
Jika Haechan adalah orang pertama yang membuat Karina merasa dihargai dan percaya diri, maka Jaemin adalah orang kedua. Saat pertama kali bertemu, Karina dan Jaemin tidak cocok dengan satu sama lain. Karina mengira Jaemin tidak menyukainya padahal justru sebaliknya. Jaemin sebenarnya menilai Karina adalah gadis yang menarik perhatian, tapi dia berpikir mereka tidak cocok karena sifat yang sangat berkebalikan. Setelah meluruskan kesalahpahaman yang sempat terjadi, keduanya malah jadi teman baik yang...
Can You Be Mine Because I Love You
(Bisakah Kau Menjadi Milikku Karena Aku Mencintaimu)
O1.
The First and Second One
(Orang Pertama dan Kedua)
###
DISCLAIMER
Tulisan ini hanyalah fiksi belaka.
Penggunaan nama idol merupakan bagian dari penulisan fiksi penggemar.
Cerita dan watak dalam tulisan ini tidak ada kaitannya dengan idol di dunia nyata.
Hal-hal menyimpang yang dilakukan para tokoh tidak bermaksud untuk melukai citra idola,
hal tersebut hanyalah bagian dari fiksi yang saya tulis.
###
PERINGATAN
Tulisan ini ditujukan untuk pembaca yang berusia 18 tahun ke atas.
Harap bijak dalam memilih bacaan. Karangan fiksi ini mengandung unsur merokok, hubungan seksual secara implisit (tidak frontal), perselingkuhan, dan minuman keras.
###
untuk G dan B, semoga kita bertemu lagi.
Mandiri. Satu kata paling tepat untuk menjelaskan siapa Karina sebenarnya. Terlahir sebagai si bungsu bukan berarti ia tumbuh menjadi anak yang manja. Justru dia lebih menyukai kesendirian atau menyendiri. Sedari kecil perhatian kedua orang tuanya tertuju pada anak pertama. Bukan karena pilih kasih, melainkan karena Karina sendiri tidak pandai mengungkapkan perasaan. Hal itu tidak diketahui oleh kedua orang tuanya. Sehingga saat Karina diam karena menghadapi kesulitan, tidak ada orang yang mengajarinya untuk meminta pertolongan. Akhirnya secara naluriah, Karina menggunakan pemikirannya sendiri untuk menyelesaikan masalah. Walaupun seringkali cara yang dipilihnya salah.
Aneh. Satu kata yang menggambarkan tentang siapa Karina di mata keluarganya. Bagi kedua orang tua dan kakaknya, Karina itu aneh. Definisi "aneh" sendiri adalah "tidak seperti yang biasa dilihat". Keluarganya terdiri dari orang-orang yang suka pekerjaan kantoran, aktivitas repetitif, dengan gaji yang pasti. Sementara Karina menyukai pekerjaan yang memberinya ruang untuk mengekspresikan diri, tidak terikat waktu maupun peraturan. Selain itu, Karina merokok. Padahal dalam keluarganya, tabu seorang perempuan untuk merokok. Hal "aneh" lainnya dari Karina bagi keluarganya yaitu Karina memperlakukan teman laki-laki sama seperti teman perempuan : tidak segan jalan berdua, bergandengan tangan atau bahkan berpelukan. Tentu saja keluarganya sudah berusaha untuk mengatur Karina sesuai standar yang mereka mau, tapi Karina adalah anak yang keras kepala.
Kesepian. Satu kata tentang siapa Karina dari sudut pandangnya sendiri. Berbeda dari Karina, kakaknya pandai mengekspresikan perasaan. Sehingga saat kakaknya membutuhkan, dia akan meminta pertolongan. Sedangkan Karina hanya bisa diam. Kakaknya pandai bercerita tentang hari-harinya. Jadi orang tuanya mengenal banyak teman kakaknya, sedangkan tidak mengenal satupun teman Karina. Orang tuanya juga tahu segala aktivitas yang dilakukan kakaknya, tapi tidak banyak yang mereka ketahui tentang apa yang Karina lakukan di luar rumah. Dalam jangka waktu yang lama, akhirnya Karina merasa kurang mendapat perhatian di keluarganya. Dia merasa tersisihkan dan kesepian.
Rumah seringkali menjadi tempat yang tidak nyaman bagi Karina dengan segala peraturan dan rasa asingnya. Dan saat dia pergi ke Seoul untuk kuliah di jurusan Manajemen, dia merasa senang tinggal sendirian dengan peraturannya sendiri. Tapi, ketika dia telah menemukan tempatnya, temannya dan dunianya, dia harus kembali pulang ke Mokpo setelah dinyatakan lulus.
Orang tuanya mengharapkan Karina untuk meneruskan bisnis keluarga sedangkan Karina menemukan mimpinya sendiri di Seoul. Karina ingin menjadi seorang film maker*. Keinginan yang timbul tenggelam itu kemudian diperkuat dengan pertemuannya dengan seorang teman dari jurusan perfilman, Lee Haechan. Laki-laki asal Seoul yang penuh semangat untuk membuat film. Sekaligus orang pertama yang membuat Karina merasa benar-benar dihargai dan menjadi percaya diri.
(*film maker : pembuat film, biasanya mengarah pada orang yang menyutradarai atau memproduksi/produser film.)
Sayangnya, mereka bertemu saat Karina hampir lulus sehingga belum ada banyak hal yang bisa mereka lakukan bersama untuk mewujudkan impian mereka yang sama yaitu mendirikan sebuah rumah produksi. Saat kepulangannya ke Mokpo, Karina berjanji pada Haechan bahwa dia akan mencari cara untuk kembali datang ke Seoul dan mewujudkan cita-cita mereka. Dan 6 bulan setelahnya, Karina berhasil menepati janji.
"Hei, Haechan,"Karina menyapa temannya itu melalui telepon.
Orang pertama yang terpikirkan olehnya untuk dikabari tentu saja Haechan. Karina langsung menelepon sesaat setelah dia sampai di tempat tinggalnya yang baru di Seoul.
"Iya Karina?"tanya Haechan di seberang sana.
"Aku punya kabar baik,"kata Karina.
"Nggak ada kabar baik buat aku kecuali kamu balik ke Seoul,"oceh Haechan yang sebenarnya bercanda.
"Ya memang,"ujar Karina, "aku balik ke Seoul,"
"HAH?"Haechan terdengar sangat kaget, "bercanda ya?"
"Ketemu di Kwangya Cafe hari ini jam 7 malam?"tawar Karina.
"GAS!"seru Haechan bersemangat, "ini serius kan?"
"Ya serius lah,"sahut Karina.
"Takut kena php,"ratap Haechan, seolah sering kena php.
Karina terkekeh, "nggak ya, aku bukan tipe cewek kayak gitu,"
"Btw Jaemin juga lagi di Seoul,"kata Haechan, "aku ajak dia juga ya,"
"Oh iya?"tanya Karina, "ya iya dong, harus diajak!"
"Oke, see you jelek,"ujar Haechan, yang tidak memberi kesempatan Karina untuk membalas karena langsung memutus sambungan telepon.
Jika Haechan adalah orang pertama yang membuat Karina merasa dihargai dan percaya diri, maka Jaemin adalah orang kedua. Saat pertama kali bertemu, Karina dan Jaemin tidak cocok dengan satu sama lain. Karina mengira Jaemin tidak menyukainya padahal justru sebaliknya. Jaemin sebenarnya menilai Karina adalah gadis yang menarik perhatian, tapi dia berpikir mereka tidak cocok karena sifat yang sangat berkebalikan. Setelah meluruskan kesalahpahaman yang sempat terjadi, keduanya malah jadi teman baik yang cocok dan mudah mengerti perasaan serta pikiran satu sama lain.
Saat Karina harus pulang ke Mokpo, di waktu yang sama Jaemin juga pulang ke Incheon. Mereka dekat kalau bertemu, tapi tidak saling berbagi kabar via pesan seperti Haechan dan Karina. Maka, keberadaan Jaemin yang juga ada di Seoul merupakan suatu kebetulan yang mengejutkan sekaligus menyenangkan bagi Karina.
"Kamu sampai kapan di Seoul, Kar?"tanya Haechan pada Karina saat mereka bertemu di Kwangya Cafe. Mereka bertiga datang tepat waktu dan pertanyaan itu diajukan tentunya setelah mereka saling menyapa mengungkap rindu dengan kiasan kasar khas anak muda seperti ; lama ga ketemu makin jelek aja, kurang lebih seperti itu.
"Hmm... waktuku sih 2 tahun,"jawab Karina, "tapi kalau kita berhasil, aku jadi punya alasan untuk stay selamanya,"
"2 tahun? Ambil S2 ya kamu?"tebak Jaemin.
"Bingo,"Karina menjetikkan tangannya dan menunjuk kearah Jaemin, memberi tahu bahwa tebakan temannya itu tepat.
"Orang tuamu ngebolehin kamu S2?"tanya Jaemin yang tahu bagaimana kondisi keluarga Karina saat ini. Karina pernah bercerita tentang itu.
"Aku dapat beasiswa,"sahut Karina, "dan ini beasiswa penuh sekaligus tempat tinggal,"
"Kalian tahu aku tinggal dimana?"tanya Karina, pertanyaan basa-basi sebab dia tidak benar-benar ingin bertanya, dia langsung menjawab sendiri selanjutnya, "Aespa Apartement,"
"HAH?"Jaemin dan Haechan terkejut bersamaan.
Aespa Apartement memang bukan yang nomor satu atau paling mewah di Seoul, tapi tempat itu adalah yang terbaik untuk tinggal mahasiswa dengan satu unitnya berisi 4 ruangan kecil yaitu ruang tamu yang sambung dengan dapur, kamar mandi, kamar tidur dan balkon. Biaya sewanya tentu mahal dan mendapatkan tempat itu secara gratis dari beasiswa tentu hal yang cukup mengejutkan.
"Memangnya dapat beasiswa dari mana?"tanya Haechan, "kok bisa kasih unit di Aespa Apart?"
"Dari SM Entertainment,"jawab Karina.
"Oh... mereka ngasih beasiswa ya,"komentar Jaemin, "harusnya kamu kabarin aku dong, biar aku daftar juga!"
"Ya kan kalau kamu daftar juga nanti kita saingan!"protes Karina.
"Ambisius banget sampai gamau berbagi info bagus ke temen sendiri,"gerutu Jaemin.
Karina mengedikkan bahu, "yah ikut aja tahun depan... btw kamu ngapain ke Seoul?"
"Hunting buku,"sahut Jaemin.
Tidak perlu dijelaskan lagi karena Karina sudah tahu kalau Jaemin memiliki online shop penjualan buku dan dia biasa hunting di Seoul untuk mendapatkan buku-buku terbaru. Lagipula Seoul dan Incheon dekat, tidak seperti Mokpo. Maka Jaemin memang sering bolak-balik Seoul.
"Tapi setelah lulus, kamu harus kerja di SM Entertainment nggak, Kar?"tanya Haechan, "kan mereka yang ngasih beasiswa,"
"Sayangnya enggak,"kata Karina, "padahal kalau langsung kerja di SM aku bisa stand by di Seoul makin lama,"
"Terus ngapain mereka ngasih beasiswa kalau nggak untuk dipekerjakan ya,"selidik Jaemin.
"Cuci uang kali,"celetuk Haechan.
"Beramal, bodoh,"sanggah Karina, "pikiranmu nggak bisa positif dikit kah?"
"Nggak bisa, aku orangnya emang terlahir negatif,"kilah Haechan.
"Anyway, kalian jadi bikin rumah produksi?"tanya Jaemin, melerai dengan halus.
"Jadi lah, iya kan Chan?"Karina menoleh kearah yang ditanya dan mendapat jawaban dengan anggukan pasti dari Haechan.
"Setiap tahun kan bakal ada pendaftaran ide cerita film dari Dinas Parisiwata Seoul, nah... kita fokus ke situ aja dulu untuk tahap awal,"kata Haechan bersemangat.
"Itu alurnya gimana?"tanya Jaemin yang kompak mulai menyulut rokok bersama Karina. Melihat kedua temannya sudah mulai, Haechan pun ikut dalam sekte persebatan duniawi tersebut.
"Pertama kita kirim despro* ke Dinas, terus yang lolos nanti diundang pitching*,"jelas Haechan disela aktivitas merokoknya, "kalau lolos kita bakal didanai untuk pembuatan filmnya,"
(*Despro : singkatan dari "desain produksi", yaitu rencana konsep visual yang akan dibuat dalam bentuk tulisan. Umumnya dibuat oleh penulis skenario, sutradara dan produser.
*Pitching : presentasi verbal singkat dari sebuah ide film kepada eksekutif produser atau sponsor.)
"Tema?"tanya Karina setelah meniupkan asap rokoknya ke udara.
"Bebas,"jawab Haechan, "yang penting secara konsep visual menunjukkan pariwisata Seoul,"
Karina dan Jaemin manggut-manggut.
"Gimana Jae, kamu ikut?"tanya Haechan.
"Aku bolak-balik Seoul-Incheon nya sih masih bisa ya,"kata Jaemin, "tapi, boleh nginep di tempatmu nggak? Soalnya kalau aku ngekos juga sayang biayanya kan aku nggak stand by disini,"
"Haduh... kontrakanku tadinya ada satu kamar kosong dan biasa dipakai gratisan juga sama anak-anak yang pengin nginep,"ujar Haechan, "tapi sekarang udah di tempatin sama si Jeno,"
Setelah Haechan menyebut nama Jeno, secara refleks Jaemin dan Haechan bersamaan melirik kearah Karina. Walaupun Karina menyadarinya, dia pura-pura tidak lihat.
"Nginep di apartementku aja, di ruang tamu,"kata Karina.
"Boleh emangnya?"tanya Jaemin.
"Boleh lah, Aespa Apartement coy,"jawab Haechan, "Las Vegas,"
Las Vegas atau LV adalah istilah untuk kos atau tempat tinggal mahassiwa dengan aturan bebas 24 jam. Bebas tersebut termasuk tidak ada batasan jam untuk berkumpul, larangan membawa lawan jenis menginap dan juga membawa minuman keras. Selain fasilitas yang memadai, hal itulah yang juga menjadikan Aespa Apartement menjadi tempat terbaik untuk mahasiswa.
"Iya tahu itu LV,"kata Jaemin, "tapi maksudku Karina nya, kamu gapapa?"
"Idih sok apa banget kayak sama siapa,"celetuk Haechan, "kalian tuh pernah tinggal bareng satu atap ya nggak usah pura-pura alim deh,"
Karina dan Jaemin tertawa. Mereka memang pernah tinggal bersama satu kontrakan campur laki-laki dan perempuan. Saat itu sedang dalam rangkaian proses syuting agar titik jemputnya lebih mudah. Dan karena semuanya pure teman ditambah lagi harus berangkat pagi-pulang pagi untuk syuting, sehingga tidak ada hal berlandaskan 'khilaf' terjadi.
"Justru harusnya aku yang nanya,"kata Karina, "kamu gimana, gapapa nggak, pacarmu itu lho nanti ngamuk,"
"Ya gapapa sih, yang penting mah gratis,"ujar Jaemin, "dan asalkan pacarku nggak tahu,"
Kali ini pecah tawa diantara ketiganya. Hubungan pertemanan antara laki-laki dan perempuan memang sulit dipercaya. Tidak heran jika pacar Jaemin dan Haechan mungkin saja bisa cemburu pada Karina. Bukannya Karina adalah gadis tidak tahu malu yang tidak memberi batasan untuk pacar orang. Karina hanya bersikap sama pada teman laki-laki dan perempuan dengan cara yang sama. Yang menjadi aneh untuk beberapa orang, tapi juga hal lumrah untuk sebagian lainnya, termasuk lingkungan pertemanan Karina.
"Yaudah masalah tempat tinggal udah clear ya,"kata Haechan, "sekarang kamu ikut rumah produksi kita nggak Na Jaemin?"
"Ikut dong,"sahut Jaemin.
"Bagus,"Haechan menggebrak meja dengan pelan menggunakan satu tangannya, "kalau gitu formasi kita udah pas nih, Karina seperti biasa produser dan penulis naskah, Jaemin sutradara, aku dop*,"
(*DOP : singkatan dari Director of Photography, adalah ketua dari departement kamera dan lighting. Mengatur framing dan pencahayaan, sekaligus sebagai orang yang mengoperasikan kamera. Dop bertanggung jawab pada visual film.)
Formasi ini sudah pernah dibahas sebelum Karina dan Jaemin pulang ke tempat asal mereka masing-masing. Mereka menentukan profesi berdasarkan pilihan masing-masing dan disetujui oleh yang lain dengan fakta bahwa mereka memang mumpuni di bidang tersebut.
"Nah sekarang aku mau tanya ke Karina sebagai produser kita,"kata Haechan, membalikkan badan untuk menghadap penuh ke Karina, "kita kan butuh editor, dan karena kita belum bisa ngasih gaji tentunya kita butuh orang yang kompeten tapi mau berproses bareng dari nol,"
Jaemin bergerak gelisah sambil terkekeh pelan karena tahu arah pembicaraan Haechan.
"Kamu mau nggak, kita ngajak Jeno?"tanya Haechan, "ya ini sih aku cuma menyarankan ya nona produser... kalau nggak mau juga nggak papa lho,"
"Selain mempertimbangkan kompetensi dan kemauannya buat berproses dari nol, kita juga nggak perlu menutup mata kalau mempertimbangkan juga kualitas hubungan antar-personal,"tambah Jaemin, bicara hati-hati secara bijak.
"Iya betul,"Haechan menggangguk setuju, "kalau kamu dan Jeno memang nggak akur-"
"Kata siapa aku sama Jeno nggak akur,"Karina menyela perkataan Haechan.
Jaemin dan Haechan saling pandang lalu cengengesan, sedikit merasa bersalah karena harus mengungkit apa yang sudah berlalu.
"Jadi hubungan kalian sekarang gimana?"tanya Jaemin perlahan.
"Sejak pulang ke Mokpo aku dan dia lost contact,"jawab Karina enteng, seenteng tarian asap rokok yang dihembuskannya, "dan aku setuju kalau kita butuh dia di formasi ini,"
"Jadi, kamu nggak papa kalau kita ngajak Jeno?"tanya Haechan, memastikan.
"Aku sih oke,"sahut Karina, "kalau dari sudut pandangku, aku dan dia nggak ada masalah apa-apa ya. Tapi, coba kamu tanyain ke Jeno deh, dia mau nggak ikut produksi film ini kalau ada aku,"
"Iya nanti aku tanyain,"kata Haechan patuh.
"Menurutmu gimana Jaemin?"tanya Karina, "kamu oke kalau ada Jeno?"
Jaemin yang kaget karena tiba-tiba dilempar pertanyaan, langsung dengan sigap mengangguk dan menjawab, "aku oke, nurut sama mba produser,"
"Idih apaan sih kalian,"gerutu Karina sambil mematikan putung rokoknya yang sudah pendek.
###
To Be Continued.
Bersambung.
###
Author Note
Catatan Penulis
Halo, senang sekali dapat menyapa melalui bagian pertama dari karyaku CYBM-BILY.
Kamu boleh panggil aku kak, thor, atau Trisa yaa.
Seperti yang sudah kalian baca, dalam fiksi penggemar kali ini aku mengangkat tema tentang industri film. Maka di dalamnya aku menggunakan beberapa istilah di industri film dan aku sematkan pula penjelasan tentang istilah tersebut. Semoga bisa menambah referensi tentang dunia perfilman sekaligus menjadi hiburan yang menyenangkan!
Kalian bisa dengan bebas menghubungiku melalui :
- direct message wattpad
- Instagram : trisapka
- Tiktok : trisapka
- Twitter : trisapka (akun personal) / karinauuw (akun promosi)
Selanjutnya sampai bertemu lagi di cerita ini yang di update setiap hari Sabtu jam 7 malam.
Jangan lupa untuk selalu memberikan komentar dan vote agar aku lebih semangat menulis.
Terima Kasih ^o^
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
