
Pernahkah kamu bermimpi? Memimpikan orang yang sama beberapa kali yang bahkan kamu sama sekali belum pernah bertemu dengannya?
Jackson mengalaminya. Dia bermimpi bertemu dengan gadis dalam sebuah adegan sama berulang di setiap mimpinya.
Apakah ini yang dinamakan jodoh? Atau hanya bunga tidur biasa yang lumayan menghibur hati yang sedang sepi?
Tapi… tiba-tiba Jackson yang sedang konser di sebuah negara, bertemu seseorang yang mirip dengan gadis yang berada di dalam mimpinya. Jadi, apakah dia sebenarnya NYATA?
----BAB 10----
"Kamu yakin? Jika kita sudah melupakan seseorang, seharusnya membuat pribadi kita menjadi lebih baik bukan terpuruk seperti sekarang. Bahkan sekarang kamu membiarkan banyak wanita tidur di atas kasurmu." Jawab Adam membuyarkan lamunannya mencoba membuatnya paham perbedaan antara merelakan dan terpaksa melupakan.
"Aku yakin" Jawabnya singkat, sama sekali tidak ingin membahas mengenai Anna lagi. Adam menghela nafasnya kembali.
"Tapi penggemarmu tidak melihatnya seperti itu, kamu harus membersihkan namamu kembali. Aku sudah mengatur untukmu beberapa interview di Thailand, Filipina, dan Korea. Kamu harus mulai bersikap dewasa. Mungkin kamu bisa mengatakan bahwa kamu sudah ingin menikah dan sebagainya. Ceritakan mengenai kriteria istri masa depanmu dan rencanamu kedepan jika sudah berkeluarga." Adam mencoba menjelaskan. Jackson hanya memutar bola matanya karena penjelasan Adam yang begitu panjang.
"Terserah kamu saja, Hyung." Jawabnya malas. Adam tersenyum senang.
"Baiklah kalau begitu, aku akan menjadwalkan semuanya... Dan KAU... " Lanjutnya sambil menunjuk Jackson.
"Jangan ada lagi wanita dalam hidupmu untuk saat ini. Terutama yang hanya kamu manfaatkan untuk satu malam." Perintahnya.
‘Terlalu banyak perintah’ pikirnya. Jackson hanya mengangguk malas.
***
Setelah kembali dari Thailand dan Filipina mencoba menjelaskan mengenai 'rencana masa depanku' tibalah saat ini di Korea. Dengan jadwal 2 interview dengan 2 sahabat Jackson, Erik dan Hanna dalam program acara mereka masing-masing. Hari ini baru saja dia selesai syuting interview di studio Erik. Besok pagi lanjut lagi ke acara live streaming Hanna. Jackson dan Adam berjalan menuju parkiran mobil untuk dapat kembali ke apartemennya di Seoul.
"Hyung, setelah jadwal interview Hanna sudah tidak ada lagi kan?" Tanya Jackson malas.
Dia memang setuju menerima sesi interview mereka karena mereka sahabatnya. Selain mereka, dia akan SANGAT menolaknya dan Adam sudah tahu itu.
"Ya, kosong." Jawabnya singkat penuh senyum.
Tapi.... " Katanya mencoba melanjutkan.
"Setelah sesi interview dengan Hanna, kamu akan makan malam dengan salah satu penggemarmu yang memberikan pertanyaan menarik saat sesi Q&A sebagai hadiah untuk mereka."
"Hyuuung... Haruskah?" Jackson terlihat malas.
Bukan berarti dia tidak suka menjadi lebih dekat dengan penggemarnya hanya saja dia agak menutup diri kali ini karena Adam menyuruhnya untuk tidak melakukan hal-hal yang membuat citranya buruk, sehingga agak mempengaruhi kesehariannya. Adam hanya mengangguk.
"Percayalah, kamu akan menyukainya. Ini semua dilakukan demi reputasimu. Aku akan menjelaskan nanti di mobil." Jawab Adam saat memasuki mobil.
Adam menjelaskan bagaimana nanti sesi makan malam ini akan diliput langsung oleh Tim kreatif Hanna sebagai bentuk lanjutan dari acara Hanna. Jackson mengangguk mencoba memahami dan berharap ini segera berakhir.
***
Keesokan paginya, Adam dan Jackson sudah berada di studio Hanna sedang bersiap untuk acara interview.
"Halo, Jackson. Selamat datang kembali di acara Talk to Me bersamaku Hanna, bagaimana kabarmu?" Sapa Hanna padanya saat mulai interview. "Hai, Hanna. Baik sekali. Aku rindu berada disini dan berbincang denganmu." Balasnya sambil senyum ke arah Hanna dan penonton.
"Benarkah? Kami juga rindu padamu, Jackson. Kamu sibuk sekali belakangan ini. Terutama dengan perilisan Album barumu, 'Magician'." Kata Hanna, kemudian Jackson mengangguk.
"Ya Hanna… " Dia mulai menjelaskan panjang lebar mengenai Album barunya dan juga rencana World Tour Amerika dan Asia yang akan diadakan beberapa bulan lagi.
"Wow... Kamu benar-benar super sibuk. Selanjutnya Saya, mewakili para gadis cantik disini ingin bertanya kepadamu. Beberapa waktu lalu kamu menceritakan mengenai masa depanmu. Mulai dari rencana untuk menikah dan memiliki anak. Apa kriteria wanita yang bisa menjadi istrimu?" Tanya Hanna yang disambut riuhan tepuk tangan dari para penonton di studio.
"Kriteria istri idamanku, Hanna?" Tanya Jackson kembali yang dijawab dengan anggukan oleh Hanna.
"Tidak ada kriteria khusus untukku. Selama dia bisa mencintaiku APA ADANYA." Jawabnya singkat sambil tersenyum. Disambut kembali dengan riuhan tepuk tangan para penonton.
"Jackson, kamu membuka peluang kepada kami semua untuk bisa memilikimu." Kata Hanna histeris. Semua penonton juga kembali ikut histeris mendengarnya. Jackson hanya tersenyum.
"Baiklah teman-teman wanitaku yang cantik, harap tenang. Sekarang kita masuk ke sesi Q&A. Untuk kali ini sangat spesial, karena... Jackson akan memilih salah satu dari penanya yang ada di studio untuk menemaninya makan malam hari ini di salah satu restoran Michelin di Seoul. Benar begitu, Jackson?" Jelas Hanna sambil bertanya padanya dan dijawab dengan anggukkan. Membuat penonton wanita menjadi semakin histeris.
"Baiklah, siapa yang ingin bertanya?" Tanya Hanna, hampir seluruh penonton wanita mengacungkan tangan untuk bertanya.
Kemudian Hanna memilih hingga 4 penonton untuk bertanya yang langsung dijawab ringan namun berhasil meluluhkan hati semua penanya. Hanna melanjutkan lagi sesi tanya jawab untuk penonton terakhir.
"Baiklah untuk penanya terakhir, silahkan wanita cantik yang berada di belakang cameramen." Info Hanna.
Semua mata dan kamera kemudian tertuju kepada seorang wanita berkulit sawo matang yang sedikit berisi dengan rambut hitam terurai dan berpenampilan sederhana tersebut.
"Halo, saya Anna, saya ingin bertanya kepada Jackson." Penanya kelima mulai memperkenalkan dirinya. Berbeda dengan empat penanya sebelumnya yang menggunakan Bahasa korea, kali ini dia menggunakan Bahasa inggris saat bertanya.
Suaranya mirip sekali dengan Anna, dan nama si penanya juga Anna? Jackson mulai mencari dan mencoba melihat lebih jelas pemilik suara tersebut. Matanya mulai membelalak, dia segera bangkit dari sofa tempatnya duduk.
'Anna?'
"Apa yang ingin anda tanyakan, Anna?" Tanya Hanna, sempat kaget karena melihat Jackson berdiri tiba-tiba, namun mencoba untuk mengambil alih perhatian para penonton lagi dengan bertanya kepada penanya kelima.
"Ya Hanna, terima kasih... Jack... Son, bagaimana kabarmu? Apa kamu baik-baik saja? Apakah kamu masih tersesat?" Tanya Anna dengan suara sedikit bergetar menahan tangis.
Perasaan Jackson tiba-tiba aneh, seharusnya Anna hanyalah gadis yang muncul dalam mimpinya, seharusnya Anna tidak nyata. Tapi melihatnya sekarang berdiri dihadapan justru membuatnya menjadi sedih dan merindukannya. Dapat dia rasakan matanya sedikit berkaca-kaca saat menatap lekat gadis itu, begitu pula sebaliknya.
‘Apa tanyanya tadi? Tersesat?’ Jackson tersenyum mengingat bagaimana dia tersesat di taman waktu itu dan Anna menolongnya, yang ternyata itu bukanlah mimpi melainkan nyata. Nyata kalau mereka berdua pernah bertemu. Bahwa Anna tidak hanya muncul di mimpinya melainkan di dunia nyata.
"Anna, bisa kamu naik ke atas panggung sebelum Jackson menjawab?" Tanya Hanna buru-buru karena sudah melihat interaksi yang tidak biasa dari keduanya.
Pelan-pelan Anna menaiki panggung. Mereka bertiga akhirnya duduk kembali. Jackson langsung memegang tangan Anna yang sudah duduk di sampingnya. Semua penonton terdengar histeris dengan perlakuan romantisnya. Mungkin mereka mengira ini hanya acting, namun mereka tidak tahu yang sebenarnya.
----BAB 11----
"Bagaimana menurutmu?" Tanya Jackson lembut sambil memegang tangan dan menatapnya.
"Aku... Tak tahu." Jawab Anna hampir terisak.
Jackson tak kuasa menahan dirinya, langsung memeluk Anna dihadapan semua orang. Semua yang melihat dan masih berpikir bahwa ini adalah akting hanya teriak histeris dan malu-malu.
"Anna, aku rindu sekali padamu." Bisik Jackson ditelinganya.
Anna menitikkan air mata sambil mengangguk. Tak lama mereka melepas pelukan masing-masing, Jackson menghapus air mata yang masih tersisa di pipi Anna. Kemudian melanjutkan acaranya.
"Anna, aku akan menjawabnya jika kamu mau makan malam denganku. Apakah kamu mau?" Tanya Jackson kepadanya Kembali ke dalam script acara. Semua orang bersorak gembira dan iri. Anna hanya mengangguk dan menangis lagi. Jackson kembali memeluknya.
"Oke Jackson, jadi dia adalah wanita yang kamu pilih untuk menemanimu makan malam hari ini?" Tanya Hanna mempertegas.
"Ya" Jawabnya singkat sambil mengangguk.
"Dengan telah dipilihnya wanita yang akan menemani Jackson makan malam hari ini, maka berakhir pula perjumpaan kita kali ini, saya Hanna dalam Talk To Me. Sampai jumpa minggu depan." Hanna menutup acaranya dengan sukses.
Setelah berpamitan dengan Hanna, Jackson langsung menarik Anna meninggalkan studio menuju mobilnya. Menghiraukan semua orang yang memandang mereka.
Dia langsung memeluk Anna kembali Ketika sudah berada di dalam mobil.
"Jack... Sakit." Kata Anna tiba-tiba.
Ternyata Jackson telah memeluknya terlalu erat, masih penuh senyum pria itu langsung melepaskan pelukannya yang sebenarnya sama sekali tidak ingin dipisahkan.
"Anna... Aku tidak baik-baik saja tanpamu. Tentu saja aku masih tersesat." Jawab Jackson atas pertanyaan yang dilontarkan Anna di acara Hanna tadi.
Mobil sudah melaju meninggalkan studio menuju apartemen.
"Maafkan aku, Jack. Setelah malam di Monas itu, aku tahu bahwa pertemuan kita adalah suatu kesalahan. Aku dan Adam sepakat untuk membuatmu lupa padaku." Anna mencoba untuk menjelaskan kejadian empat tahun lalu saat di Indonesia.
Jackson mencoba mengingat kembali dengan kejadian di Monas. Namun seberapa kerasnya dia mencoba mengingat, masih tetap tidak bisa ingat. Dan Adam? Kesepakatan apa yang dimaksud Anna? Adam sendiri mengatakan bahwa Anna hanyalah khayalannya.
"Anna, apa yang aku katakan padamu malam itu? Dan apa maksudnya dengan kesepakatan yang telah kamu dan Adam buat?" Tanyanya serius karena benar-benar tidak ingat dengan hal yang telah terjadi.
"Kamu tidak ingat?" Tanya Anna berbalik. Jackson hanya bisa menggeleng karena bingung. Anna menghela nafas.
"Seharusnya memang aku tidak perlu menanggapimu saat kamu mabuk. Bahkan mungkin kamu lupa juga dengan semua yang kamu ucapkan malam itu."
"Kamu bersikeras berkata kepadaku akan meninggalkan kariermu untuk bisa bersamaku. Aku tidak mau kamu melakukan itu. Bukan itu yang kumau darimu." Jelas Anna.
“Bagaimana dengan kesepakatan dengan Adam?”
“Aku dan Adam, kami sama-sama tidak ingin menghancurkan kariermu. Aku terutama tidak ingin menjadi penyebab kariermu hancur dengan alasan kamu hanya ingin bersamaku.”
"Lalu... Apa yang kamu ingin aku lakukan namun masih bisa memilikimu?" Tanya Jackson sambil memegang jemari lembutnya.
"Tidak ada... Aku, tidak tahu." Jawabnya bingung. Setelah datang sejauh ini bahkan dia tidak tahu bagaimana dengan perasaannya.
"Anna… Bagaimana kamu bisa sampai ke Seoul? Darimana kamu tahu bahwa aku akan ada Live Streaming di acara itu?" Tanya Jackson penasaran.
"Adam, dan... Orang tuamu." Jawab Anna ragu.
"Adam dan orang tuaku? Apa maksudnya?" Jackson masih penasaran, lebih penasaran lagi ketika orang tuanya juga turut campur masalah ini. Seharusnya mereka belum mengetahuinya karena dia tidak pernah menceritakannya kepada siapapun kecuali Adam.
"Cerita yang sangat panjang, kamu bisa bertanya langsung kepada Adam." Jelas Anna sambil mengangguk.
Baiklah kalau begitu, sepertinya Jackson memang harus bertanya kepada Adam secara detail sekaligus membuat perhitungan dengannya.
“Tapi, tolong kamu jangan salahkan Adam. Aku yang menyetujui kesepakatan itu untuk kebaikanmu.” Lanjutnya lagi.
Jackson hanya bisa mengangguk pasrah dan memeluknya. Setidaknya Anna sudah berada disisinya sekarang. Mobil sudah masuk kedalam parkir basement apartemen, mereka langsung menaiki lift menuju lantai 35.
"Ini dimana Jack?" Tanya Anna.
"Ini apartemenku."
Mereka memasuki unit apartemen Jackson dan duduk di sofa putih di ruang santai, meski sudah duduk di sofa namun mata Anna melakukan tour pribadi menjelajah apartemen tersebut.
"Kamu suka?" Tanya Jackson saat mata mereka bertemu.
"Haruskah?" Tanya Anna.
"Apakah selalu sepi seperti ini, Jack?"
"Aku hanya tinggal sendiri disini dan Adam tinggal di lantai 10 apartemen ini. Apartemenku tidak akan sepi lagi jika kamu sudah tinggal disini."
"Apa maksudmu?" Tanya Anna bingung. Jackson pun menjadi semakin bingung.
"Apa kamu mau pergi lagi dari hidupku?" Tanya Jackson penasaran. Dia berharap Anna berkata tidak.
"Aku... belum tahu." Jawabnya sambil menunduk.
"Anna… Maukah kamu bersamaku.. Untuk selamanya?" Tanya pria itu sambil mengecup punggung lengannya.
"Jack!" Anna kesal karena Jackson mencium tangannya.
"Apa kamu tidak nyaman denganku? Apa kamu tidak suka jika aku menciummu?" Tanya Jackson ikut kesal namun mencoba untuk menahannya.
Terlihat Anna sedikit tersentak karena nada bicara pria itu dan memalingkan mukanya.
"Aku... mencoba untuk menjaganya." Kata Anna dengan suara kecil yang nyaris tak terdengar.
"Hingga Aku menikah nanti." Lanjutnya sambil menatap Jackson.
***
Terdengar suara seseorang sedang mencoba membuka pintu apartemen Jackson. Tak lama kemudian Adam masuk ke dalam unit dan menghampiri Jackson dan Anna yang sedang berbincang.
"Jackson... Anna... " Sapa Adam sambil tersenyum yang disambut senyuman kembali oleh Anna.
"Hai Adam." Sapa Anna.
"Anna, kamu sudah siap?" Tanya Adam. Yang dijawab anggukan oleh Anna.
"Jack, aku pergi dulu. Sampai jumpa nanti malam." Anna bangun dari sofa dan bersiap meninggalkan pria itu.
"Tunggu... apa maksudnya ini?" Tanya Jackson tiba-tiba karena bingung. Anna dan Adam kemudian diam dan berbalik melihatnya.
"Jackson, apa kamu tidak ingat? Anna akan diliput seharian ini oleh tim kreatif Hanna hingga selesai acara makan malam kalian." Adam mencoba menjelaskan.
Jackson langsung mengingatnya kembali, mereka berdua akan mengadakan makan malam romantis hari ini. Tapi ada skenario yang ingin dia ubah.
"Sebentar, aku telepon Hanna dahulu. Hyung, berikan ponselku." Katanya.
Jackson langsung menghubungi Hanna dan menjelaskan mengenai idenya yang ternyata disetujui sahabatnya itu namun dia akan mencoba koordinasi ulang dengan tim kreatifnya terlebih dahulu. Adam dan Anna menatapnya setelah mengetahui ide tersebut.
"Apa kamu yakin?" Tanya Anna sambil menoleh kearah Jackson dan Adam. Setelah berpikir agak lama, Adam pun menyetujuinya.
"Aku setuju dengan idemu, ini akan menjadi makan malam impian para gadis jika kamu melakukan itu." Jackson tersenyum mendengarnya. Tak lama Hanna menghubunginya kembali dan konfirmasi ulang bahwa ide tersebut bisa digunakan. Syuting akan dimulai 1 jam lagi dengan tim kreatif Hanna dan team J.
----BAB 12----
Mereka semua langsung ke lokasi syuting untuk bersiap. Begitu tiba, Jackson langsung berkoordinasi dengan team J dan tim kreatif Hanna atas idenya, agar terlihat sangat natural.
Dia melihat Anna yang masih berada di dalam mobil sedang dibujuk oleh salah satu team J untuk bersiap namun tidak mau keluar. Jackson langsung berhenti memberikan arahan kepada tim dan menghampirinya.
"Kai, biar aku saja... Tolong kamu persiapkan semua dahulu." Kata Jackson kepada Kai, salah satu anggota team J yang sedang membujuk Anna.
Kai langsung beranjak pergi mempersiapkan keparluan untuk Anna. Anna duduk dengan gugup dan tidak tenang. Jackson masuk ke dalam mobil dan menutup pintunya rapat-rapat untuk berbicara dengan gadis itu.
"Ada apa?" Tanyanya lembut sambil memegang tangannya.
"Aku... Sepertinya aku tidak bisa melakukan ini, Jack. Aku takut." Katanya mulai panik dan gugup.
"Pulangkan saja aku ke negaraku." Katanya lagi.
Jackson langsung menggeleng. Dia tidak akan membiarkannya pergi lagi. Anna harus berada disisinya, untuk itu dia mencoba kembali untuk menenangkannya.
"Anna, untuk itulah aku mengatur ini semua. Agar aku bisa berada di sampingmu selama syuting. Kamu hanya harus bersikap seperti biasanya." Jelas Jackson perlahan. Namun Anna masih terlihat gugup.
"Lihat aku." Perlahan Anna menatapnya.
"Jika kamu gugup dan takut, teruslah melihatku. Sehingga kamu tidak melihat orang lain disekitarmu kecuali Aku. Apa kau bisa melakukannya?" Jelasnya lagi. Dengan ragu, Anna mengangguk.
"Aku akan coba. " Jackson membelai rambutnya lembut sambil tersenyum.
"Kalau begitu, ayo bersiap... Kai adalah team J yang akan membantumu." Anna kembali mengangguk.
Akhirnya Jackson berhasil membuatnya keluar mobil dan mengiringinya menuju ke arah Kai agar Anna dapat bersiap.
"Tolong perlakukan dia dengan baik... Dia adalah calon kakak iparmu." Bisik Jackson pelan kepada Kai dengan bahasa Mandarin agar tidak ada yang mendengar. Kai yang mendengar membelalakkan matanya namun dengan cepat mengangguk.
"Anna, aku akan menemuimu kembali setelah selesai memberikan pengarahan kepada team. Kai akan menemanimu." Ucapnya yang dibalas anggukan oleh Anna sambil malu-malu duduk di kursi yang telah disiapkan oleh Kai dan mulai dirias.
***
Syuting Acara makan malam romantis antara Jackson dengan Anna untuk Talkshow Hanna berjalan lancar. Anna banyak tersenyum dan tertawa hari ini. Hal yang paling dirindukan selama ini oleh Jackson. Mereka langsung memasuki mobil dan melaju menuju apartemen.
"Ah, aku lupa mengembalikan gaun ini." Kata Anna tiba-tiba sambil menjepit helai gaun dengan kedua tangannya.
"Mengembalikan kepada siapa?" Jackson masih memperhatikan betapa cantiknya Anna saat memakai gaun biru tersebut.
"Kepada Kai, bukankah baju ini hanya dipinjamkan saja padaku khusus untuk syuting acara makan malam tadi? Kita kembali lagi ke lokasi, Jack. Aku tidak enak jika tidak mengembalikannya." Pinta Anna sedikit manja. Jackson hanya tersenyum melihat tingkahnya.
"Anna, baju ini aku sengaja belikan untukmu. Jadi baju ini adalah milikmu, bukan milik siapapun. Kamu bisa menyimpannya." Jawab pria itu sambil melepas jas biru yang senada dengan gaun Anna.
"Kenapa aku selalu merepotkanmu? Lagipula aku tidak mungkin memakai pakaian seperti ini. Ini terlalu mewah untukku." Kata Anna sambil mengernyitkan dahi dan menggigit bibir bawahnya melihat kembali gaun yang ia kenakan.
"Aku ingin membelikannya untukmu. Itu saja, dan kamu sangat cantik menggunakan gaun itu." Jackson lanjut melepas kancing kerah baju dan kedua lengannya agar lebih nyaman.
"Jack, coba kamu lihat ini… ini... dan ini... Banyak sekali belahannya." Kata Anna mencoba menjelaskan sambil memperlihatkan semua belahan gaun yang dia maksud, membuat pupil mata pria yang berada di sampingnya membesar dan jantungnya berdegup kencang.
"ANNA. " Ucap Jackson agak keras sambil memberikan jas biru dan mencoba menutupi semua belahan gaun yang mengusik akal sehatnya.
"Apa kamu bermaksud menggodaku?" Dia menatap mata gadis itu lekat dengan jarak yang begitu dekat.
Dengan jarak sedekat ini seharusnya mudah baginya untuk menyentuhkan kedua bibir mereka, jika Anna mengijinkan. Namun dia tahu jawaban apa yang akan gadis itu berikan.
Dengan sedikit bingung dan mencoba memahami yang pria itu katakan, Anna langsung meraih jas tersebut dan menutupi dirinya sendiri.
"Tidak." Jawabnya sambil memalingkan mukanya ke jalan karena malu dengan perbuatan polosnya tadi.
"Aku tahu itu." Jackson kembali menjauhkan wajahnya.
"Maaf, ini salahku. Seharusnya kamu langsung mengganti gaunmu dengan pakaian yang lebih nyaman." Dia langsung mengetikkan pesan kepada salah satu Team J yang sedang tidak bertugas syuting tadi.
Tiga puluh menit kemudian, mereka sudah tiba di area parkir basement apartemen. Langsung menaiki lift ke lantai 35.
Di ruang santai apartemen terlihat ada beberapa paperbag dengan brand ternama yang sebagian besar menjadikan penyanyi itu Brand Ambassadornya. Anna kaget melihat begitu banyak paperbag tersebut.
"Jack, ini apa? Banyak sekali, Kamu habis berbelanja?" Tanyanya sambil mengelilingi paperbag yang berada di depannya.
"Itu semua untukmu." Anna terlihat bingung.
"Untukku? Boleh kulihat isinya?" Tanyanya, Jackson mengangguk sambil duduk di sofa putih memperhatikan dirinya yang sedang mengintip satu persatu paperbag yang berada di atas meja.
Anna duduk di samping Jackson sambil mengambil salah satu paperbag terdekat untuk melihat isinya. Terlihat wajahnya langsung memerah begitu tangannya mulai memeriksa salah satu isi di dalam paperbag tersebut. Dengan cepat ditaruhnya kembali paperbag tersebut disamping sofa.
‘Memang apa isinya hingga membuat wajahnya semerah itu?’ Jackson tampak bingung dengan sikap canggung gadis itu.
Anna mengecek kembali isi paperbag lainnya, yang ternyata berisi kaos dan celana santai untuk sehari-hari. Dia mengeluarkan pakaian dari paperbag untuk dapat diganti langsung malam ini. Anna langsung masuk ke kamar mandi untuk berganti pakaian.
Jackson yang penasaran, iseng melihat paperbag yang membuat wajah Anna begitu merah saat gadis itu sudah masuk ke dalam kamar mandi. Saat dia melihatnya, wajahnya pun menjadi merah. Ternyata paperbag tersebut berisi pakaian dalam wanita. Langsung cepat-cepat dia mengembalikan lagi ke tempatnya dan mencoba bersikap normal namun masih dengan wajah yang masih memerah.
‘Mengapa aku jadi semalu ini? Seharusnya aku sudah biasa melihat hal seperti ini. Apa mungkin ini karena Anna?’
Tak lama Anna keluar dari kamar mandi dan telah mengganti gaun biru dengan baju barunya sambil membawa gaun yang telah dipakainya.
"Terima kasih, Jack. Aku menyukainya." Kata Anna.
Saat ini dia sedang mengenakan Oversize T shirt berwarna hijau muda dan celana panjang dengan warna lebih tua. Jackson mengangguk dan memalingkan wajah mencoba menutupi wajahnya yang masih kemerahan.
Anna membereskan semua paperbag yang berada di atas meja. Memasukkan semua pakaian dan celana menjadi satu paperbag besar tapi paperbag pakaian dalam tidak diutak atik olehnya.
Tak lama, Anna sudah bersiap untuk pergi, membuat Jackson tersadar dengan adegan yang sedang berlangsung didepannya.
"Kamu mau kemana?" Dia berdiri menghampiri Anna sambil meraih lengan gadis itu untuk mencegahnya pergi kemanapun.
"Aku... Mau kembali ke penginapan yang telah disewakan oleh Adam." Jawabnya santai.
Jackson mengerutkan dahi tidak mengerti dengan semua ini.
"Apa maksudmu? Kamu tidak boleh kemanapun. Kamu akan tinggal disini bersamaku." Ucapnya sambil menggendong Anna ala bridal style dan membawanya ke kamar.
--00--
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
