"ngapain malah diam? Sana masuk! Mau nginep lo disini?"
"ah i-iya kak"
"iya apa? Iya nginep?"
"ihhh bukan!! Maksudnya iya saya masuk", lagi, sebelum Rere berhasil membuka pintu mobil Dias, suara Dias kembali mengintrupsi.
"oy"
Rere kembali berbalik, "kenapa kak?"
Sebelah alis Dias sedikit terangkat.
"salken juga"
Line
kelompok 9 (7)
Dias
|jangan lupa besok upload twibbon
|(link)
|tuh buat downloadnya
Juna
|iya bang
Dias
|udah wawancara semua kan?
Lucas
|udeh bang aman
Sakha
|udah bang kemaren gue
Dery
|udah
Juna
|ini gue otw mau wawancara bang
Dias
|aman nih?
|udah semua berarti kan?
Renaya
|kak
|saya sama Naomi belum wawancara
Rere mengerutkan dahi setelah mendapat satu notifikasi baru.
Line
Dias
|kenapa belom wawancara?
HAH MAMPUS GUE JAWAB APAAN NEH
Rere kebingungan sendiri, kating yang selalu dia hindari tiba-tiba char dia dong..
Mau balas tapi takut. Gak balas nanti salah.
Rere memutari kamarnya sampai 7 kali, saking bingungnya. Rere baru aja mau menelfon Naomi untuk meminta saran tapi jempolnya malah menyentuh roomchat Dias yang mana artinya dia meng-read chat dari Dias.
Rere langsung panik.
Bego gue bego.
Beberapa menit dia gak ngapa-ngapain cuma memperhatikan roomchat Dias dengan panik, tiba-tiba ada pop up chat dari si mentor.
Line
Dias
|??
Aduh gimana dongggg
Renaya
|Belum bisa ngehubungin kakak hmj nya kak
Dias
|emang mau wawancarain siapa?
Renaya
|kak Jeffrey kak
Dias
|Jeffrey?
|gak ada yg lain?
Renaya
|Gak ada yg dikenal lagi kak
|kakak ada kontaknya gak?
Dias
|ada
Renaya
|Boleh minta gak kak?
Dias
|g
HAHHHHHHHHHHHHHHHH
Renaya
|Gak boleh kak?
Dias
|jangan Jeffrey
|gue bph hmj
Maksudnya?
Gue bisa wawancarain dia gitu dong?
Renaya
|Kakak bph hmj??
Dias
|makanya baca
Renaya
|Bisa diwawancarain dong?
Dias
|ya bisa lah
Renaya
|Serius kak boleh wawancarain mentor?
Dias
|y
Renaya
|Yaudah saya sama Naomi wawancarain kakak aja
|hehehe
Dias
|boleh
|kapan?
Renaya
|Kakak free nya kapan?
Dias
|besok jam 4
Renaya
|Sebentar kak saya tanya naomi duluuuu
Sebenernya Rere bingung, kenapa Dias malah ngasih tahu kalau dia anak hmj kan Rere gak nanya. Terus juga Rere minta kontak Jeffrey, Dias gak kasih.
Line
Renaya
|NAW NAW
|pppppp
Naomi
|paan seh
Renaya
|Kak doy bph hmj
Naomi
|terus?
Renaya
|Kita wawancarain dia aja ya
Naomi
|lah kenapa jadi dia??
Renaya
|Pokoknya tadi pas gue bilang di grup kan, gue sama lo belum wawancara
|DIA NGECHAT GUE
Naomi
|waw ako kaget kaka
|lanjot
Renaya
|Terus dia tanya kita mau wawancarain siapa
|gue jawab kak Jeffrey
|terus gue minta kontaknya
|eh dia malah bilang ‘gue bph hmj’
|padahal gak nanya
Naomi
|hm
Renaya
|Terus gue tanya deh bisa diwawancarain gak
|eh katanya bisa
|yaudah dia aja lah
Naomi
|hm
Renaya
|APASIH
Naomi
|wkwkwk yaudah lah gue ikut aja
|kapan?
Renaya
|besok jam 4 katanya
Naomi
|kok besok sih
Renaya
|kenapaa???
Naomi
|besok kan gue nganterin kekasihku ke dokter gigi
Renaya
|Budak
Naomi
|apaan sih nganterin doang bukan budak!
Renaya
|Terus gimana? Besok udah harus upload twibbon
Naomi
|gimana kalo kita wawancara di dokter gigi
Renaya
|Naw please jangan mulai
Naomi
|gue besok pagi aja deh
|kan besok gue cuma 1 matkul
Renaya
|Terus lo ninggalin gue sendiri?
|TEGA
Naomi
|yak gimana yak
|gak bisa aku tuh jam 4
Renaya
|Besok gue 2 matkul pagi gak bisa
Naomi
|ya sudah kamu jam 4 saja sayang
|aku paginya
|nanti aku chat bang Doy
|oke?
Renaya
|Gak mau ah masa gue wawancarain dia sendiri????
|gak mau pokoknyaaaaa
Naomi
|yaudah kamu tipsen sajalah paginya
Renaya
|Gak mau juga
Naomi
|Re
|gelud sini yok
|lagian lo gak bakal di apa2in kok sama bang doy
Renaya
|Dia kan galaknya cuma sama gue
Naomi
|nggak elah
|gue chat bang doy ya
|oke deh besok gue wawancara pagi
|babay
Rere kesal banget sama Naomi, tapi mau gimana gak mungkin juga kan dia maksa, apalagi kalau urusannya sudah menyangkut pautkan kak Julian, Rere langsung kalah. Rere mengerutkan kening saat ada notifikasi masuk.
Dias
|Naomi bilang dia pagi
Renaya
|Iya kak dia gak bisa jam 4
|tapi saya tetep jam 4
Dias
|oh
|gak bareng Naomi?
Renaya
|Gak kak saya ada kelas paginya
Dias
|oh
Oh oh mulu
Renaya
|Iya kak
---
Selesai kelas Rere langsung ngechat Dias menanyakan keberadaannya, yang langsung dibalas oleh Dias kalau dia ada di sekret. Rere langsung mendengus, pasalnya sekret tuh kan pasti ramai sama kating-kating. Rere tuh gak nyaman.
Gimana sih ya
Ngerti kan lah ya?
Tapi mau gak mau Rere harus ke sekret soalnya hari ini terakhir upload twibbon, daripada nanti dia kena omel mentornya.
Rere melihat dari kejauhan keadaan sekret himpunan mahasiswa akuntansi tuh ramai banget, pintunya terbuka terus banyak yang ngemper juga di dihalaman depannya.
Rere gak nyaman asli deh, dia takut, dia kan introvert.
Akhirnya Rere berjalan mendekat dan setelah sampai di depan pintu sekret, semua yang ada disana langsung menatap dia.
"cari siapa neng?" tanya salah satu cowok gak tahu siapa.
Rere gemeteran, "emm... Kak Dias nya ada kak?"
"oh si Doy tuh lagi rebahan santuy, bentar ya gue bangunin dulu" Rere cuma ngangguk aja. Semua orang masih ngeliatin dia by the way, dan keadaan sekret seramai itu. Setelahnya Rere bisa lihat Dias berjalan ke arahnya. Semua orang disana langsung meledek Dias.
"acieeeee Doy"
"siapa nihh? Boleh kali kenalin"
"lhaaa gue pikir bang Doy ada sesuatu sama kahim"
"hati-hati dek Dias suka gigit"
"uhuy uhuy boleh juga nih, pak gandengannya"
Rere tiba-tiba deg-degan, bisa dibilang dia antara gugup sama takut. Dias kan galak ya sama dia terus dia mau wawancarain Dias, berdua doang lagi. Haduh
"ayo"
“i-iya kak"
"acieeeeeeee ihiy ihiy suit suitttttt"
"jangan dengerin" Rere mendongah, matanya bertemu dengan mata Dias yang lagi menatap dia datar. Rere cuma mengangguk,
"dimana?"
"selasar aja kak" Dias langsung berbalik, berjalan mendahului Rere. Rere mengekori cowok itu.
Ini gue gak bakal kenapa-kenapa kan ya?
---
15 menit setelah Dias dan Rere duduk lesehan di selasar, gak ada satupun dari mereka yang bersuara. Mereka sama-sama diam. Sesekali bertukar pandang tapi kemudian sama-sama mengalihkan pandangan.
"woy"
Rere mendongah, "eh iya kak?"
"mau nanya apa?" Rere menggaruk lehernya, dia bingung mau bertanya dari mana dulu.
"ehm...."
"gak nyiapin pertanyaan?"
Kenapa sih Dias tuh kalau ngomong serem banget? Kan jadi gemeteran.
"b-belum kak"
Dias berdecak, "lha gimana", Rere menunduk sambil mengutak-atik ponselnya, biar kelihatan sibuk saja.
"paragraf pertama lo jelasin dulu tentang himpunan, definisi, fungsi, sama tujuannya"
Rere langsung mengetik itu di note ponsel nya.
"strukturnya juga, tapi lo cukup tulis ketua sama wakilnya aja jangan lupa nama kabinetnya"
"ketua sama wakilnya siapa kak?"
"ck, ngapain aja sih lo dikampus? Ketua sama wakil hmj aja gak tau"
Tuhkan salah lagi gue.
"ketuanya Theo, wakilnya Tala, strukturnya ada di ig hmj, nama kabinetnya kabinet superhuman" lanjutnya. Rere ngangguk-ngangguk kemudian mengetikkan info itu di note ponselnya.
"untuk acara hmj, ada beberapa acara yang bakal diselenggarain, tapi acara utamanya itu ada 4, ACCREATE, Charity, STL, sama Acctech" Dias mulai menjelaskan dan Rere sudah siap pasang telinga matang-matang.
"ACCREATE sendiri itu ada banyak cabang didalamnya, jadi dalam ACCREATE tuh kita punya proker lain, contohnya Dies Natalis Akuntansi, Semnas, dan Accup, buat oprec kepanitian ACCREATE sendiri bakal dibuka bulan depan. Lo boleh join kalo berminat"
Hahaha Rere tertawa dalam hati. Dia ikut kepanitian? Ha ha sangat tidak mungkin. Kasihan nanti acaranya punya panitia macam Rere yang mageran akut.
"kalau Charity itu acara amal dari himpunan, kita bakal dateng ke beberapa panti dan rumah sakit kanker anak untuk memberikan bantuan, bukan cuma bantuan dana, kita juga bakal ngasih bantuan psikis kayak ngasih semangat atau menghibur gitu, biar mereka ceria, kasian kan kalo mereka sedih karena keadaan mereka? Untuk pengumpulan dananya, kita bakal buat semacam konser amal di kampus, rencananya bulan agustus nanti. Terus STL juga sejenis sama Charity bedanya kalo Charity kita kasih bantuan dana dan psikis kalo STL kita kasih bantuan pembelajaran, jadi kayak ngajar pengetahuan umum gitu di sekolah-sekolah tertinggal, kasih bantuan buku, seragam, gitu"
Rere kira Dias bakal sinis sama dia ternyata nggak, Dias cerita dengan santai. Sumpah dengerin Dias cerita tuh asik banget, berasa lagi didongengin.
"kalo yang terakhir apa kak?"
"Acctech itu semacam content berita online buat himpunan yang bakal di share lewat sosmed. Isinya ada berbagai bidang"
"oh gitu" Rere mengetikkan semuanya di note ponselnya.
Dias mengangguk, "itu garis besarnya, ada lagi yang mau ditanya?"
Yah udahan ceritanya?
Rere bingung, "apa ya... Suka dukanya jadi pengurus himpunan kak?"
Dias menaikkan alisnya, “kayaknya suka duka gue gak perlu masuk essay". Rere cuma tersenyum kikuk mendengarnya.
"bingung kak mau nanya apa lagi"
"jangan lupa masukin biodata yang diwawancara"
"biodata kakak?" Dias mengangguk. "perlu gue jabarin?"
"iya hehe"
"males, lo liat struktur kepengurusan di ig hmj aja, ada nama gue pasti"
Hm ngeselin.
"yaudah deh kak" kata Rere akhirnya. Gak kerasa hari udah mulai gelap, Rere langsung buru-buru berdiri.
"kak sekarang foto aja"
"disini?"
"iya, eh gelap ya? Apa mau disana aja?"
Dias ikut berdiri. "terserah"
"disini aja deh gak terlalu gelap" Rere mengangkat ponselnya mencari-cari tempat terang di selasar. "sini kak disini terang", Dias berjalan menghampiri Rere, "eh siapa yang fotoin tapi ya?"
"masa selfie? Aneh banget selfie pake twibbon" gumam Rere sama dirinya sendiri.
Pas banget lagi bingung, Rere ngeliat Sakha lagi jalan melewati selasar sambil main ponsel.
"Sakha!" Sakha noleh kemudian berhenti, "eh oy!"
"fotoin gue dong tolong" kata Rere setelah lari menyusul Sakha.
"wawancarain siapa lo? Eh bang Doy!" kata Sakha pas melihat ada Dias berdiri dengan tangan dimasukkan ke saku di belakang Rere. Dias hanya mengangguk.
"lo diwawancara Rere, bang?", Dias mengangguk.
"fotoin cepetan keburu maghrib" Rere langsung ngasih ponselnya ke Sakha.
"wishh iya iya yaudah sana lo gaya"
Rere mengambil tempat disamping Dias. Kemudian tersenyum kaku.
"elah jauh amat lo berdua kayak tukang ngutang sama deptcollector, deketan dong, bang"
Rere dan Dias sama-sama mengambil satu langkah ke samping mengikis jarak antara mereka.
"kaku banget udah kayak mau foto KTP, santai dong"
"berisik bener, gue ospek lagi lo ya" celetuk Dias. Sakha terkekeh.
"ayok gaya Re jangan kaku ah!"
Alhasil Rere ngide buat gaya peace sign kemudian tersenyum manis.
"sip, oke satu... Dua... Tiga..."
Tepat saat hitungan ke tiga Rere merasa sedikit berat dibahu kirinya, dan kenyataan bahwa ada tangan Dias disana membuat jantung Rere sedikit gak normal.
"bagus gak?" tanya Dias.
Sakha mesem-mesem.
"lepasin dulu kali itu tangan, betah amat hohoho" Dias refleks langsung menarik kembali tangannya dari bahu Rere.
"bagus bang, serasi banget udah kayak lagi prewed"
"apaan sih!" tukas Rere.
Sakha terkekeh.
"acia cia cia udah ah keburu malem gue balik ya, nih hp lo Re, oh iya batrainya low tuh, sukses bang! Hahahaha" Sakha kemudian kabur. Rere melihat hasil foto itu. Suhu wajahnya mendadak naik melihat Dias yang sangat jelas sedang merangkulnya difoto itu.
Ini dia sengaja apa gimana sih?!
"lo balik naik apa?" Rere buru-buru matiin ponselnya, dia berbalik dan menemukan Dias sudah ada di belakangnya.
"dijemput kak"
Entah kenapa raut wajah Dias seperti beda gitu setelahnya.
"bucin banget cowok lo cuma dijadiin tukang ojek doang" ucap Dias pelan tapi Rere masih bisa denger.
Rere langsung bingung.
"h-hah?"
Tepat setelahnya ponsel Rere bunyi ada telfon dari Jeno.
"hal-"
"pulang gak? Jemput kapan?"
"sek- halo? Halo? Jeno! Ya elah mati" Rere hampir aja ngeluarin semua sumpah serapah kalau dia gak ngelirik Dias yang masih stay disampingnya. Menatap dirinya.
"eh saya sholat dulu ya kak udah maghrib, makasih ya kak" Rere langsung aja pergi ke masjid, soalnya entah kenapa berlama-lama sama Dias terasa sangat aneh.
Bukan deh. Diasnya yang aneh!
---
Sangat relate kalau Jeno suka anggap Rere itu adiknya, selain karena tingginya yang hanya sebatas dada cowok itu, sifat Rere juga gak bisa banget disebut kakak, sifatnya yang suka menyepelekan barang terlihat lebih childish dibandingkan Jeno.
Dari dulu Rere selalu menyepelekan yang namanya charger apalagi powerbank. Dia gak pernah membawa kedua barang itu karena dia yakin ponsel nya gak akan kehabisan baterai, tapi sekarang ponselnya justru mati dan dia yang jadi ribet sendiri.
Sekarang Rere sedang berjongkokmemakai sepatunya di depan masjid. Dia harus buru-buru soalnya dia terpaksa pulang naik bis, dan sekarang itu jam-jam pulang kerja pasti ramai. Selesai pakai sepatu, Rere langsung berdiri, namun detik berikutnya tubuhnya agak oleng saat dahinya menubruk sesuatu.
"aduhhh" Rere mengusap dahinya kemudian mengadah.
"lah kak Dias? Ngapain?"
Dias cuma diam saja.
"mau sholat kak? Tapi ini kan pintu masuk cewek"
"gue udah sholat"
"oh okedeh"
"ayo", ucap Dias setelahnya dia berbalik berjalan mendahului Rere. Rere mematung.
"ayo maksudnya gimana kak?", tanya Rere tapi Dias malah berjalan semakin menjauh.
"kak"
"KAK!"
"KAK AYO KEMANA?!", Rere teriak tapi Dias tetap aja jalan.
Jadilah Rere berlari menyusul langkah Dias.
"kak maksudnya ayo k- aduhh" lagi-lagi dahi Rere menubruk tubuh Dias, bedanya sekarang bagian belakangnya.
Rere sudah pengen mengumpat dari tadi. Dias berbalik dengan wajah datarnya.
"gak usah teriak-teriak udah malem"
Rere mengerutkan keningnya.
"ayo" kata Dias lagi.
"sebentar kak, saya gak ngerti nih kakak mau ngajak saya kemana, tapi yang jelas saya buru-buru kak takut bis penuh" jelas Rere.
Hal selanjutnya yang Rere rasakan adalah ujung lengan kemejanya ditarik dengan lumayan keras, "eh eh kak!"
"bawel bener lo" kata Dias masih menarik ujung kemeja Rere. Rere sampai kesusahan mengikuti langkah Dias.
Mereka berhenti di parkiran, tepatnya di depan sebuah mobil berwarna silver. Dias melepaskan tangannya kemudian masuk ke mobil itu.
Rere langsung kayak, HAH NGAPAIN COBA DIA NARIK GUE KE MOBILNYA TERUS DITINGGAL?
Tin!
Rere hampir saja terjungkal, dia buru-buru minggir setelah mendapat klaksonan itu. Tapi mobil Dias gak jalan juga. Demi apapun Rere bingung banget sekarang.
Tiba-tiba Dias menyembulkan kepalanya dari dalam mobil.
"woy!"
Rere menoleh, "masuk!"
Eh????
"saya kak?" Rere menunjuk dirinya sendiri. Dias berdecak, "bukan gue ngomong sama kunti dibelakang lo" mendengar itu Rere langsung celingak-celinguk dengan gestur panik. Tubuhnya merinding tiba-tiba.
"percaya lagi, bego. Ya gue ngomong sama lo lah! Masuk cepetan!"
"ngapain saya masuk kak?"
"masuk aja kenapa sih?! Nanya mulu" Rere mendengus, tapi dia takut buat gak menurut. Jadinya Rere masuk ke mobil Dias dengan takut-takut.
Tepat saat Rere menutup pintu mobil, mobil Dias langsung jalan menjauhi parkiran.
Ini maksudnya gimana sih??
Sampai gerbang utama kampus pun mereka masih saling diam. Hening banget di mobil itu, soalnya radio juga gak dinyalakan.
Rere mau ngomong takut, gak ngomong masa diam terus juga gak enak, serba salah memang.
"kak" Rere akhirnya bersuara setelah hampir 20 menit mereka berkendara.
"hm?"
"kakak mau nganter saya pulang?"
"sekarang jam pulang kerja, bis penuh, deadlineupload twibbon hari ini, kalo lo pulangnya telat bisa-bisa lupa upload twibbon"
Bilang iya aja apa susahnya sih?
"kakak tau rumah saya?"
"emang gue terlihat sedekat itu sama lo sampai tau rumah lo dimana?" kata Dias datar tanpa melirik Rere, matanya fokus ke jalanan.
"oh iya juga ya"
"ini kemana?"
"lurus aja kak, nanti pertigaan ke kanan, rumah saya agak jauh kak, gak apa-apa?"
"gak tau, tergantung"
"tergantung apa kak?"
"nanya mulu kayak petugas sensus", Rere bungkam. Dia langsung mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Dia sendiri bingung, mimpi apa semalam sampai sekarang diantar pulang sama Dias. Percayalah hanya berdua di dalam mobil bersama Dias itu bukanlah sesuatu yang baik, terutama buat jantung Rere.
Aneh kan? Dia juga gak ngerti dia kenapa.
"kak rumah saya beneran gak deket dari kampus, mending kakak turunin saya di halte nanti s-"
"bisa diam gak?!"
Dias menghela nafas, "kan gue udah bilang kalo lo telat upload twibbon lo bisa di diskualifikasi dari acaranya"
Wah baru tahu tuh Rere segala ada diskualifikasi.
"emang lo mau ngulang lagi tahun depan?" Rere buru-buru menggeleng.
"kan batasnya jam 12 kak, ini masih jam 7 masih sempat kok"
"kalo lo lupa?"
"gak bakal lupa kok kak"
"apa jaminannya?"
Ya emangnya juga kalo gue di diskualifikasi ruginya di lo tuh apa sih?
"gak ada"
"mana bisa gue percaya sesuatu tanpa ada jaminannya"
Rere terdiam. Dia cuma bisa memainkan kukunya di celana jeans yang dia pakai.
"yaudah deh kak"
30 menit kemudian mobil Dias mulai memasuki perumahan tempat Rere tinggal, selama 30 menit itu mereka lebih banyak diam. Ngobrol paling hanya bahas acaranya saja.
"ini yang mana rumah lo?"
"yang itu kak pagar hitam" Rere menunjuk pagar rumahnya. Setelah Dias memberhentikan mobilnya Rere langsung lepas seatbelt.
"makasih kak, saya turun ya" Dias gak menjawab. Baru juga Rere mau membuka pintu mobil tiba-tiba pagar rumahnya terbuka menampilkan Jeno, sontak Rere dan Dias langsung melihat ke arahnya.
Entah kenapa ekspresinya Dias sedikit berubah sekarang.
"turun, udah ditungguin pacar lo tuh"
Rere loading.
DIA KIRA JENO PACAR GUE??!
"ngapain? Turun-"
"kak ih dia mah bukan pacar saya, dia adik saya"
Hening.
Dias menatap Jeno yang lagi melihat ke arah mereka dengan bingung. Tapi cowok itu sama sekali gak membalas ucapan Rere.
"kak sekali lagi makasih ya udah anterin saya, maaf ngerepotin habis ini saya langsung upload twibbon" kata Rere. Dias menoleh menatapnya tanpa bicara.
Saat tangan Rere mau menarik pintu mobil Dias, Dias buka suara.
"besok lagi jangan lupa bawa charger"
Eh dia tau dari mana??
Saking kagetnya Rere sampai terdiam, kemudian sentilan di dahinya menyadarkannya kembali. Dias baru saja menyentil dahinya.
"ngapain malah diam? Sana masuk! Mau nginep lo disini?"
"ah i-iya kak"
"iya apa? Iya nginep?"
"ihhh bukan!! Maksudnya iya saya masuk", lagi, sebelum Rere berhasil membuka pintu mobil Dias, suara Dias kembali mengintrupsi.
"oy"
Rere kembali berbalik, "kenapa kak?"
Sebelah alis Dias sedikit terangkat.
"salken juga"
---
"itu siapa?"
"kok bisa nganterin mba pulang sih??"
"tumben mba bawa cowok, mecurigakan"
Rere mendengus mendengar rentetan pertanyaan dari Jeno, kemudian berbalik.
"berisik banget sih, Jen! Jangan ngikutin gue balik ke kamar lo sana"
Tapi Jeno dengan santainya malah duduk bersila diatas kasur Rere.
"cerita dulu itu siapa"
"dih ogah"
"yaudah Jeno bilangin bunda, mba bawa pulang cowok"
"heh! Jangan macam-macam lo!"
"BUNDAAAAAAAAAA-" Rere buru-buru membekap mulut adiknya itu.
"JENO BENER-BENER LO YA!"
"cerita makanya cepet gak pake lama!"
Rere menghela nafas kemudian duduk disamping Jeno, padahal awalnya Rere mau mandi tapi malah dipaksa cerita sama anak itu.
"tadi itu mentor gue"
"mentor mba yang benci mba itu?", Rere mengangguk.
Jeno mengerutkan alisnya bingung, "kok nganterin balik sih? Bukannya dia jutek sama mba?"
"nah makanya gue juga bingung"
Jeno loading, "bentar Jeno pikir pake otak Jeno yang jenius ini dulu"
"apa jangan jangan....."
"lo yang minta ya mba?! Iya kan?! Lo kan anaknya peritungan pasti lo maksa ngemis-ngemis kan- aw!"
"berisik banget, balik ke kamar!"
"gak ah"
"jen arghhhhhh" Rere menggeram kemudian dia memasuki toilet dengan langkah kesal, dan jangan lupakan dia membanting pintunya membuat Jeno kaget sendiri.
"kok dia marah?" Jeno menggaruk kepalanya bingung.
---
Rere sedang rebahan di kasurnya sambil mengedit foto tadi yang dia satukan dengan twibbon. Selesai mengedit dia mau langsung post di instagram dengan caption sok mahasiswa teladan yang penuh kata-kata aesthetic, tapi terhenti.
Rere melihat foto itu sekali lagi dan tiba-tiba suhu dipipinya naik.
Dia ngapain sih taro tangannya disitu?? Kan kayak ngerangkul gue!!
Dia seketika menyesal karena gak mengambil lebih dari satu foto. Karena dia yakin 1000% foto ini dapat menimbulkan gosip dang ledekan dikalangan teman kelompoknya.
Tapi udahlah, sekarang jam setengah 11 pasti yang lihat sedikit kan?
Jadi dengan yakin Rere menekan ikon post di instagramnya, gak diduga beberapa menit setelah di post kolom komentarnya justru ramai banget.
lucaswx OHOHOHO jasa free tag @junaraw
sakharp mantap lanjutkan bang!!!
sakharp ayo kaka jasa foto prewednya 7 milyar aja kaka, diskon awal tahun kaka
oriensnao HAHAHA KAGET GUE
oriensnao KOK GUE GAK DIRANGKUL JUGA SIH BANG @diaszn
junaraw masih gue liatin
kjulian_ oh mau dirangkul juga? @oriensnao
sakharp liatin doang gak ada aksi ya diembat lah bego! @junaraw
junaraw bacot
lj.jeno oh ini yang nganterin balik tadi y
deryhng gila mentor gue
lucaswx WOY BANG LO NGANTERIN RERE BALIKK???? @diaszn
junaraw dahlah
sakharp WKWK OJUN SEDIH AMAT
oriensnao ihhhh bercanda doang kak @kjulian_
marklee_ WOY LIAT KELAKUAN ANAK SPPI @jaejeffrey @ltytheo @bulantae @johnnysuh @ten10 @nkmtyuta
ten10 yaelah kadep siape nih
nkmtyuta YANG JELAS BUKAN KADEP GWA HAHA TAI
jaejeffrey wkwkwk sabar ya dek
ltytheo bahhhhhhhh ngegas banget monyet
ltytheo gua mutasi jadi ob nih lama2
bulantae gak ada akhlak anjir
imyourjoy pengen tag orang
johnnysuh BANGSATTTT HAHAHA
johnnysuh eh sorry dek wkwkwk
marklee_ tangan gatel banget apa tuh sampe nemplok?? @diaszn
nkmtyuta kalo gak nemplok gak afdol kaka @marklee_
Rere mengerenyitkan dahinya, dia bingung tiba-tiba banyak kating yang komen di twibbon dia. Mau di archive tapi takut diomelin. Akhirnya Rere cuma scrolling dan like beberapa twibbon teman-temannya yang ada di timeline. Gak menanggapi orang-orang yang komen di twibbon dia. Tapi dia jadi kepo sama apa yang dibilang katingnya tadi.
SPPI? Apa tuh? Sejenis biaya sekolah?
Karena kepo, Rere membuka ig himpunan dan mulai scrolling. Dia melihat foto-foto bph-nya, sampai jempol Rere menekan foto yang ada Diasnya di situ kemudian Rere membaca caption yang ada di foto itu.
Satuan pengembangan dan pengendalian internal.
Sebagai sarana pengendalian atas kinerja himpunan dan menjadi wadah untuk mengevaluasi secara independen.
Kepala Departemen
- Aldias Zian Devanandra -
Anggota :
- Jeffrey Natadean -
- Johnny Suh -
HMJ Akuntansi
KABINET SUPERHUMAN
Tepat setelah Rere selesai membaca caption foto itu, ponsel nya berbunyi.
Naomi is calling...
"ha-"
"WOY WOYYYY!!!"
Rere langsung menjauhkan ponselnya dari telinga, teriakan Naomi membuat telinganya perih.
"apa sih?!"
"Apaan tuh jelasin ke gue jelasin!"
"apaan sih jelasin apaan?! Emangnya gue soal kuis apa suruh jelaskan!"
"BANG DOYYYYYYYY"
"NAWMI JANGAN TERIAK YA BERASA DI LOUDSPEAKER TAU GAK!!"
"YA LO NGAPAIN BALES TERIAK??!!"
"LO NYA TERIAK!"
"YAUDAH SANTAI DONG GAK USAH TERIAK!!"
"jelasin!" suara Naomi mulai merendah tapi tetap saja ngegas.
Rere menghela nafas, "gue harus jelasin apa sih???"
"kenapa bang Doy ngerangkul lo? Pas foto sama gue jauh-jauhan banget berasa virus gue!"
"lo kan emang penuh virus!"
"serius jawab"
"ya mana gue tau Naw, dia tiba-tiba begitu pas Sakha fotoin, gue juga kaget ini bukan lo doang"
"hmmmmmmmmmmmmmmmm, terus gue liat itu adik lo komen katanya bang Doy nganter lo balik?"
"iya" jawab Rere pelan.
"OALAH JELASKAN SEBUTKAN JABARKAN IMPLEMENTASIKAN!!" lagi Rere harus menjauhkan ponsel dari telinganya untuk kedua kalinya. Akhirnya mau gak mau Rere menjelaskan kronologi aneh Dias mengantarnya pulang secara detail. Dan respon Naomi adalah..
"!@#$%^&*()₩¥£€>'~<}[¡▪︎=+/ !!!!!"
"lo ngomong apa sih?"
"AIH MANTAP BANGET SISTER"
"apanya yang mantap?"
"ceritanya ihiy, tanda-tanda nih"
"tanda-tanda apaan? Kiamat?"
"astaghfirullah sayangku selain kak Julian! Dah malem btw, thanks sudah menghilangkan rasa ke kepoanku bebebku, kecup online"
"jijik"
"oh maunya di kecup bang Doy nih ya?"
"APAAN SIH"
"ehe biasa dong"
"nyebelin lo"
Tut
Rere mendengus, benar kan dia sudah diledekin saja sama temannya. Bagaimana besok saat dia di kampus, bagimana kalau dia bertemu Sakha, Lucas, atau teman kelompoknya yang lain? Atau kalau dia bertemu kating-kating gak dikenal yang komen di ig dia??
Rere mengacak rambutnya frustasi kemudian membenamkan kepalanya di bantal.
Sampai ponsel nya tiba-tiba bunyi, ada sebuah notifikasi yang berhasil membuat tubuhnya kaku seketika.
diaszn liked your post.
diaszn started following you.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
