
Naruto milik Masashi Kishimoto
FF ini sebenernya ide dadakan Zeno tapi... semoga menghibur.
Warning!! OOC, Yaoi, 18+, Typo, dll
Pair: ...xnaru
Terjebak selama 2 tahun membuat Naruto kehilangan banyak hal diusia yang sangat muda.
Sampai Uchiha Fugaku membawanya.... Menjadi anak angkatnya.
Ya... Selamat menikmati FF ga jelas ini Semoga banyak yang terhibur...:)
Naruto milik Masashi Kishimoto
.
Warning!! OOC, Yaoi, 18+, Typo, Shota, dll
Pair: ...xnaru
.
.
.
Selamat membaca.
.
.
--------->>>>>
.
.
Mikoto terlihat memperhatikan Naruto yang sedang duduk dipangkuan Ayah mertuanya. Membuatnya berpikir jika suami dan Ayah mertuanya itu sudah sangat akrab dengan Naruto. Mikoto menatap Fugaku menuntut penjelasan.
"Sasuke, Itachi bisa ajak Naruto bermain di taman belakang... dan hati-hati." Ucap Fugaku sambil menatap kedua anaknya itu.
Saat itu cuaca cerah jadi akan baik untuk Naruto sedikit berjemur di halaman belakang rumah utama itu, pikir Fugaku. Kemudian meminta persetujuan dari Ayahnya. Madara yang diam-diam menatap sang anak menganggukan kepalanya memberi persetujuan.
"Naru-chan... Ikut main dengan Sasuke dan Itachi-nii ya..." Ucap Madara pada calon cucu yang bahkan sudah berbulan-bulan yang lalu ia anggap sebagai cucu. Naruto pun menanggapinya dengan anggukan kepala. Lalu menatap 2 orang yang berada di hadapannya yang entah sejak kapan berada disana. Keduanya terlihat mengulurkan tangannya masing-masing. Membuat Naruto bingung harus memilih siapa yang harus membawanya.
"Ah... Anakku lihatlah kelakuan kedua Cucuku ini. Mereka membuat Naru-chan bingung." Ucap Madara sambil menatap kedua Cucunya itu. Fugaku hanya tersenyum melihat kelakuan kedua anaknya diikuti oleh Mikotan dan Madara yang sebenarnya lebih terlihat senyum mengejek pada kedua Cucunya.
"Biar aku saya Nii-san." Ucap Sasuke. Kemudian tanpa persetujuan dari Itachi (lagian ngapain juga minta persetujuan dari Itachi ... hehehe...), ia pun langsung menarik Naruto dalam gendongannya dan membawanya pergi meninggalkan keluarganya. Itachi hanya memutar mata dan menghela nafas melihat kelakuan adiknya yang sangat berakhlak tersebut.
"..." Itachi hanya terdiam menatap ketiga Uchiha yang lebih tua dari dirinya tersebut. Lalu berjalan menyusul adik dan calon adiknya dengan langkah santai. (Mungkin Itachi yang mencontohkan sikap yang sangat berakhlak itu pada Sasuke, itu menjelaskan tingkahnya yang lebih level up dari pada adiknya.)
"Astaga..." ucap Mikoto yang tidak percaya dengan kelakuan kedua anaknya tersebut.
"Mungkin mereka hanya merasa canggung..." Mikoto mencoba meyakinkan dirinya sendiri.
" Biarkan saja mereka. Lagi pula sejak kapan mereka bisa merasa canggung." Ucap Madara tidak peduli.
"Sekarang Naruto sudah tidak ada, untuk anak-anak biar aku yang menjelaskannya pada mereka."Ucap Fugaku .
"Jadi bagaimana bisa Naruto seperti itu." Ucap Mikoto.
Fugaku PoV
"Salah satu dari anak buahku mengatakan jika Naruto dibawa kedalam sana oleh Minato 2 tahun lalu saat umurnya 8 tahun. Ia datang kesana untuk meminjam uang dan menjadikan Naruto sebagai jaminan dan jika ia tidak bisa membayarnya ia memperbolehkan Naruto dipergunakan untuk melunasi hutangnya." Ucapku membuat kepalaku sakit. Entah apa yang dipikirkan sahabatnya itu. Ditatapnya sang istri yang menggeleng kepala tidak percaya.
"Aku tidak percaya. Minato itu penyayang dan juga baik. Bagaimana bisa ia berbuat seperti itu pada anaknya?" ucap Mikoto.
"Kamu tahu, ia bahkan pernah melakukan hal yang sama sebelumnya..." Ucapku.jujur saja aku ragu untuk mengatakan hal yang menyakitkan untuk didengar olehnya.
" Sebelum Naruto, Ia memaksa Kushina untuk menjual tubuhnya sampai akhir hidupnya." Ucapku.
"Fugaku! Kamu tahu semua yang terjadi dan kamu hanya diam saja?!" Ucap Mikoto suaranya sedikit meninggi. Ya... Aku juga tahu... Aku juga marah.
"Baru belakangan ini aku tahu semua informasi itu. Tepatnya setelah merawat Naruto aku mengetahui semua informasi ini. Seandainya aku mengetahui semuanya jauh lebih awal bahkan sebelum Kushina terjebak dalam keputusan Minato yang dengan mudahnya..." Ucapku. Kalau saja ia lebih berkeras untuk selalu berada disamping sahabatnya itu... Kulihat Mikoto yang terdiam... Astaga, aku membiarkan emosiku keluar dihadapan Ayah dan Istriku.
"Tapi Mikoto kamu tahu kan? Minato dan Kushina tidak ingin bantuan kita saat itu. Aku pikir menghormati keputusannya itu adalah kebaikan, tapi lihatlah...Kita kehilangan sahabat terbaik kita dan hampir kehilangan satu-satunya yang tersisa dari mereka." Ucapku. Ya... kedua sahabat ku itu sudah tiada di dunia ini. Minato yang aku kenal sekarang adalah orang yang berbeda dari sahabatnya yang dulu. Minato telah tiada. Oleh karena itu aku putuskan untuk merawat anak kedua sahabatnya itu. Setidaknya itu yang bisa ia lakukan saat ini.
TIdak ada reaksi dari Mikoto tetapi kulihat setetes air mulai berjatuhan dari sudut matanya. Kemudian ia mendekatiku, duduk disampingku, berikutnya ia memelukku erat. seakan berusaha menenangkanku. Mikoto tahu apa yang kurasakan saat ini, oleh karena itu ia memelukku. Aku yakin juga apa yang ia rasakan saat ini sama dengan apa yang ia rasakan.
-
-
-
Madara PoV
Kutatap anakku dan istrinya yang saling berpelukan didepannya. Aku mengerti apa yang mereka rasakan tetapi bisa tidak mereka sedikit mengerti diriku.( Sepertinya Madara sirik...) Kuhembuskan napasku pelan, berusaha menetralkan rasa.
"Biar aku saja yang melanjutkan..." Ucapku, meski tidak yakin jika kedua anak yang sudah tua didepannya mendengarkan apa yang baru kukatakan.
"Salah satu anak buahku meneleponku beberapa bulan yang lalu. Ia mengatakan sesuatu yang tidak wajar dengan penuh dengan permohonan bahkan rela untuk kehilangan pekerjaan yang ia jalani selama puluhan tahun. Ia memohon untuk membeli seorang anak dari tempat usahaku sendiri. Sebenarnya saat itu aku tidak ingin pedulikan hal itu. Tapi setelah mendapat beberapa informasi dari anak buahku itu dengan paksa. Akhirnya aku putuskan untuk menghubungi Fugaku dan menyerahkan data itu padanya." Aku terkekeh mengingat bagaimana ekspresi anaknya itu.
"Mikoto kamu tahu, anakku itu bahkan tanpa berpikir dua kali untuk mendatangi tempat Naruto berada. Bahkan ia lupa untuk menjelaskan padamu." Ucapku sambil tersenyum jahil pada kedua pasangan itu. Berharap bisa memercikkan api, tetapi tidak bisa... (jelas banget nih orang sirik... hehehe.) Kurasa menikahkan anakku ini dengan Mikoto adalah keputusan yang benar. Aku pun tersenyum simpul pada keduanya.
"Dua tahun banyak yang terjadi pada Naruto. Bahkan Ayahnya itu tidak pernah berusaha untuk melunasi hutangnya malah menambah hutangnya yang semakin menggunung di tempat usahaku itu. Naruto mulai dipakai oleh lelaki-lelaki bejat setelah 1 minggu berada disana. Sesekali Ayahnya datang kesana, tetapi bukan untuk melihat anaknya. Hanya uang lah yang ada dipikirannya. Meskipun begitu Naruto tetap menunggunya untuk menjemputnya dari sana... bertemu saja tidak tetapi sekalinya bertemu Makhluk bejat itu..." Ucapku hampir saja melepas semua yang ada di dalam benaknya tentang Ayah Naruto. Ia tidak mungkin mengatakan pada menantunya, jika sahabatnya itu memakai anaknya berkali-kali. Orang itu bahkan tidak pantas disebut manusia. Saat aku dan Fugaku mendengar anak buahku tentang hal itu, Fugaku hampir saja hilang kendali jika aku tidak berada disana. Aku pun saat itu berusaha menahan diriku. Mungkin aneh jika aku juga merasa seperti itu, karena aku menganggap Minato dan Kushina itu sebagai anakku. Jadi kurang lebih apa yang Fugaku rasa aku juga mengerti.
" Satu tahun Naruto berada disana ia mulai kehilangan kemampuan berjalannya karena beberapa hal yang dialaminya dibawah sana." Ucapku terlihat mikoto sedikit bingung.
"Setahun kemudian kedua kakinya sepenuhnya tidak bisa bergerak. Lalu... Kami kesana dengan membawa uang untuk melunasi hutang orang itu dan juga uang untuk membeli Naruto agar tidak kembali pada Ayahnya itu. Jangan tanya berapa yang kami berdua keluarkan untuk semua itu. Untuk beberapa orang termasuk Minato, itu jumlah uang yang tidak terhitung. Bagi kami... Naruto itu bukan sesuatu yang bisa dinilai oleh harta." Ucapku sambil menghela napas panjang, Lalu meminum minuman yang disediakan oleh pelayan, lalu meletakan cangkir minuman itu ketatakan kecil untuk gelas yang berada di meja.
" Minato bahkan pergi begitu saja setelah menerima uang dan menandatangani perjanjian untuk pergi jauh dan tidak mendekati Naruto." Ucap Fugaku melanjutkan seakan merebuat bagianku karena seenaknya bercerita saat ia ingin menceritakan semuanya pada istrinya. Aku memutar mata melihat sikapnya itu.
" Saat kami akan menjemput Naruto diruangannya kami perpapasan dengan seseorang yang mempunyai begitu banyak bercak merah di bajunya. Hal itu membuat kami waspada dan menangkap wanita tersebut, setelah mengetahui wanita itu baru saja keluar dari kamar Naruto." Ucap Fugaku kembali. Akupun kembali teringat bagai mana keadaan ruangan dan Naruto pada saat pertama kita bertemu. warna merah menjadi hiasan didinding ruangan tersebut, dan naruto yang tenggelam dalam laut merah yang berasal dari tubuhnya sendiri. Luka tusukan yang berada di setiap jengkal tubuhnya luka goresan dalam di kedua pipinya, dan sayatan dilehernya. Saat itu anak buahku dengan wajah tak karuan langsung membawa Naruto kedalam mobilnya menuju rumah sakit bersama seseorang yang entah siapa. Kami saat itu juga mengikutinya sampai kerumah sakit dan langsung membawa Naruto ke UGD. Itu adalah saat menegangkan kedua kalinya aku rasakan seperti saat menunggu Istriku melahirkan dulu.
"Kami membawanya kerumah sakit dan mendapatkan kabar bahwa selain kakinya suaranya juga akan menghilang. tapi setelah beberapa bulan setelah koma beberapa minggu Naruto biasa mengeluarkan suaranya walau hanya bisikan. Dokter juga mengatakan bahwa itu keajaiban, naruto bisa berbisik seperti sekarang ini." Ucap Fugaku sambil menatap MIkoto lalu menggenggam erat tangannya.
"Jadi... Ayo kita besarkan Naruto." LAnjut Fugaku dan disahutin anggukan diiringi isak tangis Mikoto. Astaga.... Kenapa aku harus melihat drama seperti ini di depanku... Rasanya tuh mau ga nyaman... Kulihat Fugaku tersenyum bejat padaku. Dasar anak sialan.
-
-
-
OMAKE
Ditempat berbeda
Kedua anak Uchiha yang sebenarnya cukup tua di panggil anak itu menyodorkan dua pilihan pada calon adiknya yang sedang duduk anteng di depan keduanya.
"Jadi yang mana Naru-chan?" Ucap Itachi selembut mungkin agar tidak menakutin adiknya tersebut.
"Jus tomat?" Ucap Sasuke langsung pada pilihannya dan meletakan jus tomat dihadapan Naruto.
" Eh... Adik pantat ayam bisa tidak untuk mendahului yang lebih tua?" Ucap Itachi.
" Aku tahu kamu sudah tua aniki, terlihat dari keriputmu itu." Ucap Sasuke mulai menggali lubang yang sempat digali oleh kakaknya tadi.
" Dango enak loh Naru-chan" Ucap Itachi tanpa menghiraukan kata-kata Sasuke tadi. Lalu meletakkan makanan itu dihadapan Naruto.
Naruto menatap bingung kedua orang yang terlihat hampir mirip itu. Naruto pun mulai mengambil dango dan mengunyahkan dengan lahap dan meminum jus tomat yang tersedia didepannya. Sedangkan Itachi dan Sasuke terlihat bingung saat Naruto menikmati apa yang ada dihadapannya. Lalu setelah semuanya habis Naruto tersenyum cerah pada keduanya. Sasuke yang melihat itu terdiam sedangkan Itachi mukanya terlihat memerah seperti tomat kesukaan Sasuke. Hanya saja Naruto tidak mengerti yang terjadi pada kedua nii-channya itu. Naruto hanya ingin mengisi perutnya yang lapar.
"Itachi, Sasuke, Naru-chan! Ayo masuk , sudah waktunya makan siang!" UcapMikoto dari dalam rumah. Lalu ketiganya pun masuk dengan naruto yang kembali di gendong Sasuke karena Itachi mungkin tidak akan bisa mengendalikan ekspresinya jika ia menggendong Naruto saat ini.
-
-
T
B
C
-
-
Akhirnya... Up lagi...
Doain ya biar semangat Up cerita ini sama cerita yang lainnya.
Udah niat mengen lanjut yang lainnya.
Moga ja bisa. Amiin
Btw gimana kabar semuanya? Moga semuanya sehat. Jangan lupa untuk jaga kesehatan ya...
jangan lupa untuk VoMentnya ya..
See you Next Up.
ZenoYuichi.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
