
[college series]
why it feels so painful to be yours?
!! 15+ !!
FUCK! Matcha what's wrong with you??!!"
"mereka bisa mergokin kita Lucas! lo mau Naya mergokin kita ciuman??!" Marsya menegaskan. Lucas terihat kalut kemudian melepaskan tangannya dari tangan Marsya, cowok itu mengacak rambutnya.
"gue pengen banget bisa nyium lo didepan banyak orang, Cha" ucap Lucas pelan, entah Lucas yang saat ini berbicara adalah Lucas yang sedang drunk atau sadar. tapi Marsya benar-benar membutuhkan Lucas yang seperti ini dihidupnya.
so tell them that i'm yours.
Lucas
cha, foto2 kita pindahin dulu ya
umpetin dilemari dulu
bahaya kalo mereka liat, apalagi naya
Marsya menghembuskan nafas berat kala melihat rentetan chat dari Lucas, kini cewek itu menatap sendu pada puluhan foto yang sengaja Marsya cetak dan dipajak disemua sudut apartemennya, bukannya apa-apa Marsya hanya ingin mengurangi rasa kesepiannya bila Lucas sedang gak ada di apartnya, dan lagi dari pada gak ada yang mengakui hubungan mereka, lebih baik Marsya sendiri yang mengakuinya kan?
Marsya mengambil satu per satu foto itu kemudian memasukkannya ke dalam keranjang, cewek itu menatap terlebih dahulu deretan foto itu, kembali mengingat cerita yang Lucas dan dia lalui dibalik foto-foto itu. ingin rasanya Marsya gak menyingkirkan semua foto itu dan membiarkan Hendery, Jenar, dan terutama Naya melihat itu semua. tapi dia urungkan, hal itu pasti akan berdampak buruk.
tapi Marsya hanya ingin diakui, sesulit itu kah?
Marsya menaruh keranjang berisi foto-foto itu didalam lemari, menyembunyikannya entah untuk apa. gak berselang lama pintu apartemen Marsya diketuk dari luar, ketika Marsya buka, sosok Lucas dan Naya langsung menyambutnya.
"Marsyaaaaaaa!!" Naya langsung menghambur memeluk Marsya. Marsya mengerutkan keningnya bingung harus membalas apa, "iyaa" balas Marsya gak niat. kemudian Marsya beralih pada Lucas yang masih berdiri dibelakang Naya, Lucas tersenyum membuat Marsya ikut tersenyum juga.
"wahh Sya, ini apart lo? luas juga yaaa" setelah melepaskan pelukannya, Naya langsung melangkahkan kaki mengelilingi apartemen Marsya tanpa persetujuan. meninggalkan Marsya dan Lucas yang masih berdiri di pintu.
"halo sayang" bisik Lucas tiba-tiba ditelinga Marsya. cewek itu langsung melotot, "jangan gila deh Cas, nanti Naya denger gimana?"
Lucas justru tersenyum tengil kemudian memajukan wajahnya dan memberikan kecupan kilat pada pipi Marsya. Marsya tentu saja kaget lah, dia langsung memukul Lucas atas tindakannya itu. hingga tiba-tiba Naya kembali mendatangi mereka, Lucas dan Marsya langsung berdehem dan berpura-pura gak terjadi apa-apa.
"kalian ngapain sih dipintu? masuk dong, tuh kan gue berasa yang punya tempat" ucap Naya kemudian terekekeh.
Lucas berjalan mendekati Naya lalu merangkul cewek itu.
"si Jenar sama Hendery belom dateng, Sya?" tanya Lucas. Marsya menggeleg. Lucas menatap sekeliling, cowok itu tersenyum karena foto-foto yang tadinya menghiasi setiap sudut apartemen Marsya kini sudah menghilang, padahal Lucas sudah panik dari dijalan tadi.
"Sya lo sendirian gini gak kesepian apa?" tanya Naya, mereka kini duduk lesehan diatas karpet bulu-bulu milik Marsya.
nggak, soalnya ada yang tiap malem dateng.
Marsya menggeleng, "nggak sih, gue suka kalo vibesnya tenang gini, kalo kosan kan biasanya berisik"
"wah.. beda berarti kita, gue kalo tenang begini malah takut, Sya" kemudian Naya tertawa kecil diabrengi pintu apartemen Marsya yang kembali diketuk, dan kehadiran Hendery dan Jenar langsung membuat heboh apartemen Marsya.
"wehhh udah rame nih cuyyy" teriak Hendery sambil berjoget-joget memasuki apartemen Marsya. Lucas langsung menyengir lebar melihat apa yang Hendery bawa.
"bawa apaan tuh cuyyyy??" ucap Lucas menirukan suara Hendery. Naya dan Jenar langsung ngakak.
"vitamin cuyyyy"
"mantep banget lah cuyyyy" kemudian Lucas dan Hendery berjoget dengan gak jelas dibarengi teriakan Naya menambah kehebohan. Marsya yakin setelah ini apartemennya pasti akan menjadi tkp permabokan mahasiswa.
"pada minum semua kan?" ucap Hendery memastikan, semuanya mengangguk. "Marsya jago minum juga?" tanya Naya dengan nada gak percaya.
"gak jago sih tapi sering"
Hendery lansgung bertepuk tangan dengan dramatis, "cool, kalo gitu nanti kita adain game dare or dare gimana? yang gak mau ngelakuin minum dua gelas, deal??"
sontak Lucas dan Naya langsung berteriak, "deal!!"
Jenar terkekeh, "itu nanti aja woi, ini ngomongin talkshow dulu"
"oh iya bener hehe" sahut Naya. Jenar langsung mengeluarkan laptopnya.
"mau cari sumbernya dulu gak, Jen?" tanya Lucas. Jenar menggeleng, "udah jadi narasinya, coba lo pada liat aja nih ada yang mau direvisi gak?"
"hah? Jen, udah jadi??" tanya Marsya gak percaya, Jenar mengangguk. Hendery lansgung merangkul temannya itu, "emang gak salah pilih temen dah gua"
Naya, Lucas dan Marsya yang melihat layar laptop Jenar hanya bisa tercengang.
"ini lo kerjain sendiri?" tanya Lucas.
"dibantu Marsya kok"
"Jen, gue jadi pembawa acaranya??" timpal Marsya.
"eh Jen, kok gue jadi artis sih sama Lucas?? maksudnya gimana sih??" Naya ikut menimpali dengan bingung.
"hah? mana coba liat" Marsya menarik laptop Jenar kemudian mendengus kala melihat Naya dan Lucas dijadikan pasangan selebriti oleh Jenar.
"artis?" Hendery mengerutkan keningnya, "Jen gue jadi apaan nih??" jangan bilang jadi pesulap"
Jenar tertawa lalu menempeleng kepala Hnedery, "kaga lah, lu jadi dokternya"
"bahh anjay, akhirnya cita-cita masa kecil gue bisa terwujud ye jadi dokter, walaupun gue ngambil jurusan ilkom"
"apaan sih anjir gua kagak ngerti ini jelasin dah" kata Lucas.
"nih kan topik kita bahaya penggunaan gadget buat anak, jadi gue punya ide jadiin Marsya pembawa acaranya, lo sama Naya cosplay jadi Raisa sama suaminya terus Hendery jadi dokter. nanti tuh bahas pendapat lo sama Naya tentang penggunaan gadget buat anak, terus si dokter ngasih tau dampaknya gitu dah"
"lo ngapain?" tanya Lucas, "gue kameramen sama editing" balas Jenar.
"gue jadi Raisa??" Naya tiba-tiba ketawa, "beb, kamu jadi Hamish Daud, beb" Naya mencolek-colek lengan Lucas.
Hendery langsung menunjuk Naya dan Lucas bergantian, "Naya Adriana, Lucas Daud bahh gak cocok bangsatt"
Marsya mengerutkan keningnya, "kenapa gue jadi MC sih?"
Jenar mengendikkan bahunya, "masa lo jadi Raisa nya, Sya? kan pacarnya Lucas Naya, lagian kalo Hendery yang jadi MC berubah jadi stand up comedy ini talkshow"
"si anying" hardik Hendery.
sedangkan Marsya mendadak terdiam mendengar ucapan Jenar, cewek itu melirik Lucas yang sedang tertawa bareng Naya.
benar Marsya, sampai kapan pun pacar Lucas itu Naya, bukan lo.
****
"udah siap semua yorobunnnnnnnn???" teriak Hendery berdiri ditengah-tengah lingkaran kecil yang mereka buat, dengan sebuah remote AC menjadi pengganti mic. diluar, langit sudah diselimuti warna gelap, tapi kelima mahasiswa ini justru baru akan memulai kesenangan mereka.
"yorobun yorobun biasa anjing anjingan aja lu sok-sokan yorobun" ucap Lucas, Hendery langsung cemberut.
"eng.. ngokey kita hompimpa dulu ya buat nentuin siapa yang muterin dan ngasih dare pertama" kemudian Hendery mengambil tempat duduk disamping Marsya.
"ayo hompimpa yorobunnnnnnnnn"
semuanya tertawa mendengar ucapan Hendery, dan saat mereka hompimpa, Hendery lah yang terpilih. dengan senyuman super tengil dan ngeselin Hendery memegang botol kosong yang ada ditengah-tengah mereka.
"aku puter ya yorobunnnnn"
"jijik banget dengernya, Der" Naya mencibir, Hendery pun memutar botol itu dan langsung berhenti tepat dihadapan Naya.
"brengsek"
Hendery cengenegsan, "karma lu cepet banget dah, Nay"
"dah cepetan apaan darenya??" Hendery melirik Lucas dan Naya bergantian sebelum tersenyum penuh arti. "coba joget-joget seksi didepan Lucas"
"wah gak beres lo, Der" sahut Jenar.
"jangan dah anying, nanti lo berdua ikutan sange" balas Lucas. Hendery mengendikkan bahunya, "ya kalo gak mau..." kemudian Hendery menuangkan minuman kedalam dua gelas berukuran sedang, "sok atuh diminum, dua gelas boleh nambah"
Naya langsung menutup mulutnya, "duh gue gampang mabuk lagi"
tapi kemudian Naya, Hendery dan Jenar dibuat tercengang kala Lucas mengambil dua gelas itu lalu meminumnya menggantikan Naya. kemudian Lucas membalikkan gelas tersebut diatas kepalanya, biar mereka semua yakin kalau Lucas sudah meneguk habis dua gelas itu.
Jenar dan Hendery langsung bersiul ngeledek.
"eleuh eleuh diwakilin, duh baper deh aku yorobunnnn" teriak Hendery dengan dramatis sambil memegangi dadanya. Jenar pun langsung meninju lengan cowok itu.
"beb padahal gak usah digantiin" ucap Naya lalu memeluk lengan Lucas dari samping, Marsya yang melihat semua itu hanya bisa membisu, apa dia kesal? tentu saja, semua yang Lucas lakukan untuk Naya terlihat sangat menyebalkan dimata Marsya, dia benci dengan kebahagiaan dan semua perhatian yang Naya dapatkan dari Lucas.
Marsya menghela kasar mencoba mengalihkan pandangannya.
game berlanjut, kali ini Naya yang memutar botol itu dan berakhir berhenti tepat dihadapan Jenar.
"gue nih??" Jenar sedikit tegang, Naya langsung menyengir senang.
"Jen, cium pipi Marsya!!" sontak Marsya dan Jenar langsung sama-sama melotot kaget, sedangkan Hendery bertepuk tangan dengan girangnya.
"bentar-bentar" Marsya mencoba berkilah, "sejak kapan nih gamenya jadi mesum begini??"
"yailah mishka, cuma pipi doang bukan bibir gak usah kinap gitu dong" balas Hendery, naya langsung mengangguk setuju.
"ayo Jen!! apa lo mau minum nih?? dua gelas hahahaha" Naya langsung sibuk menuangkan minuman itu ke dalam gelas. Jenar menoleh pada Marsya dengan gak yakin.
"gimana nih Sya, lo keberatan gak?" mendengar itu, Marysa refleks melirik Lucas yang dari tadi hanya diam tanpa ekspresi, dan entah dorongan dari mana Marsya ingin melihat reaksi Lucas jadi cewek itu mengangguk, tentu saja itu membuat Naya dan Hendery kembali heboh.
Jenar berjalan mendekati Marsya sembari mengelus tengkuknya kemudian mengecup pipinya sebentar, kecupan itu secepat kilat namun respon yang diberikan Naya dan Hendery sangat berlebihan, sedangkan sudut bibir Marsya sedikit tertarik kala melihat Lucas yang membuang muka, Marsya sangat puas melihat reaksi Lucas.
"WOWWWWWWW SYA, JEN KALO JADIAN NANTI KABARIN YEEE" Hendery masih seperti orang kesurupan.
"berisik lo"
kali ini yang memutar botol adalah Jenar, dan saat moncong botol itu berhenti tepat dihadapan Marsya, cewek itu mendadak merinding, walaupun Jenar terlihat lebih normal dari Hendery dan Lucas, tapi gak menutup kemungkinan kalau Jenar akan memberikan dare dare aneh padanya.
Jenar tersenyum menatap Marsya, "truth aja gimana, Sya?"
Naya dan Hendery langsung mendesah kesal, "ah gak seru lo, Jen"
"gamenya dare or dare woy bukan truth or dare!!" timpal Hendery masih gak terima.
"yaaaa i dare her to tell the truth" kata Jenar.
dalam hati Marsya merasa lega, walaupun dia sendiri gak tau truth semacam apa yang akan Jenar minta.
"ah seruan dare padahal, ya kan beb??" Naya menyenggol lengan Lucas, cowok itu hanya mengangguk. Naya sebenarnya sedikit aneh karena hari ini Lucas terlihat agak diam, gak seperti biasanya.
"oke Sya, jawab jujur ya" Marsya memasang telinga matang-matang lalu mengangguk, "jujur ada gak orang yang lagi lo suka atau pernah lo suka disini??"
Marsya langsung bungkam, sedangkan yang lainnya sibuk menunggu jawaban, menatap Marsya dengan penuh ke kepoan, kecuali Lucas. Hendery bahkan sudah menuangkan gelas dan menjulurkannya ke Marsya.
"gue tau mishka, lo suka sama gue, gapapa kalo gak mau ngaku, nyoh minum" ucap Hendery dengan super pede, Marsya menerima dua gelas itu, cewek itu menunduk melihat gelas itu sebentar sebelum kembali mengangkat kepalanya, dia beralih menatap Lucas yang terdiam tanpa ekspresi .
Lucas, lo gak berniat gantiin gue?
"Sya, kok diem? jawab atau minum nihh??" ledek Naya.
Marsya yang merasa sia-sia menunggu Lucas untuk menggantikannya langsung menghabiskan dua gelas itu dalam sekali hentakan. hatinya kembali perih, bahkan Lucas gak akan repot-repot berpikiran untuk mengambil minumannya seperti yang Lucas lakukan pada Naya.
see, Marsya? you're nothing than her.
****
bangun-bangun Marsya serasa habis lari marathin 100 kilometer, badannya pegal-pegal apalagi saat bangun kepalanya mendadak pusing. Marsya meregangkan tubuhnya kemudian melihat semua teman-temannya yang terkapar di penjuru apartemennya sekarang. semuanya terlihat masih menjumpai alam mimpi, kecuali satu orang.
Marsya mengernyit saat gak mendapati Lucas dimanapun, ditambah kepalanya sakit akibat hangover. cewek itu beranjak menuju dapur untuk sekedar menemukan segelas air mineral untuk meredakan hangovernya.
pukul 3 lewat 17 menit. Marsya gak ingat gimana permainan dare or dare mereka berakhir dan seberapa banyak yang dia minum, karena demi tuhan dia udah terlalu fly tadi malam.
selesai meneguk air mineral yang terasa seperti surga, Marsya kembali menuju tkp permabokan mahasiswa, tempat teman-temannya terkapar sekarang. namun tiba-tiba Marsya merasa sesuatu mendorong tubuhnya dengan sangat keras hingga membentur dinding, Marssya meringis merasakan ngilu yang menjalar dipunggungnya, suasana disana telampau sangat gelap untuk melihat siapa oknum yang mendorongnya.
"jangan iseng deh!" teriak Marsya jengkel, selanjutnya Marsya semakin kebingungan saat kedua tangannya ditarik ke atas kepanya, orang itu menawa tangannya agar cewek itu gak bisa bergerak. kemudian Marsya merasa wajah orang ikut mendekat hingga Marsya dapat merasakan hembusan nafasnya menerpa wajah Marsya.
"Lucas?"
"ssst" walaupun lampu didapur semuanya padam, tapi samar-samar Marsya bisa melihat wajah Lucas yang tengah menyeringai, dan aroma alkohol yang menguar dari deru nafasnya, jantung Marsya mendadak bekerja gak normal.
kemudian Marsya merasakan sesuatu yang lembut dan kenyal menerpa bibirnya, mata cewek itu otomatis terpejam seraya bibirnya mulai bergerak mengikuti gerakan bibir Lucas. tangan Marsya yang ditawan oleh Lucas membuatnya kesusahan untuk mengimbangi gerak cowok itu. Lucas melumat bibir Marsya dengan sangat tergesa, memang gak ada kata lembut dalam kamus Lucas, semakin lama Lucas semakin menuntut bahkan ciuman itu mulai menjalar ke rahang kemudian telinga cewek itu. Lucas mengecup, menjilat bahkan ebberapa kali menggigit permukaan kulit Marsya membuat cewek itu hilang akal.
sesaat Marsya melupakan segala hal yang terjadi hari ini.
ciuman Lucas turun ke leher cewek itu, menyesapnya pelan hingga menimbulkan tanda samar, sampai bibir Lucas bergerak semakin turun, Marsya seakan dipaksa kembali ke kenyataan, "em.. Lucas"
"hm" Lucas hanya berdehem dengan suara beratnya, masih sibuk dengan aksinya.
"they can see us"
"they're drunk"
"so are you"
Lucas kembali mengangkat kepalanya hingga sejajar dengan wajah Marsya, cowok itu kembali meraup bibir cewek itu, melumatnya dengan sangat brutal dan menuntut. bahkan Marsya harus menggelengkan kepanya agar Lucas berhenti.
"FUCK! Matcha what's wrong with you??!!"
"mereka bisa mergokin kita Lucas! lo mau Naya mergokin kita ciuman??!" Marsya menegaskan. Lucas terihat kalut kemudian melepaskan tangannya dari tangan Marsya, cowok itu mengacak rambutnya.
"gue pengen banget bisa nyium lo didepan banyak orang, Cha" ucap Lucas pelan, entah Lucas yang saat ini berbicara adalah Lucas yang sedang drunk atau sadar. tapi Marsya benar-benar membutuhkan Lucas yang seperti ini dihidupnya.
so tell them that i'm yours.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
