
Persegi memiliki empat sisi, seperti mereka yang terdiri dari empat pilar : Karina, Jaemin, Haechan dan Jeno. Sebenarnya hanya seperti itulah nama Rectangle Production dilahirkan. Tapi Karina yang pandai mengarang menambahkan banyak arti dibalik nama Rectangle. Dia menuliskan di situs web Rectangle Production tentang persegi yang kokoh walaupun hanya sebuah bangun datar. Lingkaran mungkin dapat menggelinding bebas, sedangkan segi tiga hanya berdiri pada satu sisi saja. Hanya persegi yang dapat bertumpu...
Can You Be Mine Because I Love You
(Bisakah Kau Menjadi Milikku Karena Aku Mencintaimu)
O3.
Rectangle
(Persegi)
###
DISCLAIMER
Tulisan ini hanyalah fiksi belaka.
Penggunaan nama idol merupakan bagian dari penulisan fiksi penggemar.
Cerita dan watak dalam tulisan ini tidak ada kaitannya dengan idol di dunia nyata.
Hal-hal menyimpang yang dilakukan para tokoh tidak bermaksud untuk melukai citra idola,
hal tersebut hanyalah bagian dari fiksi yang saya tulis.
###
PERINGATAN
Tulisan ini ditujukan untuk pembaca yang berusia 18 tahun ke atas.
Harap bijak dalam memilih bacaan. Karangan fiksi ini mengandung unsur merokok, hubungan seksual secara implisit (tidak frontal), perselingkuhan, dan minuman keras.
###
Persegi memiliki empat sisi, seperti mereka yang terdiri dari empat pilar : Karina, Jaemin, Haechan dan Jeno. Sebenarnya hanya seperti itulah nama Rectangle Production dilahirkan. Tapi Karina yang pandai mengarang menambahkan banyak arti dibalik nama Rectangle. Dia menuliskan di situs web Rectangle Production tentang persegi yang kokoh walaupun hanya sebuah bangun datar. Lingkaran mungkin dapat menggelinding bebas, sedangkan segi tiga hanya berdiri pada satu sisi saja. Hanya persegi yang dapat bertumpu di keempat sisinya, suatu visualisasi dari keseimbangan peran dalam tim mereka.
Sebagai rekan kerja semasa magang di Vantasy, Haechan dan Jaemin sudah tahu bahwa Karina adalah seorang penulis. Tapi, mereka tetap terkagum-kagum bersama Jeno dengan kemahiran Karina dalam mengada-ada filosofi nama rumah produksi mereka.
"Menjadikan istimewa suatu hal yang sederhana memang keahlian Karomi,"puji Haechan.
Karina mengedikkan bahu, menyombong dengan bercanda. Saat itu suara bel pintu dibunyikan. Karina tidak sedang menunggu tamu dan dia tidak pernah memiliki tamu kejutan kecuali orang-orang yang sudah duduk di dalam rumahnya saat ini : Haechan, Jaemin dan Jeno. Jadi, kemungkinan besar yang datang adalah kurir pengantar pesanan online.
Siapapun yang datang, orang itu berhak dibukakan pintu. Maka Karina sebagai pemilik rumah bangkit berdiri untuk membukakan pintu. Beberapa saat kemudian Karina kembali masuk dengan membawa kotak cukup besar yang perlu dibawa dengan kedua tangannya.
"Paket atas nama Na Jaemin,"ungkap Karina sembari meletakkan bawaannya ke atas meja, di hadapan Jaemin, lalu menambah kalimatnya dengan sedikit mengomel, "udah mulai ya pakai alamatku untuk belanja online. Ini awas aja kalau tempatku jadi kebanjiran paket-paket dari kalian,"
Jaemin tak mengacuhkan Karina. Sebagai gantinya dia berdiri untuk mengambil gunting yang sudah dia hafal dimana Karina menyimpannya. Sejurus kemudian Jaemin sudah sibuk dengan kegiatan unboxing paket yang entah kenapa cukup satisfying untuk ditonton, sampai-sampai Karina, Haechan dan Jeno terdiam sambil memperhatikan Jaemin.
Jaemin mengeluarkan empat buah mug dari dalam paketnya. Sengaja menempatkan bagian depannya supaya dapat terlihat oleh teman-temannya. Mereka langsung mengambil mug dengan nama masing-masing dan memperhatikannya dengan geli.
"Kamu pesen mug dengan cetakan nama kita?"tanya Haechan, memperjelas apa yang sudah terlihat jelas di depan mata mereka.
"Lucu kan,"ujar Jaemin puas, mengambil mug atas namanya sendiri dan memperhatikannya dengan senang.
"Kekanakan,"ledek Karina sambil tertawa.
"Kita perlu hal-hal kekanakan untuk mempererat persahabatan tahu,"tandas Jaemin, sama sekali tidak tersinggung.
Karina mengangguk setuju pada akhirnya. Dia berdiri dan meminta ketiga mug dari tangan teman-temannya untuk dibawanya ke dapur dan dicuci.
"Aku simpan disini ya,"Karina setengah berteriak saat dia hendak meletakkan keempat mug yang dibeli Jaemin ke rak dapur paling atas.
"Oke!"seru Jeno, menyahuti Karina setelah jeda. Sepertinya memang sengaja menjawab karena tidak ada yang bersuara.
"Ini kita patungan nggak Jae?"tanya Haechan yang kemudian membantu Jaemin merapikan bekas bungkusan paket.
"Nggak, hadiah dari aku,"jawab Jaemin, mengambil alih semua sampah dan membuang ke tempatnya.
Karina keluar dari dapur, "aku mau mandi, persiapan berangkat kerja, kalian kalau masih mau disini ya disini aja,"
"Kamu kerja?"tanya Jaemin yang baru kembali dari membuang sampah di dekat pintu depan.
Karina mengangguk sebagai jawaban.
"Bukannya kamu dapat uang beasiswa?"tanya Haechan
"Ya dapat,"ujar Karina, "tapi kan aku pakai untuk keperluan kuliah,"
"Emang kamu nggak kerepotan?"Jaemin mengambil tasnya dari sofa, "kamu kan juga harus ngejaga nilai biar beasiswamu nggak dihentikan?"
"Kalau dibilang repot sih repot... tapi, aku nggak mau ngebebanin keluargaku dengan minta uang saku kayak waktu S1,"sahut Karina, "ngapain kamu ngambil tas? aku kan bilang kalau kalian masih mau disini, ya tinggal aja,"
"Aku anter kamu sekalian ke terminal,"kata Jaemin.
"Kamu pulang ke Incheon?"tanya Haechan.
Jaemin mengangguk, "
"Yaudah, kalau gitu kita juga balik ke kontrakan,"ujar Haechan, mewakili Jeno juga.
~o
Winter setengah melamun memandang ke luar jendela dengan sedikit rasa dendam pada jendela itu. Sebagai seorang pegawai baru, dia kedapatan meja di samping jendela kaca. Ruangan itu memang berpendingin, tapi duduk dengan terekspos sinar matahari langsung dari luar tentunya tetap tidak menyenangkan. Sambil beranda-andai kalau jendela kaca itu dipasangi aluminium foil, Winter menangkap sosok Karina di bawah sana yang turun dari boncengan motor seorang laki-laki.
Winter memicingkan mata, memperhatikan sampai sosok Karina masuk ke dalam gedung. Winter memutar kursinya untuk menghadapkan tubuhnya kembali ke laptop, melanjutkan pekerjaan sampai beberapa menit kedepan. Yaitu sampai Karina sampai ke kantor mereka yang berada di lantai 7.
Karina menyapa para senior sembari dia berjalan menuju mejanya. Sebagai intern, Karina mendapatkan meja di samping Winter yang sama silaunya. Karina meletakkan tasnya di atas meja dan bertemu pandang dengan Winter yang mengintipnya dari balik laptop.
"Jaemin ya?"tanya Winter tanpa basa-basi.
Karina mengangkat kedua alisnya. Dia menoleh keluar jendela dan bisa menebak kalau Winter melihatnya diantar Jaemin melalui jendela itu.
"Bisa-bisanya lihat,"komentar Karina, kagum dengan kemampuan pengintaian teman dekatnya.
"Kayaknya aku emang dianugerahi,"kata Winter, "aku tadi lagi liat keluar dan timingnya pas banget kamu dateng,"
"Jaemin masih sama pacarnya yang dulu,"ujar Karina, memberikan klarifikasi.
Winter manggut-manggut, "aku pikir karena Jaemin sering nginep di apartementmu, sekarang kalian punya hubungan lebih,"
Karina terkekeh sambil menggelengkan, "nggak lah, gila apa," kemudian dia menyalakan laptop milik perusahaan yang sudah stand by di atas mejanya.
"Kan kamu pernah bilang kalau Jaemin tipemu,"kata Winter tidak terima disebut gila, "tampan, berpembawaan tenang, dan cerita benci jadi cinta diantara kalian terdengar lucu,"
"Gak usah aneh-aneh ya,"ancam Karina, sebuah ancaman sambil lalu yang sama sekali tidak menakuti Winter sebagai teman dekatnya sejak berkuliah S1.
Seorang senior melintas di hadapan mereka, keduanya langsung berpura-pura tidak mengobrol dan sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Dari ekor matanya Winter mengawasi situasi yang sudah kembali aman, kemudian dia melanjutkan obrolan, "gimana despronya udah di daftarin?"
Karina mengangguk, "udah,"
"Jadi, kamu udah mantep mau balik ke perfilman?"tanya Winter.
Karina mengalihkan pandangannya dari laptop ke Winter yang juga sedang memandangnya. Sebenarnya, Winter adalah orang yang mengenalkan Karina pada dunia perfilman. Saat masih sama-sama kuliah Manajemen dulu, Winter mengambil pekerjaan sampingan sebagai make-up artist di beberapa sutingan film pendek. Mendengar cerita dari Winter, Karina tertarik untuk terjun ke dunia yang sama. Pengalaman Karina dua kali menjadi produser merupakan produksi film karya* mandirinya dengan Winter sebagai salah satu penggagas.
(Film Karya : film yang dibuat dengan tujuan berkarya, bukan untuk keuntungan.)
Semakin mendekati waktu kelulusan Winter memutuskan untuk berhenti dari dunia perfilman. Sedangkan Karina memilih untuk makin mendalaminya dengan mengikuti kegiatan magang di rumah produksi film Vantasy, yang mempertemukannya dengan Haechan dan Jaemin. Selama menjalani magang itu, Karina selalu bercerita pada Winter tentang teman-temannya dan kegiatan di Vantasy. Termasuk tentang syuting yang mempertemukannya dengan Jeno, beserta hubungan Karina dan Jeno selanjutnya.
Winter adalah orang Busan. Dia pulang ke Busan lebih dulu daripada Karina pulang ke Mokpo. Namun, hanya selang satu bulan Winter kembali ke Soul karena keluarganya memang menghendakinya bekerja di ibu kota, searah dengan keinginan Winter. Mendengar Karina mendapatkan beasiswa dan kembali ke Seoul membuat Winter merasa bersemangat. Winter mengetahui rencana Karina untuk melanjutkan karir di film bersama Haechan, Jaemin dan Jeno. Winter juga yang membantu Karina mendapatkan pekerjaan sebagai intern di tempatnya bekerja karena tahu Karina butuh uang.
"Jalanin aja dulu,"ujar Karina, sebagai jawaban dari pertanyaan Winter tadi.
Winter terkekeh, "kalimat andalan buaya betina,"
"Enak aja,"kilah Karina, masih berusaha mengelak gelar sebagai buaya betina yang dianugerahkan oleh Winter kepadanya.
"Terus gimana kamu sama Jeno?"tanya Winter sembari melanjutkan pekerjaannya.
"Aman,"sahut Karina singkat.
Jawaban yang membuat Winter terkikik, "gimana maksudnya?"
"Ya aman... nggak terjadi hal-hal tidak diinginkan,"sahut Karina.
Winter mati-matian menahan tawa karena mereka sedang ada di kantor. Sementara itu Karina melanjutkan, "kamu tahu kan alasan aku suka sama Jeno?"
"Karena dia bisa kasih kamu ruang untuk cerita hal-hal yang nggak bisa kamu ceritain ke orang lain, betul?"tanya Winter memastikan bahwa ingatannya benar.
"Iya,"Karina memvalidasinya, "dan sekarang dia nggak banyak omong, jadi aku nggak menemukan hal yang bikin aku suka sama dia,"
"Dia masih canggung ya sama kamu?"tanya Winter, mengejar kesimpulan.
Karina mengedikkan bahu, "mungkin,"
"Kamu punya pacar kan Kar, di Mokpo?"tanya Winter.
"Punya,"jawab Karina.
~o
Bulan purnama menggantung di langit gelap sendirian. Tidak ada bintang yang menemaninya. Karina memperhatikan lingkaran sempurna yang bercahaya itu dengan perasaan gamang. Meskipun berada di tempat yang diinginkannya yaitu Seoul, bukan berarti tidak ada hari buruk diantara waktu-waktu yang dilaluinya. Seperti hari ini, terasa begitu panjang.
Meski sudah larut, Karina masih terburu-buru. Karina turun dari taksi dengan hati-hati dan melangkahkan kaki untuk masuk sebelum taksi pergi. Langkah kakinya yang panjang membawanya cepat sampai ke pintu apartement yang saat masuk tidak lagi menjadi kejutan bahwa ada Haechan, Jaemin dan Jeno disana.
Minggu lalu adalah pengumuman bahwa Rectangle lolos tahap awal yaitu seleksi desain produksi. Selanjutnya adalah pitching yang akan diadakan besok pagi. Itulah alasan anak-anak berkumpul hari ini.
"Kita udah bikin presentasinya,"kata Haechan, semunculnya Karina di hadapan mereka.
Sembari mendengarkan, Karina berbelok ke dapur untuk mengambil air minum.
"Mending sekarang kamu tidur, besok pagi-pagi kita bangunin dan kamu latihan,"lanjut Haechan.
"Bentar dulu Chan, biarin dia minum,"saran Jaemin.
Karina meletakkan mug yang bertuliskan namanya diatas dispenser, "kalian udah bikin presentasinya? Kan aku bilang tunggu aku,"
"Nunggu kamu? Kamu tahu nggak ini jam berapa?"tanya Haechan, nadanya meninggi sembari dia membuntuti Karina yang pergi ke ruang tengah.
Mendengar pertanyaan Haechan memotivasi Karina untuk mengecek jam dinding. Pukul 2 dini hari. Karina menghela nafas sambil duduk di depan laptop milik Jaemin yang menayangkan bahan presentasi. Tanpa berkata apa-apa, Karina mulai mengubah-ubah presentasi yang sudah disiapkan oleh Haechan, Jaemin dan Jeno.
"Ngapain Kar?"tanya Jaemin.
"Nggak lihat aku lagi benerin kerjaan kalian?"Karina balas bertanya dengan ketus, "isinya tulisan semua begini kalian pikir bakal bisa lolos pitching? Cobalah pikir, kenapa bikinnya kayak anak SMP gini sih,"
"Heh Karina, aku tahu kamu lagi capek tapi ngomongnya bisa nggak gausah ngeremehin kita?"protes Haechan.
"Ssstt Haechan,"Jeno menempelkan jarinya di bibir sendiri untuk memberi isyarat agar Haechan diam.
"Kenapa aku yang disuruh diam?"Haechan tidak terima.
"Ya karena kamu berisik!"tukas Karina.
"Karina,"tegur Jaemin, memegang kedua bahu Karina, "udah Kar, kamu capek..."
"Terus kalau aku capek, aku harus mau aja gitu maju ke depan pakai bahan presentasi recehan kayak yang kalian bikin ini?!"cecar Karina.
"Kalau kamu senggak suka itu sama kerjaan kita, yaudah kerjain sendiri!"tukas Haecchan.
"Aku sih mau banget ya ngerjain sendiri, aku juga udah bilang biar kalian nggak kerjain duluan, tunggu aku!"seru Karina, sambil tidak lepas dari pekerjaannya mengubah bahan presentasi yang ada.
"Kita bikin duluan biar kamu bisa istirahat Kar! Ini udah jam dua dini hari, biar kamu pulang terus tinggal istirahat!"Haechan tidak mau kalah keras suaranya.
"Sekarang sama aja kalian nggak bikin aku istirahat,"sinis Karina, "terutama kamu Chan, malah bikin aku tambah capek!"
"Salahmu sendiri Karina, pengumuman pitching udah dari seminggu yang lalu dan kamu belum nyiapin apapun sampai malem ini kan?!"omel Haechan.
"BANYAK YANG PERLU AKU KERJAIN SELAIN INI, HAECHAN!"bentak Karina sembari membanting pulpen yang kebetulan ada di tangannya.
"Berasa kamu doang yang sibuk,"gerutu Haechan, mengambil jaket dan tasnya, "aku kesini besok pagi,"
Haechan pergi meninggalkan apartement Karina. Sedangkan Jaemin dan Jeno masih disana untuk membantu Karina. Tapi, dengan ego dan keras kepalanya, Karina tidak mau dibantu. Jaemin dan Jeno yang hanya bisa diam menemani Karina karena tidak berani bersuara akhirnya ketiduran. Karina berhasil menyelesaikan presentasinya dan menghafal semuanya pada jam 4 pagi. Setelah itu Karina langsung pergi ke kamarnya untuk tidur.
Pukul 5 Haechan datang ke apartement Karina, membangunkan Jaemin terlebih dahulu untuk mandi. Setelah Jaemin selesai, mereka membangunkan Jeno sebagai yang mandi berikutnya. Pukul setengah 6 pagi, Jaemin masuk ke kamar Karina untuk membangunkannya. Karena kemarin adalah hari yang panjang untuk Karina dan dia baru tidur pukul 4, Karina sulit dibangunkan. Haechan bergabung dengan Jaemin untuk membangunkan Karina dengan emosi. Alhasil, baru bangun tidur Karina dan Haechan sudah bertengkar. Dan itu menguras banyak tenaga.
Karina tidak pernah ketiduran di acara resmi apapun, tapi saat pembukaan acara pitching hari ini dia sempat ketiduran sebentar di bahu Jaemin, yang menandakan gadis itu benar-benar kelelahan. Dan meskipun sudah terbangun sejak kelompok pertama memulai pitching, Karina mengalami mimpi buruk saat gilirannya tiba. Karina ingat apa yang harus dia sampaikan, tapi dia lupa dengan kalimat yang telah dirangkainya. Karina bicara dengan belepotan.
Ketegangan yang meningkat membuat Karina mulai melupakan materi demi materi yang perlu disampaikan. Presentasi buatan Karina sangat minim tulisan, sebenarnya bagus, hanya saja itu tidak membantunya saat Karina melupakan kalimat-kalimat yang dihafalnya.
Tiga hari kemudian pengumuman pitching. Haechan dan Jaemin datang ke apartement Karina untuk melihat pengumumannya bersama. Kali ini Jeno tidak datang karena mendapat pekerjaan di luar. Dan hasil yang keluar adalah : Rectangle tidak lolos.
Dan saat itu tiba-tiba Karina teringat pada bulan purnama yang menggantung sendirian, tidak ditemani oleh bintang, yang dia lihat saat perjalanan pulang dini hari sebelum pitching.
###
to be continued.
bersambung.
###
Author Note
Catatan Penulis
Halo, bertemu lagi di karyaku CYBM-BILY.
Kamu boleh panggil aku kak, thor, atau Trisa yaa.
Sebelumnya, terima kasih atas pengertiannya karena aku mengundurkan waktu perilisan yang sudah aku janjikan. Semoga kalian menikmati cerita ini menjadi hiburan yang menyenangkan!
Kalian bisa dengan bebas menghubungiku melalui :
- direct message wattpad
- Instagram : trisapka
- Tiktok : trisapkaa
- Twitter : trisapka (akun personal) / karinauuw (akun promosi)
Selanjutnya sampai bertemu lagi di cerita ini yang di update setiap hari Sabtu jam 7 malam.
Jangan lupa untuk selalu memberikan komentar dan vote agar aku lebih semangat menulis.
Terima Kasih ^o^
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
