetap sama. Ada tes bahasa Inggris, tes Potensi Akademik, dan tes Wawancara. Yang masih tetap sama, aku masih grogi di tes Wawancara. Padahal yang mewawancarai aku itu teman dari temannya Papi. Dia sudah berjanji tes wawancaranya itu cuma formalitas. Pasti aku lulus tes. 

Owalah, pantas tadi pertanyaan-pertanyaannya bersifat pribadi dan agak konyol, sih. Beda sama tes masuk gelombang pertama sebelumnya. 

Aku harap diterima di Atmajaya. Biar bisa sekampus dengan Becky. Entah kenapa tujuan aku berubah total. Itu semua gara-gara mimpi. Yang tadinya pengin banget bisa kuliah di jurusan Komunikasi, kampusnya di London School. Sekarang-sekarang ini aku cuma pengin bisa kuliah di Atmajaya. 

Wish me luck

Eh, semalam aku nonton Buku Harian Nayla. Ceritanya sedih banget. Apa yang namanya cinta sejati kayak di sinetron itu benar-benar ada? Kok mau Moses nikah sama Nayla yang, maaf, agak cacat? Gila juga perjuangan cinta Moses dan Nayla agar sampai di pelaminan. 

Tapi, bukan itu sih yang jadi perhatian aku. Soundtrack sinetron itu nampol banget. Kayak sesuai begitu sama pergumulan yang aku sedang hadapi.

Hidup ini kuletakkan
Pada mezbahMu ya Tuhan
Jadilah padaku seperti
Yang kau ingini

Yah, Tuhan, jadilah padaku seperti yang Engkau ingini. Kalau misalnya aku nggak diterima, walau sudah lewat jalur koneksi orang dalam, aku ikhlas. Bahkan aku sempat terpikirkan saran Pak Leo, guru les Kimia aku. Dia menyarankan aku untuk sekolah pendeta. Tapi, aku nggak punya feel apa-apa ke sana. Kayak nggak terpanggil begitu.  

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Chapter 48 The Little Adventure of Nuel : Acara Natal Tar-Q Terakhir Aku
0
0
 18 Januari 2007. *****Cerita ini bagian dari novel online “The Little Adventure of Nuel.Biar makin menikmati, baca saja dulu chapter- chapter sebelumnya. Per tanggal 23 April 2023, kaver “The Little Adventure of Nuel berubah. Dan, setiap chapter akan konsisten menggunakan kaver barunya. *****Aku--melalui IN's Online Shop--ikut memasarkan Minyak Kutus-Kutus dan air beroksigen Oxy Water. Call my online shop in Instagram @_inonlineshop_ dan 0877-9175-6320.Jika ada yang mau membantuku secara finansial, kalian bisa mentransfer nominal yang kalian inginkan ke BRI 708901018369532 atas nama Immanuel Lubis.Author seperti aku juga butuh uang untuk menyambung nyawa. Dan, mulai tanggal 29 Mei 2023, aku memutuskan untuk menggratiskan novel ini. Bacanya gratis! 
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan