
Aku tersadar, aku makin menyukai tubuh gemuk yang membuatnya agak lamban saat berjalan, menyukai senyum dengan pipi tembemnya, juga menyukai pandangan matanya yang sarat dengan kerut lelah. Aku pun semakin cinta mendengar takbirnya dalam salat, menyimak bisikan doa rahasianya, dan bacaan surah yang dilantunkannya meski belum sempurna. Ia memiliki banyak kekurangan, sama sepertiku. Akan tetapi, dengan kelebihan masing-masing kami berusaha saling melengkapi.
1,087 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
SHBI: Semesta yang Merebahkan Diri
1
0
Aku mengangguk lagi. Lupa bilang terima kasih. Beberapa detik kemudian barulah aku tersadar, lo, itu kan suamiku! Bagaimana ia bisa ada di saat aku jatuh, tepat seperti harapanku?
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan