
Bagian 7
Bab 7
Reina memarkirkan mobilnya di depan toko kue. Ingin membawakan oleh-oleh untuk Yuna. Mata Reina membulat ketika melihat Reza bersama wanita lain. Ia sedang menemani sang wanita membeli kue. Reina kaget, tubuhnya gemetar melihat dengan mata kepalanya sendiri sang suami dengan wanita lain. Perempuan itu bergelayut manja di lengan suaminya. Istri mana yang tak sakit hati dan marah namun Reina berusaha sabar.
Reza malah melihat kedatangan Reina. Bukannya kaget pria itu malah memanasi Reina. Tanpa tahu malu Reza menyentuh bokong wanita itu.
"Kamu harus kuat Reina. Ini ujian kamu selanjutnya." Reina menyemangati dirinya sendiri.
Reina memalingkan wajahnya tak kuat melihat kelakuan suaminya. Mudah saja pria itu menyentuh wanita yang bukan istrinya. Sebagai istri Reina merasa terhina. Jangankan disentuh, dilirik pun tidak. Reina membuang napas dan memasang kuda-kuda untuk beraksi. Reza harus tahu siapa dia.
"Hello, suami. Ketemu disini," sapa Reina sambil tersenyum. Ia bicara dengan keras agar semua orang melihat mereka. Reina berjalan memutari Reza dan simpanannya.
"Apa-apaan lo?" geram Reza ketika semua orang menatapnya tak suka. Tatapan dari para wanita seakan memakannya bulat-bulat. Nama baik sudah tercemar.
"Memberi pelajaran pada lo," balas Reina berbisik. Ia tetap tersenyum manis.
"Hai. Salam kenal. Aku istrinya Reza," ucap Reina bersalaman dengan wanita disamping Reza.
Wanita itu tidak suka dengan sikap Reina. Semua mata tertuju matanya. Memandangnya dengan tatapan merendahkan dan menghujat.
"Sayang. Aku tidak menyangka bertemu kamu disini. Ini wanita yang mana lagi?" Reina tersenyum mengejek. Ia melihat Reza dan wanita itu bergantian.
"Jika cari selingkuhan tolong yang lebih cantik dan anggun dariku." Reina tertawa ironi.
"Apa kamu tidak tahu pria disampingmu sudah menikah dan punya istri?" Reina melirik simpanan Reza.
Wanita itu gelagapan. Ia menatap Reza. Tubuhnya bergetar hebat dan tak ada muka karena dipermalukan di tempat umum. Toko kue kebetulan sedang ramai pembeli.
"Melihat ekspresimu. Sepertinya kamu sudah tahu jika Reza sudah menikah."
Selera suaminya jelek sekali. Istrinya secantik itu masih saja selingkuh.
Pasangan selingkuh tidak tahu malu. Terang-terangan selingkuh.
Buat jadi pelakor tidak perlu cantik. Cukup gatal sudah bisa jadi pelakor.
Bisik-bisik para pengunjung mengusik pendengaran Reza. Reina sangat keterlaluan dan sudah diluar batas. Reza bersumpah akan membalas Reina di rumah. Perempuan itu telah berani mencemarkan nama baiknya.
Reina mendekat lalu berpura-pura memeluk Reza. Ia berbisik di telinga Reza,"jangan pernah menantang gue. Jangan pernah memanasi dan menginjak harga diri gue. Lo beri gue satu pukulan, maka gue akan membalas lo dengan dua pukulan."
"Brengsek Lo, gadis dada rata."
"Jangan menantang gue. Dasar PK." Reina melepaskan pelukannya dan berpura-pura merapikan baju Reza.
"Aku tidak mau membuat keributan sayang. Mari kita selesaikan di rumah." Reina kembali mengeraskan suaranya.
Reina berpaling pada wanita disamping Reza,"aku maafkan kamu kali ini. Jika aku melihatmu sekali lagi bersama suamiku. Aku akan memberimu hadiah yang akan sulit untuk kau lupakan."
Tubuh wanita itu menggigil dan berkeringat. Para pengunjung tidak hanya berbisik mengejek sang wanita dan Reza, tapi juga merekam dengan ponsel masing-masing. Wanita itu tidak mau viral sehingga kabur dari toko kue. Mereka bertepuk tangan karena Reina sangat keren.
"Gue tidak akan melupakan kejadian hari ini," kata Reza sebelum meninggalkan toko kue.
Reina mengambil beberapa roti dan membayarnya di kasir. Reina mendapatkan dukungan dari para pengunjung. Reina tersenyum lega karena tindakannya kali ini akan membuat Reza sadar siapa dia sebenarnya. Reina pergi dari toko kue setelah membayarnya.
Dalam mobil Reina melepaskan sesak di hatinya. Ia tak dihargai sebagai seorang istri. Bagaimanapun, ia istri sah Reza. Tak seharusnya pria itu memanjakan dan bermesraan dengan wanita lain di depannya. Meski tak mencintai pria itu namun tetap sakit hati. Merasa tak dianggap dan harga diri diinjak. Itu poin penting yang membuat Reina sakit hati.
Reina mengendarai mobil menuju cafe Yuna. Hanya setengah jam perjalanan sudah sampai disana.
“Mama ada?” tanya Reina pada salah satu pelayan cafe.
“Ada di ruang VIP satu.”
“Makasih.”
Reina bergegas menuju ruang VIP. Ternyata keluarga besar suaminya sedang berkumpul.
“Reina.” Yuna memanggil menantunya.
“Mama.” Reina mendekat lalu mencium tangan mertuanya. Tak lupa Reina menyalami anggota keluarga suaminya satu persatu.
“Ini istrinya Reza?” tanya Ridwan, kakak Yuna .
“Iya.”
“Cantik sekali,” puji Ara, istri Ridwan.
"Sama cantiknya ketika mengenakan pakaian pengantin."
“Terima kasih Tante.” Reina malu karena dipuji. Wajahnya memerah.
“Ini Om Ridwan dan Tante Ara. Om Ridwan, kakak Mama.” Yuna memperkenalkan Reina pada keluarganya.
“Salam kenal.”
“Ini Rizal dan istrinya Cempaka. Ini anak mereka.”
“Reina duduk.” Ara meminta Reina duduk.
Reina menaruh kue yang telah dieli di atas meja.
“Silahkan dimakan.” Reina tersenyum menatap Arjun. Pria itu kesal, namun melihat wajah cantik Reina rasa kesal itu hilang.
“Kenapa repot-repot bawa kue Reina? Disini juga ada.” Yuna membuka bungkusan kue yang dibawa Reina.
“Bosan kalau kue cafe.” Reina menggenggam erat tangan mertuanya.
“Darimana Reina?” Ara buka suara. Ia ingin mengetahui istri Reza. Ara penasaran kenapa Reina mau menikah dengan Reza? Sudah rahasia umum di keluarga, jika Reza seorang pemain yang suka berpetualang dari satu wanita ke wanita lain. Keluarga besar tidak akan kaget, jika suatu hari ada wanita yang datang ke rumah membawa bayi dan minta pertanggungjawaban Reza. Semua keluarga berpikiran buruk tentang Reza. Pria itu selalu dibully dan disalahkan, makanya pria itu tak mau ikut dalam acara keluarga.
“Baru pulang kantor, Tante.”
“Kerja dimana Reina?” Cempaka ikut bertanya. Masa cewek secantik dan seramah Reina mau jadi istri Reza?
“Aku kerja di rumah sakit Ibnu .”
“Rumah sakit terkenal itu? Hebat kamu." Ridwan buka suara seraya memakan kue yang dibawa Reina.
“Aku tidak sehebat itu.” Reina tertunduk malu.
“Staf?” Rizal penasaran.
“Aku seorang dokter.” Reina sadar jika diinterogasi keluarga besar suaminya. Ia hanya memasang senyum.
“Maaf kami tanya-tanya. Soalnya pernikahan kamu dan Reza mendadak. Kami baru tahu sama kamu pas pernikahan aja.” Ara meluruskan karena melihat Reina tak nyaman.
“No problem.”
“Keluargaku baik, tidak makan orang." Yuna menggoda menantunya.
“Reina. Kamu cantik, ramah, pintar dan dokter pula. Sekali ketemu aku udah tahu kamu cewek baik-baik. Yang jadi pertanyaanku. Kenapa kamu mau nikah sama bajingan kayak Reza? Rugi tau.” Arjun buka suara. Ucapan Arjun membuat Yuna tersinggung.
“Jun.” Rizal memarahi putranya.
“Yang aku bilang kenyataan, Papa Kasihan Reina jadi istri Reza. Kalau ada wanita yang bawa bayi ke rumah gimana? Makan hati nanti jadi istri Reza.”
“Aku tidak akan mengakui anak itu. Cucuku harus lahir dari rahim Reina. Hanya wanita baik-baik yang boleh melahirkan anak Reza.” Yuna meradang menatap Arjun tajam.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
