
"Aku bukan istrimu!!!" jerit Beby dalam hati, begitu frustrasi saat Sean hendak mencium bibirnya.
Beby tak menyangka jiwanya bisa terjebak di dalam tubuh seorang artis terkenal, yang sialnya memiliki seorang suami yang sangat tampan dan menggoda bernama Sean. Beby menyukai pria itu, tapi disatu sisi ia bukan istrinya. Akankah Beby menjadi seorang pelakor yang meminjam tubuh istri sah? atau Beby memilih menghindari Sean yang merupakan suami dari tubuh yang ia pakai saat ini?
Part 1
"Tega kamu, selingkuhin aku!" ujar Beby dengan nada tinggi hingga orang-orang yang sedang menyantap bakso mengalihkan pandangannya ke arah gadis dua puluh lima tahun itu.
Dua sosok yang Beby kenal tampak terkejut, tak menyangka kalau perselingkuhan mereka ketahuan.
"Aku bisa jelasin," ujar Rendy bangkit dari kursinya.
"Jelasin apa lagi sih?" tanya Beby terlanjur emosi.
"Semuanya udah jelas, kalian berdua selingkuh!"
Orang-orang yang ada di warung bakso itu cepat-cepat mengeluarkan ponsel mereka masing-masing, mumpung ada drama gratis, siapa tahu fyp.
"Aku sama Eva nggak ada hubungan apa-apa, kita berdua cuma temen aja," ujar Rendy berusaha menjelaskan.
Beby berdecih sinis. "Cuma temen tapi kok tidur bareng," sindir Beby sakit hati.
"Kamu kata siapa? Itu fitnah," ujar Rendy.
"Tuh! selingkuhan kamu yang ngirim foto ke aku," ujar Beby seraya menunjuk wajah menyebalkan Eva yang tampak puas, karena rencananya berhasil dengan sempurna.
Rendy mengalihkan pandangannya ke arah Eva. "Lo kan udah janji nggak akan ngasih tahu Beby," ujar Rendy geram.
"Sekarang udah jelaskan kalo kamu selingkuh! Jadi mulai detik ini kita putus!" Beby pergi meninggalkan warung bakso dengan linangan air mata. Ia pikir Rendy adalah pria baik-baik, satu-satunya orang yang bisa ia percaya, tapi kenyataannya dia justru jadi pria yang paling membuatnya terluka.
Beby berjalan dengan linglung menyusuri trotoar. Tatapan matanya tampak kosong. Dadanya berdenyut nyeri.
"Kenapa aku sampe diselingkuhi? Apa karena aku kurang cantik?" ujar Beby yang melihat pantulan bayangan dirinya di kaca jendela sebuah mobil yang terparkir dipinggir jalan.
Beby memiliki tubuh pendek, kulitnya kuning Langsat dan memiliki rambut coklat bergelombang. Beby merasa wajahnya tidak secantik teman-temannya, padahal sebenarnya Beby memiliki paras yang manis tanpa ia sadari.
"Ya Allah aku pengen ngerasain jadi cewek cantik," ujar Beby terisak sedih, merasa iri melihat paras cantik Eva, cewek yang merebut pacarnya.
"Rendy brengsek!"
"Bajingan!"
"Babi!"
"Anjing!"
"Kutu loncat!"
"Eh! Kok kutu loncat?" Beby bertanya pada dirinya sendiri, kenapa tiba-tiba ia mengatai Rendy kutu loncat. Namun ia sadar kalau Rendy memang pantas diberi julukan kutu loncat karena mudah sekali loncat ke wanita lain. Detik itu pula Beby mengangguk.
Betapa bodohnya Beby sampai ia begitu percaya dengan Rendy. Satu minggu yang lalu pria itu bilang kalau ia hendak pergi keluar kota karena urusan pekerjaan. Beby yang berencana merayakan ulang tahunnya bersama Randy, akhirnya merelakan sang pacar pergi. Toh, karena urusan pekerjaan. Beby tidak mau hanya karena ingin merayakan ulang tahun bersama pacarnya ia sampai mengekang sang pacar pergi. Beby bukan gadis egois.
Namun, beberapa menit yang lalu Eva mengiriminya alamat dirinya dan Rendy berada saat ini dan juga beberapa foto. Salah satunya foto Eva dan Rendy tengah tiduran di atas ranjang tanpa baju, hanya tertutup selimut. Selebihnya foto kebersamaan Rendy yang merayakan ulang tahun Eva yang kebetulan sama dengan ulang tahunnya. Dengan kata lain Rendy memilih merayakan ulang tahun Eva sang selingkuhan dibandingkan dengan dirinya.
Tadi juga Beby menanyakan keberadaan Rendy, tapi katanya ia belum pulang dari luar kota. Benar-benar penipu ulung.
Dengan tergesa-gesa Beby mengantarkan buket bunga pesanan pelanggan hingga ia kena amukan, lantaran bunga pesanannya terjatuh dan rusak. Beby meminta maaf berulang kali. Akhirnya Beby menelpon kakaknya untuk membuatkan buket bunga lagi dan mengantarkannya ke rumah sang pelanggan yang marah sebagai ganti rugi.
Setelah masalahnya selesai. Beby langsung menghampiri keberadaan Rendy dan Eva di warung bakso.
"Harusnya tadi aku siram aja mereka berdua pake kuah bakso," sesal Beby dengan suara sengau sementara tangannya menghapus ingus yang mengalir di hidungnya.
"Sama sambel juga sekalian, biar tau rasa," ujar Beby penuh emosi.
"Lebih bagus lagi kalo kena mata." Tanpa sadar Beby turun dari trotoar dan berjalan di jalan raya.
"Awas mbak!" Seseorang berteriak kencang.
Beby menoleh ke belakang.
Brak!
Tubuh Beby terpental setelah diserempet sepeda motor dan jatuh ke selokan yang ada di sampingnya.
Beby tertawa miris, sungguh sial nasibnya hari ini. Dimarahi pelanggan, mendapati pacarnya berselingkuh dan kini terserempet motor dan masuk selokan yang bau.
Suara orang-orang terdengar riuh mengerubungi Beby, namun tidak ada yang berniat menolong gadis itu yang kini berbau menyengat.
Diantara kesadaran yang mulai menipis, tiba-tiba Beby merasa tubuhnya terangkat dan aroma maskulin menyeruak masuk ke dalam rongga hidungnya sebelum kegelapan menguasai dirinya dengan sempurna.
***
Beby meringis merasa kepalanya sangat berat dan sakit. Suara-suara ribut terdengar samar di dekatnya. Perlahan-lahan Beby membuka matanya meski terasa sangat berat. Cahaya terang menyeruak masuk hingga Beby mengedipkan matanya berkali-kali.
"Dok! Dokter!" Suara seorang wanita terdengar nyaring dan disusul langkah kaki beberapa orang.
Beby membuka matanya dan melihat di sekelilingnya, ia mendapati wajah orang-orang yang tidak dikenalnya dengan tatapan linglung.
Seorang wanita yang berurai air mata memegang tangannya dengan erat.
"Maafin aku, ini semua salahku yang kurang teliti," ujar wanita yang tidak Beby kenal itu.
"Maaf, tapi mbak siapa ya?" tanya Beby dengan kening berkerut. Ia tidak mengenal wanita itu, tapi kenapa wanita itu sampai menangisinya.
Wanita itu menatap Beby dengan tatapan tak percaya. Raut khawatir tercetak jelas di wajah wanita itu.
"Ini aku Nita, manajer kamu," ujar Nita.
"Nita? Manajer?" Kening Beby semakin berkerut dalam.
Cepat-cepat Beby menolehkan kepalanya menatap ke sekelilingnya mencari kamera, siapa tahu ia sedang berada di lokasi syuting.
"Maaf, tapi aku nggak kenal mbak," ujar Beby sesopan mungkin, pasalnya wanita di depannya tampak lebih dewasa dibandingkan dengan dirinya.
Nita menoleh ke arah dokter yang ada di sana.
"Kalau boleh saya tahu nama anda siapa?" tanya pria berjas putih di sampingnya.
"Beby Sabrina," sahut Beby.
Wanita bernama Nita itu semakin khawatir dan mencoba menghubungi seseorang melalui ponselnya.
"Ini tahun berapa?" tanya dokter lagi.
"Dua ribu dua puluh dua," sahut Beby dengan polosnya.
"Apa yang terjadi terakhir kali sebelum anda kecelakaan?"
"Aku mergoki pacarku selingkuh sama temennya, dia tega ngelakuin itu di saat aku berharap dia lamar aku," sahut Beby jujur sambil terisak.
"Itu cuma akting Aura, itu nggak nyata," ujar Nita yang menjelaskan kalau kejadian itu hanya sebuah adegan dalam sinetron yang dibintanginya.
"Namaku bukan Aura, tapi Beby," sahut Beby seraya menghapus air matanya.
"Aura please, jangan becanda, nggak lucu tahu," ujar Nita tampak frustrasi. Dia mengira kalau Aura sedang menjahilinya dengan berakting menjadi orang lain.
"Tapi aku nggak becanda, namaku emang Beby, umurku dua puluh lima tahun dan keluargaku penjual bunga, aku juga nggak punya manajer," sahut Beby dengan lancarnya.
Nita menggelengkan kepalanya. "Nama kamu Aura Titania, umur tiga puluh satu tahun, kamu artis dan istri pengusaha sukses," ujar Nita mengoreksi.
"Hah?" Mendadak kepala Beby berdenyut nyeri.
Dokter mengalihkan pandangannya ke arah Nita. "Mari kita bicara di luar," ujar dokter tersebut.
"Gimana dok keadaan Aura? Kenapa dia menganggap adegan aktingnya seperti nyata?" tanya Nita sesampainya di luar.
Pasalnya Aura sebelum kecelakaan itu terjadi. Aura sedang berakting memerankan tokoh Luna sang pemeran protagonis. Saat itu dalam adegan, Aura sedang memergoki suaminya sedang berselingkuh dengan sekretarisnya. Lalu Aura menyebrang jalan dan tertabrak mobil. Namun, karena rem blong akhirnya mobil yang bertugas pura-pura menabrak Aura jadi menabrak sungguhan. Segera sutradara dan para kru panik dan membawa Aura yang tak sadarkan diri ke rumah sakit.
"Maaf sebelumnya, tapi saya juga kurang tahu. Kejadian ini baru pertama kali saya temui. Mungkin saja akibat benturan cukup keras di bagian kepalanya, saya permisi," ujar dokter yang sama bingungnya.
"Silakan dok," sahut Nita.
Wanita itu kembali mengutak-atik ponselnya, berusaha menghubungi seseorang. "Sean, kenapa kamu nggak angkat telpon dari aku?"
"Ada apa?"
"Aura..."
"Aura kenapa? Kamu kok panik begitu?" tanya pria dari seberang sana yang jadi ikut panik.
"Aura kecelakaan di lokasi syuting pas adegan tabrakan."
"Sekarang Aura dirawat di rumah sakit mana?"
"Rumah sakit Permata Indah, kesini cepetan," ujar Nita.
"Iya."
Tut!
Nita menarik nafas dalam-dalam lalu mengembuskannya dengan perlahan-lahan sebelum masuk ke dalam kamar rawat VVIP tempat artisnya berada.
Saat masuk ke dalam ia mendapati Aura, sang artis sudah tertidur dengan pulas. Nita berharap artisnya kembali normal setelah bangun nanti.
***
Part 2
Beby merasa nyaman saat ada tangan besar yang mengelus kepalanya dengan lembut. Ia membuka matanya perlahan dan mendapati wajah pria tampan yang tersenyum lembut dengan jarak begitu dekat.
"Masya Allah, ganteng banget," ujar Beby lirih yang mengira kalau ia sedang mimpi indah.
Sean tersenyum karena mendapat pujian dari sang istri.
"Makasih sayang," ujar Sean lalu mengecup bibir Beby lembut. Sontak Beby melotot dan bangun saat merasa ciuman dari pria tampan itu begitu nyata, dia juga mendorong dada Sean dengan kencang.
"Ini nyata?!" pekik Beby terkejut.
Sebelah alis Sean terangkat.
"Iya, kalo kamu nggak percaya aku cium lagi buat buktiin," ujar Sean menggoda.
Beby syok. Ia mencubit tangannya dengan kencang. Memastikan lagi kalau apa yang ia lihat bukanlah mimpi.
"Aww!" pekiknya kencang.
"Ini nyata sayang," ujar Sean lalu merangkum wajah Beby dengan tangannya.
"Tunggu bentar!" Beby melepaskan tangan Sean dari pipinya dan menggeser tubuhnya menjauh dari pria tampan itu.
"Kamu siapa?" tanya Beby kebingungan. Hari ini ia merasa sangat aneh, setelah bangun dari pingsan ia langsung dikelilingi oleh orang yang tidak ia kenal. Dan sejak kapan ia punya pacar setampan dia. Pria itu juga terlihat lebih dewasa darinya.
"Masa kamu lupa sama suami sendiri?" Sean berujar dengan nada lembut.
"SU-SUAMI?!" teriak Beby syok berat.
Tiba-tiba Beby teringat dengan novel yang tadi malam ia baca, novel itu menceritakan tentang seseorang yang kecelakaan dan hidup kembali di dunia lain.
Tatapan matanya terfokus ke arah tangannya yang terlihat sangat putih dibandingkan dengan tangannya yang dulu. Tak puas, Beby menyibak selimut yang membungkus kakinya. Ia terkejut saat melihat kakinya menjadi jenjang dan tubuhnya langsing. Lipatan lemak di perutnya juga mendadak hilang.
Beby mengedarkan pandangannya ke sekitar dengan panik. "Kaca! Aku mau lihat wajahku," pinta Beby tampak tak sabar.
"Aku nggak bawa kaca, tapi bentar, aku telpon bibi dulu biar bawain kaca ke sini," ujar Sean mengambil ponselnya di saku.
Beby langsung menyerobot ponsel milik Sean lalu membuka kamera.
"OMEGAT!!" teriak Beby histeris setelah melihat wajahnya yang sangat cantik.
"Tuh kan bener," ujar Beby tersenyum lebar dan bahagia. Gadis itu menatap wajahnya dengan tatapan kagum. Ia tak percaya bisa seperti cerita yang ia baca tadi malam.
Menakjubkan.
Tapi tunggu dulu!
Beby memperhatikan wajahnya lebih teliti. Beby mengenali sosok tubuh ini.
Beby tiba-tiba teringat dengan sinetron yang sering ibunya tonton setiap malam.
"Aura!" pekik Beby terkejut.
"Iya sayang, nama kamu Aura. Kata Nita tadi kamu lupa nama sendiri." Sean mengelus rambut Beby dengan lembut.
"Aku jadi Aura?" batin Beby lalu tak lama kemudian ia mengerutkan keningnya. Berarti ia tidak pergi ke dunia lain, tapi masuk ke tubuh artis terkenal, berarti tubuhnya ada di suatu tempat.
Beby menatap wajah Sean dengan intens. "Oh, jadi ini suaminya Aura yang nggak pernah mau nongol di TV. Kirain jelek tua perutnya buncit, ternyata guanteng parahhh," batin Beby mengagumi wajah suami Aura.
"Nih mak, suami Aura yang bikin emak penasaran sampe nggak bisa tidur, Beby udah liat duluan," batin Beby antusias. Emaknya yang hobi menonton tv dan acara gosip itu sangat penasaran dengan sosok suami Aura, artis kesayangannya.
Aura adalah artis yang sedang naik daun karena memerankan peran protagonis yang selalu diselingkuhi di sebuah sinetron.
"Aku harus nemuin emak, pasti dia seneng artis kesayangannya nyamperin dia," batin Beby cekikikan membayangkan emaknya jingkrak-jingkrak didatengin artis kesayangannya.
"Tapi aku harus nemuin tubuhku secepetnya," batin Beby ketika teringat tubuhnya. Entah apa yang terjadi pada tubuhnya. Jangan-jangan jiwa mereka tertukar, kalau benar seperti itu kasihan sekali Aura kalau sampai jadi budaknya emak yang selalu suka menyuruh-nyuruhnya. Apalagi masuk ke tubuhnya yang kerdil dan tidak cantik. Pasti Aura stress berat.
Tidak apa-apa lah, sekali-kali Aura yang super cantik dan beruntung bertukar tubuh plus nasib dengannya supaya tahu rasanya jadi cewek jelek.
"Sayang, kamu baik-baik aja?" tanya Sean yang melihat raut wajah istrinya berubah-ubah dengan kening berkerut, seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Ah! Iya," sahut Beby terkejut setelah sadar dari lamunannya.
"Bisa jadi tubuhku ada di rumah sakit ini," batin Beby mengira-ngira.
Beby menurunkan kakinya yang jenjang dengan perasaan takjub. Dulu ia sering diledekin gadis cebol, lantaran memiliki tubuh yang pendek hingga terlihat seperti anak SD.
Kakinya yang sekarang begitu indah dan jenjang, persis seperti yang ia idam-idamkan dulu. Waktu SMA Beby sering minum susu peninggi badan supaya tinggi badannya bertambah. Namun apa daya, pengaruh gen memang lebih kuat, alhasil ia hanya memiliki tinggi seratus lima puluh centimeter saja. Sementara kakak laki-lakinya memiliki tinggi seratus delapan puluh centimeter karena menuruni gen sang ayah. Curang! Sementara dirinya menuruni gen ibunya.
Tatapan mata Beby masih tertuju ke kaki jenjangnya. Membuat Sean sang suami ikut menatap kaki istrinya.
"Kaki kamu kenapa? Sakit?" tanya Sean dengan raut khawatir menatap Beby, yang ia kira istrinya. Padahal cuma tubuhnya yang Aura, sementara jiwanya Beby.
"Nggak kok," sahut Beby memberikan cengiran lebar saking bahagianya.
"Mungkin Tuhan lagi kasih aku kesempatan ngerasain jadi Aura," batin Beby kegirangan.
Gadis itu berjalan menuju ke arah pintu dengan penuh percaya diri.
"Oh jadi gini rasanya punya tubuh tinggi," batin Beby kegirangan.
"Kamu mau kemana?" tanya Sean menyusul Beby, mencegah gadis itu keluar kamar VVIP.
"Aku mau keluar bentar," sahut Beby.
"Kamu nggak boleh kemana-mana dulu," ujar Sean penuh perhatian.
"Tapi aku nggak pa-pa, nih lihat," ujar Beby sambil menggerak-gerakkan tubuhnya dengan lincah. Bahkan tubuhnya tidak ada lecet sedikitpun.
Sean menuntun Beby kembali ke ranjang dengan lembut.
"Sayang, kamu masih butuh istirahat."
"Tapi aku nggak pa-pa, sumpah!" Beby mencoba meyakinkan Sean.
"Lagian aku bukan Aura, namaku Beby!" ujarnya tegas.
"Iya, nanti kamu boleh keluar kalo udah diizinin sama dokter," ujar Sean tak memedulikan ucapan Beby barusan.
Beby mengembuskan nafas panjang. Akhirnya Beby menuruti keinginan Sean untuk tiduran di ranjang, sambil memikirkan cara agar ia bisa keluar dari kamar ini.
Kalau memang jiwanya tertukar, pasti tubuhnya ada di sekitar sini.
"Btw, kemana perginya mbak Nita tadi? Kenapa cuma ada cowok ganteng ini?" batin Beby yang tak menemukan keberadaan wanita itu.
Tak lama kemudian seorang suster masuk sambil membawa makanan.
"Makan dulu ya, sini aku suapin." Sean mengambil piring dan bersiap menyuapi Beby.
"Nggak usah, aku bisa sendiri," tolak Beby tidak enak kalau disuapi oleh suami orang.
"Kamu harus nurut kali ini," ujar Sean memberikan tatapan tajam.
Alhasil Beby pasrah disuapi oleh Sean, namun lama-kelamaan gadis itu menikmatinya, sampai-sampai ia lupa kalau ia sedang galau karena baru diselingkuhi sang pacar.
"Tumben enak banget masakan rumah sakit, kayak masakan restoran," ujar Beby kegirangan dengan mulut penuh.
Sean terkekeh geli melihat sang istri yang bertingkah seperti anak kecil. Saking enaknya sampai-sampai nasi beserta lauknya habis tak tersisa.
Sean tersenyum puas melihat Beby menghabiskan makanannya, karena selama ini sang istri selalu jaga makan supaya tubuhnya tetap langsing.
Tangan Sean terulur membersihkan nasi yang menempel di sudut bibir Beby.
Beby mundur dengan tatapan horor, kalau Sean memperlakukannya dengan manis seperti ini terus-menerus, bisa-bisa ia jadi pelakor sungguhan.
"Jangan sentuh-sentuh," ujar Beby penuh peringatan.
Sean menaikan sebelah alisnya. "Kenapa?"
"Dedek nggak kuat bwaang!" jerit Beby dalam hati.
"Jangan aja," sahut Beby memberi jarak.
"Sebenernya aku bukan istri kamu," ujar Beby yang tidak ingin membohongi pria setampan dia.
Sean hanya tersenyum menanggapi ucapan Beby. Tak menganggap ucapannya dengan serius sama sekali. Pasalnya tadi ia sempat bertemu dengan Nita, dan wanita itu menceritakan keadaan Aura setelah kecelakaan. Aura mendadak tidak mengenal dirinya sendiri dan semua orang, tapi justru bertingkah menjadi orang lain. Mungkin karena efek terlalu sering berakting. Jadi Aura tidak bisa membedakan mana karakter dalam peran yang sering dia mainkan dan mana identitas dirinya. Bisa dibilang Aura sedang mengalami krisis identitas.
"Btw, siapa nama kamu?" tanya Beby sedikit penasaran.
Ada raut sedih yang terpancar dari mata pria tampan di depannya. Aura, sang istri telah melupakan namanya.
"Kamu beneran nggak inget apa-apa?"
"Aku inget kok, namaku Beby," sahut Beby dengan polosnya.
Terdengar embusan nafas berat yang keluar dari mulut Sean.
"Yaudah, kita mulai dari awal, namaku Sean Pradana," ujar Sean mengulurkan tangannya dan disambut oleh Beby.
"Beby Sabrina," ujar Beby mengungkapkan namanya yang sebenarnya.
"Nama kamu Aura Titania," ujar Sean mengoreksi, memberitahu nama panjang sang istri.
"Kamu adalah istri sahku, dan kamu artis terkenal, pertama kali kita ketemu saat kamu syuting di kantorku, disitu aku jatuh cinta pada pandangan pertama sama kamu." Sean mulai menceritakan awal pertemuan dirinya dengan sang istri, siapa tahu dengan begitu ingatan sang istri kembali dengan cepat.
"Percuma bwaang! Percuma! Dedek bukan Aura, Abang nggak akan bisa bikin dedek inget kejadian yang nggak pernah dedek alami," batin Beby sambil mendengarkan cerita dengan raut frustrasi.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐ฅฐ
