JELANGKUNG

5
0
Deskripsi

[Gratis] permainan yang kami anggap sepele, Jelangkung. Saat itu, tidak ada yang mengira bahwa permainan ini akan membawa kami ke dalam dimensi lain yang mengerikan.

post-image-671259f2d60d1.jpg


JELANGKUNG 

 

Malam itu, suara tawa kami bergema di halaman belakang rumahku. Kami berkumpul, sekelompok teman dekat, merencanakan permainan yang kami anggap sepele, Jelangkung. 

Saat itu, tidak ada yang mengira bahwa permainan ini akan membawa kami ke dalam dimensi lain yang mengerikan.

Setelah menyiapkan semua alat, kami duduk melingkar, berpikir bahwa kami hanya akan bersenang-senang. Namun, saat malam semakin larut, suasana berubah. 

Kegelapan malam menyelimuti kami, dan ketegangan mulai terasa di udara. Teman-temanku, Maya, Rudi, dan Fira, tampak bersemangat, tetapi aku merasakan sesuatu yang tidak beres.

Ketika kami mulai memainkan Jelangkung, suasana menjadi semakin mencekam. Rudi mengucapkan kata-kata yang telah kami hafal,


"JELANGKUNG.. JELANGKUNG.. DATANGLAH DISINI ADA PESTA, DATANG TIDAK DIJEMPUT PULANG TIDAK DIANTAR..." 

Kami mengucapkan berulang ulang dan seketika angin kencang berhembus, seolah menjawab panggilan kami. Kami tertawa, tetapi saat itu juga, Maya tiba-tiba terdiam. Matanya melotot ke arah sesuatu di balik pohon.

"Aku merasa ada yang mengawasi kita," katanya dengan suara bergetar. 

Kami semua tertawa, berusaha menenangkan diri, tetapi rasa takut mulai menggerogoti kami.

Tiba-tiba, Rudi menghilang. Satu detik lalu dia ada di sampingku, dan detik berikutnya, dia lenyap tanpa jejak.

"Rud, Kau bercanda, kan?" teriakku, panik. 

Namun, tidak ada jawaban. Kami mulai mencari-cari, memanggil namanya, tetapi suara kami seperti percuma di malam yang mencekam ini. Maya dan Fira tampak semakin ketakutan, dan saat itu, aku tahu kami harus segera menemukan Rudi.

Dengan ketakutan yang menggelayuti hati, kami memutuskan untuk menyusuri halaman belakang dengan senter di tangan kami. Sinar bulan hanya memberi sedikit cahaya, dan bayangan pohon-pohon tampak menakutkan. 

Kami memanggil nama Rudi berkali-kali, tetapi jawabannya hanyalah keheningan yang mencekam.

Saat kami mencapai ujung halaman, Maya tiba-tiba berteriak. 

"Lihat! Ada jejak kaki!" Dia menunjuk ke arah tanah yang lembap. Kami semua mendekat, dan melihat jejak kaki yang tampak aneh, seolah-olah ada sesuatu yang telah melangkah ke arah hutan di belakang rumahku.

"Haruskah kita mengikuti jejak ini?" tanyaku, suaraku bergetar. Maya terlihat ragu, tetapi Fira mengangguk.

 "Kita tidak bisa meninggalkan Rudi." Tanpa berpikir panjang, kami melangkah mengikuti jejak itu, hati kami berdebar kencang.

Semakin dalam kami masuk ke dalam hutan, suasana menjadi semakin aneh. Sinar bulan tampak berkurang, dan suara-suara aneh mulai terdengar, seolah-olah kami sedang melintasi batas dimensi. 

Tiba-tiba, kami mendengar suara samar. Suara itu seperti jeritan, mengombang-ambing di antara pepohonan. 

"Rudiiii…!" kami berteriak serentak.

Ketika kami mendekati sumber suara, kami melihat sosok Rudi terbaring di tanah, dikelilingi oleh sosok-sosok Hitam yang bergetar.

 "Tolong…!" serunya lemah. 

Tanpa berpikir, aku berlari ke arahnya, diikuti oleh Maya dan Fira.

Begitu kami sampai di sisi Rudi, sosok bayangan-bayangan hitam itu bergetar semakin hebat.

 "Apa yang terjadi?" tanyaku, berusaha menenangkan Rudi. 

"Aku… aku tidak bisa bergerak," jawabnya dengan suara yang hampir tak terdengar.

Maya menggenggam tanganku, dan kami bertiga berusaha menarik Rudi, tetapi sosok bayangan-bayangan hitam itu tampak semakin kuat, seolah-olah menarik kami ke dimensi lain. 

Rasanya seperti ada kekuatan yang menahan kami, mendorong kami menjauh. Satu-satunya cara untuk menyelamatkan Rudi adalah dengan memanggil Jelangkung kembali, tetapi kami semua tahu, itu bisa berakibat fatal.

Sambil bergetar, aku mulai mengucapkan kata-kata yang pernah kami gunakan.

 "Jelangkung, Jelangkung, datanglah ke sini, disini ada pesta!" Suara kami menggema di antara pepohonan, dan sosok bayangan-bayangan hitam itu mulai bergetar semakin liar. Namun, sesuatu yang tidak terduga terjadi, bayangan itu berbalik menyerangku.

Aku merasa seolah-olah ditarik ke dalam dimensi lain yang gelap dan menyeramkan. Aku berteriak, tetapi suaraku teredam. Dalam detik-detik terakhir, aku melihat Maya dan Fira berjuang melawan sosok bayangan hitam itu, berusaha menyelamatkanku dan Rudi. 

Tiba-tiba, cahaya seperti api terang muncul di tengah kami, membakar bayangan-bayangan tersebut.

Kami semua terpental terlempar ke belakang, dan saat aku membuka mataku, kami sudah kembali di halaman belakang rumahku. Rudi terbaring di sampingku, tetapi dia sudah sadar. 

"Apa yang terjadi?" tanyanya, bingung.

Dengan napas tercekat, aku menatap teman-temanku. Syukur lah Kami selamat, namun ada secarik kertas tepat dibawah kaki ku, seperti ada tulisan yang samar-samar, Setelah di liat dari dekat dan isi tulisan itu.
"PERMAINAN INI BELUM SELESAI"

 

…Selesai....

 

**Terima kasih buat kamu pembaca setia, Like jika suka dengan ceritanya & jangan lupa Follow….

==============

Klik profil sekarang.. Semua Cerpen tersedia GRATIS di series kumpulan Cerpen.

 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
Cerpen Gratis
Selanjutnya RATIH - Cinta di antara 2 dunia | eps 13
3
0
Kalian harus menjalani ritual yang akan menghubungkan jiwa kalian dengan alam. Dengan cara ini, kalian akan mendapatkan kekuatan untuk melawan energi jahat dari para iblis,Sang Dukun menjelaskan. “Tetapi ingat, kekuatan ini tidak akan datang tanpa pengorbanan.”
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan