Mama,Mengingatmu Selalu dan Selamanya ( 3 )

4
2
Deskripsi

Aku dan mama mulai hidup berdua sejak itu, kami pindah dari satu tempat kost berkamar satu dengan tempat kost lainnya. Mama bekerja sebagai accountant di sebuah perusahaan kecil , dan kami tinggal berdua di sebuat kost di dekat sekolahku, kata mama biar aku bisa berjalan kaki ke sekolah dan mama yang akan naik Sudaco ( Nama angkutan umum di Medan ) untuk bekerja. Di kamar kost itu, yang hanya ada tempat tidur dan lemari kecil juga meja kecil untukku belajar dan membuat PR, kami tinggal selama satu tahun. Ibu kostnya sangat keterlaluan. Setiap pulang sekolah, listrik selalu padam di kamar kami, aku yang masih kecil tidak mengerti, ternyata hal itu sengaja dia lakukan untuk menghemat listrik, karena aku tidak bisa menyalakan kipas angin dan juga lampu, Terpaksa aku harus membuat PR diterangi lampu lilin. Mama akhirnya tahu kepelitan ibu kost itu, padahal mama bayar kamar kost include listrik, tapi sampai hati, ibu kost itu melakukan hal seperti itu, akhirnya kami pindah dari kost tersebut saat aku SMP dan mama berhasil mengontrak rumah satu lantai untuk kami sendiri, ada dapur dan ruang tamu, tidak hanya berupa satu kamar. Lantai satunya adalah gudang kain. Aku damn mama tinggal di sana dari aku SMP sampai aku SMA. Dan ketika aku kelas tiga SMA, mama berhasil membeli rumah tiga lantai di pusat kota Medan di sebelah kantor mama, jadi mama tinggal jalan kaki ke kantornya, dan giliran aku yang naik becak atau Damri menuju sekolahku. 

Mamaku benar-benar wanita hebat, berhasil membeli rumah dengan usahanya sendiri. Berhasil membuat kehidupan kami lebih baik tanpa bantuan Suami.

Mamaku adalah orang yang sangat supel dan baik hati, dia banyak teman-teman , baik itu  lelaki ataupun wanita dan mamaku meskipun janda adalah janda bermartabat, tidak pernah ada affair dengan lelaki lain apalagi yang sudah berisitri, mungkin karena mama tahu bagaimana dia sakit hati, suaminya direbut oleh wanita lain, jadi dia tidak mau menyebabkan wanita lain mengalami hal yang sama dengan dirinya.  Pekerjaan mama memang mengharuskannya banyak berinteraksi dengan para lelaki ( mama bekerja di perusahaan yang menjual Pelumas mobil) tapi aku tidak pernah melihat mama bersama lelaki-lelaki lain, teman-teman mama semua adalah wanita dan juga kalau mereka makan siang bareng, bersama bos-bos mama, istri bos selalu ikut.

 Ada satu teman baik mama , dia pria yang juga uda duda, tapi mereka tidak ada hubungan asmara.  Duda ini ( Sebut aja namanya om A) mencintai sahabat mama lainnya, ( bilang aja namanya tante R). Tante R ini mamanya tidak setuju, dia berhubungan dengan seorang duda, sehingga kalau Om A dan Tante R mau ngedate setiap Sabtu, mama harus jadi tameng yang menjemput tante R ke rumahnya, biar mama tante R mengijinkannya keluar rumah. Tentu saja saat Sabtu itu Om A mengajak anak perempuannya yang seumuran diriku dan mama mengajakku, jadi aku dan anak Om A ini jadi  bersahabat dan setiap Sabtu kami lah yang menemani Om A dan Tante R , makan malam, nonton bahkan berwisata ke Kota Brastagi atau Danau Toba, jadi aku termasuk anak beruntung, meskipun tidak ada ayah, aku tetap menikmati akhir pekan mewah bersama Om A ini. Tapi apakah Om A akhirnya menikah dengan Tante R.. Jawabannya tidak, mama Tante R tetap tidak setuju dia menikah dengan seorang duda. Bagaimana hubungan Om A dan Mamaku? Sampai Om A meninggal, mamaku tetap jadi sahabatnya, bahkan di saat -saat kritisnya di rumah sakit, setelah kami dewasa, anak perempuan Om A yang jadi sahabatku, bertanya pada papanya, mengapa dulu dia tidak menikahi mamaku saja. Om A menjawab “ Aku sudah menganggapnya sebagai adikku sendiri, mana mungkin aku menikahinya. Sifat kami juga lebih cocok jadi sahabat saja, tidak cocok jadi suami istri.”  Sampai sekarang aku masih bersahabat baik dengan anak perempuan Om A ini, meskipun papa dan mamaku telah tiada. Om A dan Mamaku adalah bukti kalau lelaki dan wanita tetap bisa jadi sahabat tanpa terlibat asmara. Aku sangat kagum pada persahabatan mamaku dan Om A. sampai saat ini. 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Mama : Dari Accountant Menjadi Nanny (4)
1
0
Saat aku lulus SMA dan berhasil mendapat pekerjaan sebagai guru TK. Mama memutuskan berangkat ke Sydney -Australia untuk bekerja, mama bilang karena aku sudah mandiri, sudah kuliah dan bisa cara uang sendiri, jadi mama perlu uang yang lebih besar agar bisa menyekolahkan adikku, Novi ke Amerika. Jadi mama berangkat ke sana, mama berhasil mendapatkan pekerjaan menjadi pengasuh bayi di Australia. Kehidupan di Australia pasti cukup keras  tapi mama berhasil melewatinya. Mama adalah pribadi yang tangguh dari pekerja kantoran, sanggup menyesuaikan diri untuk menjadi seroang pengasuh bayi, tentu pekerjaannya tidak hanya menjadi pengasuh bayi, karena di sana, semua harus dikerjakan, ibarat pembantu di sini.  Memasak, membersihkan rumah dan lain sebagainya. Tapi untungnya, mama mendapatkan majikan yang sangat baik sekali, sepasang suami istri asal Singapura yang menganganggap mama sebagai orang tuanya sendiri. Mama menjaga Hui Ling ( nama anak yang mama asuh itu) Bertahun-tahun mama bekerja di sana, mengumpulkan uang . Tahun 1997  mama pulang saat aku menikah, setelah pernikahanku mama  kembali ke Australia untuk bekerja di keluarga yang sama.   Saat aku melahirkan, mama juga tidak pulang, tapi dia mengirimkan banyak hadiah untuk cucu pertamanya. dan pada tahun 2000, saat Nadya, anakku berumur dua tahun, mama menyuruhku berangkat ke Australia supaya dia bisa melihat cucu pertamanya itu. Selama mama bekerja di sanan, kami hanya bisa berkomunikasi via telepon, jaman itu belum ada  sosial media, jadi tidak bisa upload foto untuk dilihat mama. Teleponan pun harus pakai kartu telepon biar murah.Tahun 2002, mama pulang kembali ke Indonesia, di saat Hui Ling uda berumur 9 tahun, jadi mama mengasuh Hui Ling dari dia bayi sampai dia berumur  10  tahun dan luar biasanya di tahun 2015  Hui Ling datang ke Medan untuk menjenguk mamaku, saat itu mama lagi pengobatan kemoterapi karena terdiagnosa  Lymphoma Cancer. Hui Ling memeluk mama dan  berkata padanya “ Cen i.. jangan khawatir, kamu pasti sembuh, kalau dokter di sini tidak bisa mengobatimu, kamu ke Sydney saja, aku yang akan mengobatimu .” Begitu baiknya mama, sampai anak yang diasuhnya dari bayi  yang kini  menjadi seorang dokter sengaja datang ke Indonesia untuk menjenguk mamaku, saat mengetahui mamaku lagi sakit. Kembali ke tahun 2002, Setelah kembali dari Australia,  Mama memutuskan  berangkat ke Amerika, kali ini dia memutuskan bekerja di Amerika untuk mengumpulkan uang demi masa tuanya, mamaku adalah tipe yang tidak mau menyusahkan anak, jadi dia mau memiliki tabungan dan investasi untuk masa tuanya. Dia suka memberi bukan menerima, kata cucu-cucunya mamaku adalah sinterklas, tidak pernah memikirkan dirinya sendiri, selalu memikirkan anak dan cucunya juga teman-temannya. Mama adalah orang yang rela hidup susah , asal orang sekelilingnya bahagia.  Tahun 2004 Mama pulang dari Amerika , tidak bekerja lagi di sana, karena katanya dia ingin menikmati hidupnya, bersama anak dan cucunya, saat itu aku hamil anak keduaku jadi mama membantuku menjaga anakku itu. Mama mengajari susterku bagaimana cara merawat anak yang benar, mendorongku memberikan ASI ekslusif untuk anakku selama enam bulan, karena katanya ASI Eksklusif itu sangat berguna untuk bayiku.  Mama bisa menguasai tata cara merawat bayi, karena mama bekerja sebagai pengasuh bayi di Amerika yang kedua orang tuanya adalah dokter asal China.  Jadi semua tata cara merawat bayi, sangat mama kuasai. Mama membantu ku menjaga anak kedua saya sampai anakku berumur setahun, setelah itu mama berangkat lagi ke Amerika, kali ini bukan untuk bekerja tapi gantian membantu menjaga anak adikku . Begitulah kehidupan mamaku di hari tuanya, membantu kami dua anak perempuannya menjaga cucu-cucunya. Mama bahagia sekali dengan kehidupannya , enam bulan di Indonesia dan enam bulan di Amerika, gantian menghabiskan waktunya di Indonesia tempatku dan di Amerika. Mama bilang padaku, hidupnya sudah sangat bahagia. Aku dan adikku Novi cukup   berhasil dalam kehidupan kami. Kami berdua menikah dengan lelaki baik dari keluarga baik dan cukup terpandang.  Kami berdua memiliki pekerjaan yang baik, aku berhasil mendirikan taman kanak-kanak sendiri, terpilih menjadi instruktur nasional untuk menjadi tutor bagi perkembangan kurikulum PAUD di Indonesia. Novi menjadi Directur Logistic di suatu perusahaan besar di Amerika dan mama memiliki investasi untuk masa tuanya.  Jadi mama sudah puas dan hari-harinya sekarang adalah jalan-jalan, menikmati masa tuanya bersama anak dan cucunya. Mama bilang dia bangga dengan kami, yang bisa berdiri  dengan kepala tegak, meskipun tanpa ayah. Aku bilang, aku lebih bangga pada mama, karena tanpa mama, aku tidak akan pernah menjadi aku yang sekarang.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan