
Rasa pahit pil merah muda itu masih tersisa di lidah Beni, bercampur dengan aftertaste aneh yang perlahan menyebar ke seluruh tubuhnya. Efeknya bukan seperti obat penenang biasa. Ini lebih dari itu. Ini adalah sesuatu yang merayap masuk ke dalam benaknya, mematikan satu per satu saraf perlawanan, mengikis identitasnya dari dalam. Beni merasakan kekosongan yang kian nyata, sebuah ruang hampa yang ditinggalkan oleh dirinya yang lama. Setiap kali Toni memaksanya menelan pil itu, ia merasakan lebih...
Ada chapter baru minggu ini!
Di Paksa Menjadi Waria Di Dalam Penjara
0
0
32
Selesai
Novel ini dibuka dengan gambaran yang mencengkeram: Beni, yang kini dipanggil "Bella", sudah berada di balik tembok penjara, terjebak dalam kehidupan yang tak lagi ia kenali. Fisiknya telah berubah menyerupai wanita akibat paksaan pil hormon dari Toni, seorang napi senior yang berkuasa mutlak. Toni, yang mengklaim Bella sebagai "istrinya," memperlakukannya sebagai boneka pribadi. Keberadaan Bella, dengan tenaganya yang melemah dan gerak-geriknya yang gemulai, adalah bukti nyata kehancuran identitas dan harga dirinya. Di tengah penderitaan yang terisolasi, tanpa sekutu, Bella hanya bisa menggumamkan "Aku masih Beni" dalam hati, sebuah sisa perlawanan terakhir di tengah kepasrahan total.
Seiring berjalannya cerita, melalui serangkaian flashback yang menyentuh dan brutal, terungkaplah kisah Beni sebelum masuk penjara. Pembaca akan dibawa kembali ke masa Beni sebagai pemuda 22 tahun yang keras, dibentuk oleh lingkungan kumuh dan pergaulan liar. Kepercayaan pada kekerasan sebagai satu-satunya bahasa untuk bertahan hidup, dan kelembutan sebagai kelemahan fatal, telah mengakar kuat dalam dirinya. Di tengah semua kekerasan itu, hanya ada Jojo, sahabat karibnya, satu-satunya ikatan emosional Beni.
Kisah flashback mencapai puncaknya ketika kelompok preman pasar secara brutal memukuli Jojo. Amarah Beni yang terkumpul meledak, membuatnya kehilangan kendali. Ia menghajar salah satu preman hingga koma. Momen itulah yang menjebloskannya ke penjara, sebuah takdir yang ia yakini adalah konsekuensi logis dari hidupnya yang keras, namun tak pernah ia duga akan mengubahnya secara radikal.
Kembali ke masa kini, setelah bertahun-tahun menjalani siksaan dan transformasi yang menyakitkan, Beni akhirnya keluar dari penjara. Dengan fisik yang sepenuhnya berubah menyerupai wanita, ia harus beradaptasi dengan dunia luar yang asing. Ia bekerja di salon, mencoba membangun hidup baru sebagai Bella, namun bayangan masa lalunya dan "Beni" yang asli terus menghantuinya.
Takdir mempermainkannya kembali ketika Toni juga dibebaskan dari penjara. Toni mencari Bella, dan pertemuan mereka kembali sarat ketegangan. Toni menyatakan niatnya untuk bertanggung jawab atas perbuatannya yang telah membentuk Beni menjadi "waria." Secara mengejutkan, mereka memutuskan untuk hidup bersama sebagai pasangan, dengan Toni sebagai suami dan Beni sebagai istri.
Kehidupan mereka sebagai suami-istri yang tidak konvensional berlanjut dengan keputusan yang lebih tak terduga: mereka mengadopsi seorang anak. Toni dipanggil "Papa," dan Beni dipanggil "Mama" oleh anak mereka. Novel ini berakhir dengan gambaran keluarga yang terbentuk dari trauma, dominasi, dan transformasi yang tak bisa dibatalkan. Pembaca akan ditinggalkan dengan pertanyaan mendalam tentang definisi cinta, penguasaan, identitas sejati, dan apakah Beni menemukan kedamaian atau hanya sebuah bentuk penjara yang berbeda, kini dalam balutan kehidupan "normal" yang ironis.
1,254 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
Bab 8 Fragmen Yang Sama
0
0
Enam bulan. Enam bulan telah berlalu sejak Beni menelan pil merah muda itu pertama kali, sejak ia dipaksa mengenakan pakaian wanita, sejak Toni mengklaimnya sebagai istri dan menamainya Bella. Enam bulan hidup di bawah kendali mutlak Toni, di bawah bayangan hukum yang kejam di balik jeruji besi. Bagi Beni, setiap hari adalah fragmen malam yang sama, rutinitas yang tak berujung, di mana identitasnya semakin terkikis, dan sisa-sisa Beni yang lama semakin jauh tenggelam.Rutinitasnya tak pernah berubah. Malam hari, ia akan mengenakan lingerie, daster, atau dress mini satin yang Toni berikan, dengan bra dan G-string selalu melekat di tubuhnya. Toni akan datang, melaksanakan ritualnya tanpa belas kasihan, menegaskan kepemilikannya atas tubuh Beni yang kini menjadi Bella. Dan setelahnya, pil merah muda itu akan selalu menunggunya, membawa Beni ke dalam kabut kebingungan, menumpulkan emosinya, menghapus perlawanannya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan