
Chapter 1 - Emang boleh orang yang ngebut 270 km/jam dibilang lemah dan rapuh?
Daftar Isi | Selanjutnya
~*~
Chapter 1 - Emang boleh orang yang ngebut 270 km/jam dibilang lemah dan rapuh?
"Suguru, kudengar kakakmu bakal balik?" Seorang pemuda berambut putih dengan kacamata hitam bertanya santai, lolipop tergantung di mulutnya.
Dua anak laki-laki itu berjalan santai di trotoar, dikelilingi berbagai toko yang menjual aneka barang.
"Iya, aku lagi mikirin mau bawain dia hadiah apa," Suguru mengangguk sambil tersenyum. Ada sedikit rasa nostalgia dan sedikit kebingungan dalam suaranya. "Kami... udah lama nggak ketemu."
Suguru Geto punya seorang kakak perempuan yang usianya cuma terpaut satu tahun darinya, tapi mereka nggak tumbuh bersama.
Sejak kecil, kakaknya sering sakit-sakitan. Orang tua mereka sibuk bekerja dan nggak bisa merawatnya setiap hari, jadi dia dibesarkan oleh kakek-nenek mereka di desa terpencil— menjalani pemulihan di alam jauh dari hiruk-pikuk dan polusi kota.
Dan sekarang, kakaknya akan kembali dari desa.
"Oh— hadiah penyambutan, ya." Satoru Gojo meregangkan tubuhnya seperti kucing besar yang malas. "Gimana kalau bunga atau tanaman?" Tanpa repot-repot menoleh, dia langsung menunjuk ke arah toko tanaman pot di dekat mereka.
"Dia sih udah biasa lihat yang begituan," Suguru mengingat-ingat. "Kudengar dari nenek, kakakku suka menanam bunga dan tanaman di halaman, dan katanya dia bakal bawa beberapa pulang kali ini."
Meskipun Suguru nggak terlalu ngerti maksud neneknya waktu bilang, "Bunga dan tanamannya punya hidung dan mata, lucu banget!", dia menebak itu cuma cara neneknya mengekspresikan kegembiraan dengan gaya khas orang tua.
Mungkin karena kondisi fisiknya, kakaknya nggak bisa main bebas seperti anak-anak lain di desa, jadi dia hanya bisa menanam bunga dan tanaman sebagai teman.
Dia selalu kuat dan pekerja keras, nggak pernah mengeluh tentang dirinya sendiri. Kakeknya pernah bilang bahwa Chihori sering mengurung diri di kamar, diam-diam membaca buku dan mengerjakan soal latihan. Bahkan saat menjalani perawatan di rumah sakit, dia tetap belajar. Walaupun nggak bisa masuk sekolah, dia nggak pernah tertinggal dalam pelajaran.
Suguru kembali teringat pada masa-masa itu— pemandangan serba putih.
Yang dia lihat hanyalah warna putih— dinding putih, seprai putih, dan seorang gadis berkulit pucat dengan rambut perak seperti ibunya, terbaring diam di tempat tidur. Aroma antiseptik memenuhi rumah sakit.
Rasanya menyesakkan.
Saat Suguru masih remaja, ibunya sering mengelus kepalanya dan berkata, "Cepatlah tumbuh dewasa, jadilah pria yang berintegritas, dan lindungi kakakmu di masa depan."
...Ya, dia harus melindungi kakaknya.
Suguru muda berdiri di rumah sakit, udara dipenuhi bau obat. Melihat orang-orang lalu-lalang, dia perlahan membuat tekad— dia harus melindungi yang lemah.
—Melindungi orang biasa yang bukan penyihir adalah tugasnya sebagai seseorang yang kuat.
Suguru menatap ke depan dalam diam, tersesat di tengah keramaian. Kenangan yang berkelebat bercampur dengan realitas, membangkitkan riak dalam pikirannya.
Satoru melirik ekspresi sahabatnya, nggak banyak bertanya, tapi sepertinya sudah bisa menebak sesuatu.
Dia menggaruk kepalanya, suaranya tetap dengan nada malas dan ceria seperti biasa. "Kalau dia udah biasa lihat bunga dan tanaman, terus manisan mungkin nggak bagus buat kesehatannya, gimana kalau..."
Dia berhenti sejenak dan melihat sebuah toko mainan yang hangat dan nyaman di sampingnya. "Gimana kalau beli sesuatu yang seru?"
Mata Suguru ikut tertuju ke sana, lalu dia berpikir sejenak. "...Kedengarannya boleh juga, ayo kita lihat-lihat."
Mereka berdua masuk ke dalam toko, bersiap mencari hadiah yang cocok.
Sementara itu, di suatu tempat...
Kakak perempuan Suguru Geto yang selama ini digambarkan lemah, sakit-sakitan, tapi kuat dan berani—
sedang melaju dengan kecepatan 270 km/jam dalam perjalanan pulang.
Chihori Geto: "Betul, 270 km/jam! Kedengeran nggak masuk akal, tapi ini fakta! =w="
Oke, mari kita mulai dari awal.
Chihori Geto punya sesuatu yang disebut [Program Pertukaran Setara], dan sistem ini bahkan punya kesadaran sendiri—walaupun, terus terang, dia nggak terlalu pintar... agak dodol, malah.
Sistem: [Hei, aku bisa denger omonganmu!! QAQ]
Chihori (menenangkan): [Cantik tapi bloon juga termasuk pesona, kok.]
Ngomong-ngomong, sistem ini awalnya termasuk tipe klasik yang penuh dengan drama over-the-top ala Mary Sue dan Gary Stu. Tapi karena dunia Jujutsu terlalu gila, sistem ini terpaksa menginstal [Program Pertukaran Setara] biar host-nya bisa bertahan hidup.
Tentu aja, Chihori selalu berpikir bahwa sistem ini pada dasarnya cuma suka ngeluh tentang dirinya sendiri, seperti dua orang yang ngobrol berbalas sindiran.
Pertukaran setara pertama yang dia dapat setelah terikat dengan sistem ini adalah {Kelemahan fisik permanen, tapi kekuatan tempur maksimal}— mirip seperti Heavenly Restriction.
Jadi, meskipun Chihori jadi pelanggan tetap rumah sakit, dia juga mendapatkan peningkatan kekuatan luar biasa dengan [Kekuatan Tanpa Batas] dan [Kelincahan Super Cepat]!
Chihori: [Pejuang sakit itu keren!]
Menurut sistem, kontrak mereka sebenarnya sudah ditandatangani di kehidupan sebelumnya.
Waktu itu, sistem pernah mengadakan survei online berjudul:
#Kalau diberi kesempatan, apakah kamu ingin dekat dan akrab dengan karakter Jujutsu Kaisen?#
Dan di kehidupan itu, dia adalah orang pertama yang mengisinya.
Chihori: [Wah, tapi aku sama sekali nggak ingat.]
Sistem berpikir sejenak, lalu mengeluarkan daftar jadwal kuliah jam delapan pagi mahasiswa Tiongkok dan aturan lembur tanpa dibayar bagi pekerja kantoran dari ingatannya.
Chihori: [!!!]
Ingatan yang terkubur mendadak menyerangku!!
Dia tiba-tiba mengingat kembali kehidupan masa lalunya, lalu berhenti sejenak, [Ngomong-ngomong... aku tampil di sini dengan rambut perak dan mata hijau, rasanya lebih cocok jadi kakaknya Gin. Jangan-jangan sistem salah masukin aku ke dunia ini?]
Sistem: [Mungkin ada dunia paralel di mana kamu memang kakaknya Gin— tapi beda warna rambut dengan Suguru Geto itu wajar, sama kayak Hashirama Senju dan Tobirama Senju.]
Chihori merenung sejenak lalu mundur secara taktis, [Oh, paham. Ini gara-gara pas aku lahir botol tintanya belum sempat dibuka, tapi pas gilirannya adikku, dia saking semangatnya sampai menyeruduk dan numpahin tintanya!]
Sungguh masuk akal!
Sistem: [...kebayang banget.]
Lalu, Chihori mengingat kembali serial Jujutsu Kaisen yang pernah dia tonton di kehidupan sebelumnya. Meski ingatannya agak samar, dia masih mengingat beberapa poin penting—
Chihori terkejut, [Aku inget ada sesuatu yang kayaknya ngerasuki tubuhnya?! Aku harus lindungi otak adikku dan ngusir si bunga otak* zombie itu!!]
(*脑花 [nǎo huā] secara harfiah berarti "bunga otak," adalah hidangan khas Tiongkok, terutama di Sichuan. Biasanya berupa otak babi berbumbu pedas, sering disajikan dalam hotpot atau ditumis. Karena teksturnya lembut dan creamy seperti tahu, dalam konteks meme, "脑花" sering dipakai untuk menggambarkan otak dengan cara yang kocak atau menjijikkan— mirip dengan bagaimana Kenjaku mengambil alih tubuh Suguru Geto, seakan otaknya jadi hidangan siap saji.)
Karena alasan ini, Chihori pun memutuskan untuk menggunakan mode tanaman dari Plants vs. Zombies dan memilih jalur populer dengan ekspansi pertanian besar-besaran.
Dengan cara ini, dia bukan hanya bisa mengusir bunga otak, tapi juga menghadapi roh terkutuk dalam grup kecil sekaligus, mengurangi beban kakaknya dan teman-temannya.
Sebagai gantinya, Program Pertukaran Setara secara acak menetapkan syarat berikut:
{Sebagai imbalan menyelesaikan sepuluh set latihan soal setiap hari, dapatkan kartu tanaman selama tiga tahun.}
Chihori: "Oke, latihan soal? Sip—DNA ku langsung aktif!"
Semangat pejuang ujian sejati tak akan pernah padam!
Dedikasinya mengerjakan soal bahkan saat muntah darah di rumah sakit sampai bikin para perawat terharu dan ceritanya masuk ke koran inspiratif lokal.
Setelah tiga tahun, akhirnya dia berhasil mendapatkan kartu tanaman dan mencoba menanamnya di halaman rumahnya sendiri.
Saat neneknya melihat itu, dia menyesuaikan kacamatanya dan bertanya, "Kenapa tanaman ini punya hidung dan mata?"
Chihori: "Biar lebih lucu."
Nenek tertawa senang, "Memang lucu sekali." Lalu dengan gembira menerimanya.
Kakeknya, yang sedang menikmati matahari di halaman, mendengar percakapan itu, melihat tanaman aneh itu, lalu berkomentar, "Hmm, lumayan bagus." Lalu dia juga menerimanya dengan senang hati.
Sistem terkejut dan protes: [...Tunggu, kenapa kalian bisa nerima tanaman aneh dengan wajah panjang ini secepat itu?! Minimal tanyalah beberapa pertanyaan dulu!!]
Singkatnya, tanaman itu pun tertanam di halaman rumahnya dengan mulus.
Sebelum membuka kunci tanaman lain, Chihori menguji efektivitas mereka melawan roh terkutuk—dengan cara melemparkan bunga matahari berkali-kali ke arah roh-roh kecil yang malang, menguji apakah tanaman ini benar-benar bisa menyerang roh terkutuk.
(Roh terkutuk yang lewat: Punya sopan santun nggak, sih?!)
Bunga Matahari: Ada kemungkinan nggak, ya? Aku cuma bilang, kemungkinan aja—kalau aku sebenarnya healer? :D
—Emang pantas ya, nyabut healer dari tanah terus dipake buat gebukin arwah terkutuk?!!
Chihori menyatukan tangannya dan berkata dengan tulus, "Maaf, lain kali aku bakal beli pot bunga dan coba pake potnya buat mukul."
Hidup di desa terasa sangat menyenangkan, dan Chihori percaya bahwa hidup di kota pasti juga akan menyenangkan.
Karena malas beli tiket dan nunggu di stasiun, apalagi tiket yang pas sudah habis, Chihori pun memutuskan untuk pulang dari desa ke kota dengan caranya sendiri— mengubah tubuhnya jadi kereta listrik dan melesat dengan kecepatan baru!
Bisa dibilang ini metode perjalanan yang hemat energi, ramah lingkungan, dan gratis.
Sudah lama dia tidak bertemu orang tua dan adik laki-lakinya, jadi dia sangat bersemangat untuk pulang. Sistem pun membantunya menghapus catatan tilang dari kamera lalu lintas.
Sudah lama dia tidak bertemu orang tuanya dan adik laki-lakinya, jadi dia sangat ingin pulang. Sistem membantunya menghapus rekaman kamera tilang. Dia berlari dengan kecepatan 270 km/jam.
—Angin perak berhembus di sepanjang jalan, terbentuk dari hembusan dahsyat akibat lari kencang Chihori Geto!
Sistem: [...Meskipun kekuatan terkutukmu setara dengan orang biasa, kalau lari sekencang ini, hati-hati para penyihir yang lewat bakal ngira kamu kutukan aneh yang baru muncul dan langsung nangkep kamu!]
Penjahat yang kecepatannya melebihi batas maksimal jalanan— Silver Lightning—Chihori Geto, sebenarnya sempat berpikir sejenak:
[Kalau gitu, aku ini termasuk kutukan jenis apa? Kutukan kereta? Apakah aku perwujudan dari seluruh rasa frustrasi pekerja kantoran yang bangun pagi-pagi, tapi malah ketinggalan kereta, telat masuk kerja, gaji dipotong—dan akhirnya melahirkan aku, kutukan berkecepatan 270 km/jam?!]
Sistem: [Kalau gitu, dendammu soal jadi ikan sarden di kereta memang cukup mendalam. Udah bisa masuk kategori kutukan tingkat spesial.]
Chihori berhenti sejenak: [Oh—kalau begitu, sebagai kutukan, harusnya aku mengucapkan sesuatu yang cocok dengan atmosfer saat ini, ya?]
Sistem: [?]
Chihori merenung selama beberapa detik, lalu menurunkan suaranya dengan gaya khas arwah terkutuk, "——Kerja itu ○○!!"
Sistem: [Tunggu, jangan nyolong dialog Nanami masa depan! Terus, kenapa malah disensor?! Dan lagian, kamu tuh bukan kutukan, berhenti nyelipin diri sendiri!!]
Sinar matahari sore terasa terik, dan jalanan sepi dari pejalan kaki. Angin bertiup menerbangkan dedaunan kering, menggoyangkan ranting-ranting pohon.
Di depan sebuah minimarket, seorang pemuda berambut hitam melangkah keluar dengan senyum cerah di wajahnya. Dia menoleh ke temannya di sampingnya dan berkata, "Nanti kita coba makan di restoran kari yang baru buka itu, yuk, Nanami? Katanya nasi di sana enak banget!"
Saat Kento Nanami hendak menjawab ajakan Yu Haibara, tiba-tiba dia melihat kilatan perak melesat di jalan dengan kecepatan begitu tinggi hingga meninggalkan afterimage. Pada saat yang sama, terdengar suara samar bergema di udara:
"Keerrrr-jjjjaaaaaa——ittuuuu——○○○○—"
Haibara: "..."
Nanami: "..."
Mereka berdua menatap jalanan kosong di depan mereka.
Jalanan bersih, hanya menyisakan hembusan angin yang berlalu.
Sang buronan, Zhang San-Chihori, melesat dengan kecepatan penuh, sudah menerjang lewat tanpa meninggalkan bayangan sedikit pun.
(*Jadi, 张三 (Zhang San) itu seperti "John Doe" dalam bahasa Inggris—nama umum yang dipakai buat seseorang tanpa identitas spesifik, sering muncul dalam cerita, kasus hukum, atau contoh situasi.
Dalam konteks ini, penggunaan Zhang San-Chihori menambah kesan dramatis dan badass, seolah-olah Chihori adalah sosok pemberontak liar yang beroperasi di luar hukum—kayak penjahat legendaris atau petualang bebas yang nggak bisa dikekang aturan.
Jadi, bisa dibilang ini semacam julukan keren buat gaya kaburnya yang super cepat dan liar. )
"..."
Haibara terdiam satu detik, ragu-ragu selama dua detik, merenung selama tiga detik, lalu akhirnya bersuara dengan nada terpatah-patah, "...barusan... itu... ada sesuatu yang lewat, nggak, sih...?"
Nanami menjawab dengan tenang, "Tidak ada jejak kutukan, juga tidak ada fluktuasi energi kutukan. Aku tidak bisa mendeteksi apa pun. Jika itu memang roh terkutuk, pasti levelnya tinggi dan mampu menyembunyikan jejaknya."
Haibara langsung kaget, dan tiba-tiba es krim di tangannya terasa kehilangan rasa, "Hah?? Jangan-jangan itu kutukan tingkat spesial yang baru lahir atau belum pernah ditemukan?!"
"Kutukan yang berteriak 'kerja itu ○○' mungkin lahir dari penderitaan pekerja kantoran." Nanami mengeluarkan ponselnya, "Tidak bijak untuk mengejarnya sembarangan, tapi untuk jaga-jaga, mungkin sebaiknya kita laporkan."
Sistem (menjerit): [Chihori! Chihori, kamu beneran bakal dikira kutukan—!!]
Chihori: [Oh? Tingkat spesial? Wah, penilaian tinggi. Memuaskan.]
Sistem: [...Fokusnya bukan di situ, bodoh!!]
~*~
・Semua penghargaan diberikan kepada penulis asli
・Jangan ragu untuk memberi tahu kami, Tim Guazi, jika ada kesalahan tata bahasa
~*~
Daftar Isi | Selanjutnya
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
