
Pun dengan manusia yang sedang berusaha memahami ‘keindahan’ Tuhan, perlu waktu yang lama serta perjalanan yang panjang. Makna keindahan di sini bukanlah keindahan yang dapat ditangkap dengan indra penglihatan. Ia menggambarkan rindu sebagai salah satu sisi religiositas insan.
Rindu adalah perjalanan mengurai waktu
Menjelma pertemuan demi pertemuan
Potongan lirik lagu Panji Sakti belakangan sering berseliweran di sosial media, terutama TikTok dan Instagram. Lagu itu melekat pada konten-konten dengan potret sahabat lama ataupun kekasih, bahkan quotes-quotes untuk hubungan jarak jauh. Saya pun pada awalnya juga turut mengira jika Kepada Noor adalah sebuah lagu yang bercerita tentang kerinduan terhadap makhluk.
Di suatu pagi, saya kembali mendengarkan kumpulan lagu Panji Sakti termasuk lagu Kepada Noor. Sekali lagi saya temukan lagu Panji Sakti yang indah, Tanpa Aku. Sampailah pada lirik bantu aku mencintai jalan pulang, demi bertemu dengan-Mu lumbung keabadian. Kecurigaan mulai menyeruak dalam hati sebab kemunculan frasa lumbung keabadian. Jangan-jangan selama ini Panji Sakti adalah penyanyi lagu religi!
Panji Sakti adalah salah satu musikus Indonesia yang mungkin awalnya nggak begitu dikenal, atau sebenarnya terkenal tapi wawasan saya saja yang kurang. Kamu tahu lagu Kasmaran yang dinyanyikan oleh Jaz? Penulis lagu tersebut adalah Panji Sakti. Panji Sakti memang lebih terkenal di Malaysia dan Singapura, sepertinya.
Di tulisan ini saya akan fokus membahas lirik lagu Kepada Noor. Kepada Noor sesungguhnya adalah judul puisi buatan Moch. Syarif Hidayat yang kemudian dialihwahanakan oleh Panji Sakti menjadi sebuah lagu. Lebih mudahnya, Panji membuat musikalisasi puisi yang enak didengar. Puisi Kepada Noor memiliki tiga versi, yaitu Kepada Noor (1), Kepada Noor (2), dan Kepada Noor (3). Versi ketiga inilah yang pada akhirnya dijadikan lagu oleh Panji. Syarif menciptakan puisi tersebut, kabarnya dipersembahkan untuk istri tercinta.
Mungkin ketika Panji Sakti memilih untuk memusikalisasi puisi itu, interpretasi maknanya juga sudah berubah. Saya berusaha mencari tahu lirik lagu Kepada Noor, namun tak kunjung menemukan dari situs resmi milik Panji. Jadi, saya akan membahas lirik lagu tersebut berdasarkan yang tertulis pada kebanyakan laman.
Seperti burung yang sedang membuat sarang
dari rumput dan ilalang
Kususuri setiap keindahan
di wajah-Mu kusematkan
Dalam bait tersebut Panji Sakti mengumpamakan dirinya sebagai seekor burung yang tengah membangun sarang. Makna sarang bagi seekor burung tentu saja sama seperti makna rumah untuk manusia: sebagai tempat tinggal, berlindung, bernaung, dan beristirahat. Pada larik selanjutnya Panji menegaskan bahwa burung-burung membuat sarang dari rumput-rumput dan ilalang. Bisa kita bayangkan bahwa burung tak akan mungkin bisa membawa rerumputan ataupun ilalang dalam satu waktu sekaligus, yang artinya sarang tak mungkin ‘jadi’ dalam waktu sekejap. Burung hanya mampu membawa ilalang atau rerumputan helai demi helai dengan kaki atau paruhnya.
Pun dengan manusia yang sedang berusaha memahami ‘keindahan’ Tuhan, perlu waktu yang lama serta perjalanan yang panjang. Makna keindahan di sini bukanlah keindahan yang dapat ditangkap dengan indra penglihatan. Keindahan di wajah-Mu, enklitik -Mu jelas merujuk pada Tuhan. Bukan berarti kepemilikan wajah pada Tuhan adalah wajah yang seperti makhluk: ada dua mata, hidung, alis, bibir. Mungkin saja wajah Tuhan berupa burung yang sedang membangun sarang atau bahkan serupa seorang ibu yang sedang memberi ASI kepada anaknya.
Kususuri setiap keindahan di wajah-Mu kusematkan, dapat kita pahami bahwa untuk memahami ‘keindahan’ Tuhan diperlukan proses. Sebab itulah dipilih kata kususuri. Makna leksikal dari menyusuri adalahmenuruti bagian tepi dari; menelusuri. Mungkin Panji melalui proses dan perjalanan yang lama untuk memahami Tuhan, mencari secara perlahan di ‘tepian’. Manusia memiliki keterbatasan pengetahuan, sehingga untuk memberi sebuah gelar indah pada segala hal tentang Tuhan harus melalui sabar yang panjang dan perlahan. Puisi Kepada Noor banyak menggunakan kata ganti orang pertama sebagai subjek, hal itu menandakan bahwa ‘aku’ sebagai persona sekaligus tokoh utama yang memiliki andil paling besar dalam menentukan pilihan keyakinan terhadap kuasa Tuhan.
Rindu adalah perjalanan mengurai waktu
Menjelma pertemuan demi pertemuan
Catatannya tertulis di langit malam
di telaga dan di ujung daun itu
Pada larik pertama bait kedua lirik lagu Kepada Noor, terdapat penegasan kembali bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan spiritual. Ia menggambarkan rindu sebagai salah satu sisi religiositas insan. Secara leksikal makan dari kata mengurai adalah menjadi lepas terbuka (tidak terikat dan sebagainya). Artinya untuk mencapai titik memahami dan menyaksikan keindahan wajah Tuhan, manusia perlu melalui proses menjadikan waktu sebagai satuan-satuan terkecil, lebih mudahnya berusaha untuk menjalani kehidupan dengan menghargai setiap detik hidup.
Menjelma pertemuan demi pertemuan, berarti dalam proses melewati hidup ini dapat dipastikan manusia akan bertemu banyak hal. Mungkin dalam satu waktu bertemu dengan ‘wajah Tuhan’ melalui setiap insan yang mampir dalam kehidupan. Catatannya tertulis di langit malam / di telaga / dan di ujung daun itu// berarti bahwa setiap hal yang dilalui dan dilakukan manusia dalam proses menuntaskan perjalanannya menuju Tuhan disaksikan oleh semesta. Lantas mengapa dipilih frasa di langit malam? Sebab malam adalah waktu saat manusia seharusnya berhenti beraktivitas, kebisingan pun tak sebanyak di waktu siang. Proses spiritualitas akan lebih menenangkan di saat malam hari tiba. Selain itu dalam keyakinan agama tertentu, malam adalah waktu paling mustajab untuk melesatkan doa. Bisa juga dimaknai bahwa rindu diwujudkan sebagai pertemuan manusia dengan Tuhan melalui ibadah-ibadah tertentu.
Rindu mengekal menyebut nama-Mu berulang-ulang
Rindu mengekal menyebut nama-Mu berulang-ulang
Rindu mengekal menyebut nama-Mu
Dalam bait ini hanya ada repetisi rindu mengekal menyebut nama-Mu berulang-ulang. Panji ingin menegaskan bahwa manusia sesungguhnya memiliki kebutuhan spiritual yang harus dipenuhi. Untuk menuangkan rasa rindu terhadap kehadiran Tuhan di hatinya, manusia sering kali menyebut Tuhan melalui zikir. Dari sini kita dapat memahami bahwa manusia seharusnya melakukan aktivitas bukan karena sebuah pamrih tertentu: sebab ingin masuk surga, sebab ingin doanya dikabulkan. Manusia beribadah sebab ada kebutuhan spiritualitas yang memang harus dipenuhi.
Sesuai dengan judulnya, lagu Kepada Noor ini diciptakan sebagai bentuk ‘kerinduan’ kepada pemilik cahaya paling besar, yaitu Tuhan. Sesuai prinsipnya, Panji menganggap bahwa lagu merupakan cara komunikasi paling efektif dengan Tuhan. Ya! Mungkin saja interpretasi saya berbeda dengan kalian, tak masalah. Makna tetaplah ada di kepala kita masing-masing.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
