AKU LELAH MA

Tulisan ini berisikan tidaklah jauh dari menye-menyenyaaa aku  Aku yang masih memiliki mental dan cara pikir seperti remaja, dipaksa untuk jadi dewasa. emosi yang sering meletup-letup harus pelan-pelan diredam supaya bisa berpikir lebih bijak, seperti yang seharusnya. Aku yang terlalu keras kepala, dipaksa belajar caranya ikhlas, supaya hati ini enggak keras, mempertimbangkan kembali setiap tindakan dan keputusan jauh lebih penting.  Rasa kecewa, marah, sedih, dan bingung bercampur menjadi satu. Aku merasa kecewa dan marah besar karena dibohongi oleh orang yang sangat aku percaya. Sedihya luar biasa karena apa yang telah kami jalani selama ini gak ada gunanya. Semua harapan-harapan yang ku punya, semua rencana yang ku buat, waktu, tenaga, dan pikiran yang sudah ku habiskan dalam sebuah hubungan ternyata sia-sia.  Aku enggak habis pikir kenapa seseorang bisa sejahat itu kepada  orang yang katanya dia sayang. Pada saat itu aku sadar ternyata ada banyak hal yang tidak aku mengerti di hidup ini. Berhari-hari aku habiskan dengan menangis. I really wanted to stop but I Counldn't. Aku mencoba merenung dan sampailah pada kesadaran, ini semua salahku. Kejadian ini jadi tamparan keras buatku, Ternyata ada beberapa hal di dunia yang enggak bisa kita utak-atik memang bukan kuasa kita. Mau sekeras apa usahanya, mau sedalam apa perasaannnya, kalau memang bukan takdirnya, ya enggak akan bersama. sisimpel itu.  Namun entah kenapa, sulit buatku untuk menerima, kalau aku hanyalah aktor, dan Tuhan-lah sutradaranya. bukan aku yang menentukan apa yang menjadi milikku, karena cuman Tuhan yang tau apa yang terbaik buat hambanya. Setelah dipikir-pikir ternyata hidup itu gak sulit, cuman kitanya aja yang sangat suka membumbuinya dengan drama.mungkin biar seru kali ya. Padahal apasih manfaat air mata yang jatuh berhari-hari itu? iya mungkin kalau gak kayak gitu aku gak bakaln sekalem sekarang wkwkwkwkwk Ternyata dari yang ku pelajari, begitulah hidup yang sesungguhnya, penuh suka duka. Semua itu yang bisa membuat manusia menjadi lebih bijaksana kalo berpikir ya hhee. Namun dibalik itu semua perlahan-lahan muncullah apa yang kusebut sebagai tujuan hidupku