Ayah Mertua S2 "Uang"

2
7
Terkunci
Deskripsi

Episode 2

Jae membuka baju, lalu mengangkat gergaji mesin yang sudah menyala, yang kemudian dia pakai untuk memotong batang pohon. Wajah tampannya sesekali melirik kearahku yang tengah berlutut di atas potongan batang kayu berselimut kaos.

“EUGHHHHH... oooooh”

K***ol hitam yang tadi kutaksir 19cm secara perlahan mulai menekan titik saraf. Dengan cepat suhu tubuh meningkat, meski begitu aku masih sanggup mengatur napas lewat mulut. 

Mata masih melirik kearah kanan, menunggu Jae membalas kembali tatapan...

4,914 kata

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Karya
1 konten
Akses seumur hidup
99
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya Ayah Mertua S2 "Preman"
2
1
“Apa gk ada cara?”“Ada!” Rebeka datang membawa kacang rebus“Beneran?”“Ia”“Kalau gitu coba kasi tahu saya?”“Sogok!”Kembali pantat mendarat di atas sofa, dengan satu tangan mengurut pelipis mata. Bagaimana menjelaskannya pada Beka, jika sogokan tak akan menghentikan masalah. Bayangkan jika aku harus menyogok si preman, selanjutnya siapa? rt, rw, lurah, camat, atau mungkin sampe bupati sekalian. Mending kalau mereka bisa dipercaya kalau tidak, lalu berujung pemerasan bagaimana? Kemudian bagaimana dengan pekerja pabrik tahu jika ladang kerja mereka terganggu, meskipun secara teori pabrik itu memang mengambil sumber kehidupan yaitu air, tapi nyatanyakan beberapa orang kp jambu kerja disana. “Meski saya punya uang, ini tak akan selesai begitu saja”“Yaelah, tinggal kasi duitnya ke papi Jae, bpk tinggal nu***ing aja udah”Tunggu dulu, sepertinya pembicaraan kami mengarah pada hal yang berbeda.“Bpk selidikin aja siapa yang menurut bpk mencurigakan, tidur*n deh. Bpk kan punya banyak duit ini, kasi aja mereka bayaran terus jadiin mereka sekutu. Abis itu bpk bisa tuh bantuin kampung ini. Tadi denger-denger mau memperbaiki bendungan kan. Kalo semua orang udah kesemsem sama bpk, euhmm… dijamin beres”“S-sampai harus segitunya. Sepertinya agak-““Pak, yang dibutuhkan warga kampung ini! mau itu orangnya baik ke, somplak ke, sama aja. Duiitt” jari Rebeka bergerak membentuk hati, “Kasi duit, ambil kepercayaan mereka, jadikan budak dan lakukan semua yang bpk mau! Kaya kemarin” kedua alis Rebeka turun-naik beberapa kali.Perkataan Rebeka agaknya sedikit seram apalagi dia mengucapkan itu dengan mata terbuka lebar dan semangat.“Jadi pih seandinya pak Fadhly mau, kira-kira siapa nih yang pertama kudu ada di pihak kita?”“Hmmm paling Hadi sama Daryono, mereka yang jagain bendungankan”“Oh ia-ia, bener tuh. Kalau mereka gk bikin ulah, air ngalir kesini kan.”Rebeka dan Jae ngobrol dan heboh sendiri, padahal tadi keduanya sama-sama muram. Disisi lain aku bertanya-tanya apakah bisa menyelesaikan persoalan pelik dengan cara seperti ini?***Suhu didesa sangat berbeda dengan di kota. Jika pagi menjelang, udara dingin seakan menusuk tulang. Perlu menunggu jam sembilanan baru bisa merasakan hangatnya mentari. Namun begitu tengah hari, bulir-bulir keringat mulai menyeruak hingga tanpa disadari membanjiri baju dan celana. Untungnya hal itu hanya berlaku dari jam sebelas sampai jam empat belas dan keadaan mulai sejuk setelahnya. Disaat-saat itulah Hadi dan Daryono mejeng di saung, main gapleh serta melakukan hal-hal tak berguna lainnya.“Cuy.” senyum tipis tergurat di wajah Jae“Anjir lu lama amat. Ehm…” Hadi dan daryono bangkit dari papan bambu, kemudian berdiri dengan selengean, “Jadi ini Bos lu je” Tatapan Hadi dan Daryono begitu intens memandangi aku dari kaki sampai kepala.“Lu beneran doyan ko**ol?” ntah sadar atau tidak tapi suara hadi begitu kencang, membuatku melotot dengan bibir tebuka, bahkan kakiku sampi lemas sesaat, menyisakan kepala yang bergerak menengok sekeliling.“Gua pikir bos lu tuh, gimana ngomongnya ya.” Hadi menaruh jarinya di dagu, “Euh… ben**ng gitu, lu ngerti kan ya…” sekarang dia memangku tangan kananya lalu melemaskan pergelangan tangan kanan itu hingga jari-jarinya dengan gemulai menunjuk kearahku, diiringi tawa yang memekakan telinga.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan