
Aku dan mama mulai hidup berdua sejak itu, kami pindah dari satu tempat kost berkamar satu dengan tempat kost lainnya. Mama bekerja sebagai accountant di sebuah perusahaan kecil , dan kami tinggal berdua di sebuat kost di dekat sekolahku, kata mama biar aku bisa berjalan kaki ke sekolah dan mama yang akan naik Sudaco ( Nama angkutan umum di Medan ) untuk bekerja. Di kamar kost itu, yang hanya ada tempat tidur dan lemari kecil juga meja kecil untukku belajar dan membuat PR, kami tinggal selama satu tahun. Ibu kostnya sangat keterlaluan. Setiap pulang sekolah, listrik selalu padam di kamar kami, aku yang masih kecil tidak mengerti, ternyata hal itu sengaja dia lakukan untuk menghemat listrik, karena aku tidak bisa menyalakan kipas angin dan juga lampu, Terpaksa aku harus membuat PR diterangi lampu lilin. Mama akhirnya tahu kepelitan ibu kost itu, padahal mama bayar kamar kost include listrik, tapi sampai hati, ibu kost itu melakukan hal seperti itu, akhirnya kami pindah dari kost tersebut saat aku SMP dan mama berhasil mengontrak rumah satu lantai untuk kami sendiri, ada dapur dan ruang tamu, tidak hanya berupa satu kamar. Lantai satunya adalah gudang kain. Aku damn mama tinggal di sana dari aku SMP sampai aku SMA. Dan ketika aku kelas tiga SMA, mama berhasil membeli rumah tiga lantai di pusat kota Medan di sebelah kantor mama, jadi mama tinggal jalan kaki ke kantornya, dan giliran aku yang naik becak atau Damri menuju sekolahku.
Mamaku benar-benar wanita hebat, berhasil membeli rumah dengan usahanya sendiri. Berhasil membuat kehidupan kami lebih baik tanpa bantuan Suami.
Mamaku adalah orang yang sangat supel dan baik hati, dia banyak teman-teman , baik itu lelaki ataupun wanita dan mamaku meskipun janda adalah janda bermartabat, tidak pernah ada affair dengan lelaki lain apalagi yang sudah berisitri, mungkin karena mama tahu bagaimana dia sakit hati, suaminya direbut oleh wanita lain, jadi dia tidak mau menyebabkan wanita lain mengalami hal yang sama dengan dirinya. Pekerjaan mama memang mengharuskannya banyak berinteraksi dengan para lelaki ( mama bekerja di perusahaan yang menjual Pelumas mobil) tapi aku tidak pernah melihat mama bersama lelaki-lelaki lain, teman-teman mama semua adalah wanita dan juga kalau mereka makan siang bareng, bersama bos-bos mama, istri bos selalu ikut.
Ada satu teman baik mama , dia pria yang juga uda duda, tapi mereka tidak ada hubungan asmara. Duda ini ( Sebut aja namanya om A) mencintai sahabat mama lainnya, ( bilang aja namanya tante R). Tante R ini mamanya tidak setuju, dia berhubungan dengan seorang duda, sehingga kalau Om A dan Tante R mau ngedate setiap Sabtu, mama harus jadi tameng yang menjemput tante R ke rumahnya, biar mama tante R mengijinkannya keluar rumah. Tentu saja saat Sabtu itu Om A mengajak anak perempuannya yang seumuran diriku dan mama mengajakku, jadi aku dan anak Om A ini jadi bersahabat dan setiap Sabtu kami lah yang menemani Om A dan Tante R , makan malam, nonton bahkan berwisata ke Kota Brastagi atau Danau Toba, jadi aku termasuk anak beruntung, meskipun tidak ada ayah, aku tetap menikmati akhir pekan mewah bersama Om A ini. Tapi apakah Om A akhirnya menikah dengan Tante R.. Jawabannya tidak, mama Tante R tetap tidak setuju dia menikah dengan seorang duda. Bagaimana hubungan Om A dan Mamaku? Sampai Om A meninggal, mamaku tetap jadi sahabatnya, bahkan di saat -saat kritisnya di rumah sakit, setelah kami dewasa, anak perempuan Om A yang jadi sahabatku, bertanya pada papanya, mengapa dulu dia tidak menikahi mamaku saja. Om A menjawab “ Aku sudah menganggapnya sebagai adikku sendiri, mana mungkin aku menikahinya. Sifat kami juga lebih cocok jadi sahabat saja, tidak cocok jadi suami istri.” Sampai sekarang aku masih bersahabat baik dengan anak perempuan Om A ini, meskipun papa dan mamaku telah tiada. Om A dan Mamaku adalah bukti kalau lelaki dan wanita tetap bisa jadi sahabat tanpa terlibat asmara. Aku sangat kagum pada persahabatan mamaku dan Om A. sampai saat ini.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
