Sate Padang dan Silaturahmi

0
0
Deskripsi

Silaturahmi kalau mau ditelaah dengan seksama, bisa menghasilkan algoritma tersendiri. Begini penjelasannya. The Daily Jambi memilih makan sate padang sebagai hidangan siang itu karena sudah terbiasa makan sate padang di warung langganan. Silaturahmi yang sudah terbangun serta terjaga selama lebih dari 10 tahun dengan Uda Adrisman Kalut dan Uni Erdawati, pedagang sate padang di kantin SMPN 7 Kota Jambi, membuat sate padang mereka sebagai top of mind di pikiran kami. Seperti sudah terprogram algoritma pencarian dalam otak.

Dari Kantin Sekolah

Mengawali berdagang sate padang di kantin sekolah tahun 2004, Uda dan Uni yang berasal asli dari Pesisir dan Maninjau ini tentu saja membuat sate padang yang enak. Proses memasak dilakukan sendiri dengan bahan satu kilogram lontong dan dua kilogram daging ayam yang diolah menjadi sate dengan kuah yang mampu menghabiskan hingga empat dandang saat kondisi sedang ramai, ketika itu pada jam istirahat ke dua sate sudah ludes terjual. Cita rasanya menjadikan legenda tersendiri di kalangan murid sekolah itu sejak dahulu hingga dikenal dengan julukan sate spenjoe. Bahkan julukan ini terbawa hingga buka cabang di luar sekolah.

Sudah empat periode kepemimpinan kepala sekolah, sate padang spenjoe melayani pelanggan. Mulai dari periode kepala sekolah Pak Firdaus, Pak Syahrial, Pak Budi, hingga Ibu Zulisda. Tentu saja pelanggan yang sudah pasti murid sekolah itu, secara organik membangun silaturahmi yang baik dengan Uda dan Uni sebagai pedagang. Lika-liku dan cerita selama berdagang di sekolah sudah banyak dilewati mulai dari inflasi harga per porsi dari awalnya Rp.3000,- saat itu hingga inflasi harga sewa serta sistem pembayaran harian, bulanan, dan tahunan. Perilaku konsumen (murid sekolah) bermacam-macam pula, dari pelanggan jujur idaman semua pedagang hingga pelanggan nakal yang tidak membayar setelah makan.

Pandemi Covid-19

Pemerintah mengeluarkan kebijakan meliburkan murid sekolah pada awal pandemi. Berlanjut dengan dikeluarkannya kebijakan belajar daring dari rumah. Sekolah tidak mengadakan aktivitas belajar mengajar sehingga kantin juga ikut tutup karena tidak ada murid yang menjadi pelanggan tetap. Kegiatan ekonomi di sekolah mati total. Sate padang spenjoe tetap berjualan di luar sekolah. Tepatnya di seberang kantor Taspen, Broni, cabang kedua sudah buka sekitar 4 tahun. Dikelola oleh Uda, Uni, dan Zizi (anak perempuan mereka). Namun, saat ini hanya Uni dan Zizi yang mengelola dikarenakan Uda masih harus menjalani perawatan dan penyembuhan akibat kecelakaan motor yang dialami beberapa waktu lalu. Berkat hubungan silaturahmi yang baik ini pula The Daily Jambi mengetahui kabar itu dan memberikan dukungan moral serta materil untuk kesembuhan Uda. 

Cabang kedua ini buka Senin-Sabtu mulai jam 08:30 WIB sampai setelah maghrib. Pembeli yang datang pun kini lebih ramai dan lebih heterogen. Sejak pagi hingga menjelang tutup tidak hentinya pembeli datang. Disini melayani makan ditempat, bungkus dibawa pulang, dan pembeli dapat menghubungi nomor WhatsApp 0813-6610-7671 dan 0857-8351-8066 untuk pemesanan, dengan harga Rp.15.000/porsi.

Jika pihak sekolah sudah mengijinkan kantin untuk buka, maka sate padang spenjoe akan kembali melayani pelanggan lagi disana dengan cabang Broni tetap berjalan. 

Budaya Tutur dan Silaturahmi

Budaya tutur berperan dalam penyebaran informasi yang sebelumnya hanya diketahui oleh kalangan lingkup sekolah, namun kini sudah menyebar luas di luar lingkungan sekolah. Murid-murid sekolah yang sudah lulus membawa dan menyebarkan informasi sate padang spenjoe ke lingkungan luar sekolah yang lebih luas sehingga terbentuk basis pelanggan yang baru. Silaturahmi juga memegang peran penting untuk saling mendukung ketika pandemi Covid-19 melanda. Pedagang yang merawat silaturahmi dengan pembeli tidak perlu khawatir kehilangan pelanggan. Dalam dunia marketing budaya tutur dan budaya silaturahmi dapat dikenal dengan Worth of Mouth dan Customer Relationship Managemen (CRM).

Kisah sate padang dan silaturahmi ini menjadi perhatian The Daily Jambi tentang bagaimana kedua hal itu saling melengkapi. Hubungan pedagang dan pembeli seharusnya tidak boleh hanya sebatas transaksional materi saja. Lebih dari itu ada kekuatan yang saling mengokohkan antar manusia sebagai subjeknya.

 

#thedailyjambi

#satepadang

#jambi

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Selanjutnya Duniawi Records and Store
0
0
The Daily Jambi menemui Muhammad Saka Hutama, salah seorang dari tiga pendiri Duniawi Records & Store, label rekaman independen pertama di Jambi yang menaungi Semiotika. Simak catatan obrolan singkat berikut ini:  
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan