
Terlihat di salah satu pos penjagaan, nampaklah sepasang suami istri yang sedang marah-marah terhadap salah satu penjaga hutan yang sedang ada di sana. Rupanya mereka saat ini tengah kehilangan anak mereka saat memasuki hutan. Mereka frustasi dan tidak berdaya, sang istri kemudian menangis di pelukan suaminya.
“ Bagaimana ini ? Ini semua salahku hingga Reza begitu saja lenyap dari pandanganku” kata sang istri sambil menangis meratapi anaknya yang hilang di hutan.
Orang Utan Misterius
Terlihat di salah satu pos penjagaan, nampaklah sepasang suami istri yang sedang marah-marah terhadap salah satu penjaga hutan yang sedang ada di sana. Rupanya mereka saat ini tengah kehilangan anak mereka saat memasuki hutan. Mereka frustasi dan tidak berdaya, sang istri kemudian menangis di pelukan suaminya.
“ Bagaimana ini ? Ini semua salahku hingga Reza begitu saja lenyap dari pandanganku” kata sang istri sambil menangis meratapi anaknya yang hilang di hutan.
“ Tenang saja. Anak kita pasti baik-baik saja. Lagipula kita sudah memanggil beberapa polisi untuk mencarinya nanti” kata suaminya mencoba menenangkan.
Sementara itu.
Di salah satu kedalaman hutan yang ada di Kalimantan, nampaklah seorang anak yang tengah kebingungan mencari jalan keluar dan terus-menerus memanggil kedua orang tuanya.
“ Ayah...Ibu...Dimana kalian ?”
Anak itu terus saja memanggil orang tuanya, namun panggilan dan teriakan yang dilakukan olehnya sama sekali tak ada yang merespon.
Ia berkeliling hutan mencoba mencari jalan keluar, namun ia sama sekali tidak bisa keluar dari hutan seolah ia terperangkap di dalam hutan. Tanpa terasa, berlama-lama di hutan membuat ia lupa menyadari bahwa hari sudah mulai gelap. Ia terus berjalan hingga kelelahan dan memutuskan untuk beristirahat sebentar.
Ia mendekat di salah satu pepohonan, mencoba untuk duduk dan memejamkan mata sejenak saja, hingga ia merasa bahwa matanya terasa sangat berat, hingga akhirnya ia benar-benar jatuh tertidur karena kelelahan yang dialaminya.
Beberapa waktu berlalu, anak itu kemudian membuka matanya, dan ia sedikit terkejut ketika terbangun, karena mendapati ada beberapa buah-buahan yang nampak masih segar di hadapannya, dan air yang berada dalam sebuah wadah batok kelapa.
Karena anak itu begitu lapar dan haus, ia langsung mengambil buah dan air yang dihadapannya dengan lahap, hingga beberapa kali ia tersedak karena makan terlalu cepat. Awalnya ia berpikir bahwa ayah dan ibunya yang memberinya makan, namun setelah ia mencari beberapa lama, orang tuanya tidak kunjung muncul.
“ Siapa yang memberiku semua ini ?” pikir si anak secara hati-hati.
Namun, ia tidak punya waktu untuk berpikir terlalu lama. Ia masih harus mencari kedua orang tuanya.
Ketika ia menjelajahi hutan kembali, ia merasa ada sesuatu yang mengawasinya di balik pepohonan. Ketika ia berjalan, ia tiba-tiba berhenti lalu berbalik dan berteriak ke segala arah.
“ Siapa disana ?” katanya berteriak.
Namun teriakan anak itu hanya menggema di hutan, dan hanya beberapa suara burung berkicau yang membalas teriakan si anak. Karena merasa tidak ada apapun, ia kembali melanjutkan perjalanan di hutan, namun hasil yang didapatkan kembali nihil. Ia sama sekali tidak menemukan keberadaan kedua orang tuanya.
Karena hari mulai menjelang malam, ia kembali mencari pepohonan besar, dan duduk di dekatnya. Matanya kembali lelah dan tak berapa lama ia tertidur.
Hal yang sama terjadi kembali ketiika ia bangun dari tidur. Ada makanan dan air yang ada di hadapannya. Karena ia tidak mau terlalu banyak berpikir, ia memutuskan untuk memakan saja air dan buah yang ada di sana.
Ternyata hal itu berlangsung selama tiga hari berturut-turut ketika ia selalu bangun dari tidur. Karena rasa penasaran yang begitu memuncak, ia memikirkan suatu rencana untuk mengetahui sosok misterius yang selalu memberi ia makan.
Kali ini, seperti biasa ia menjelajahi hutan kembali sampai hari menjelang malam. Lalu, seperti yang ia lakukan di hari-hari sebelumnya, ia mencari pohon yang agak besar untuk beristirahat dan memejamkan mata. Namun, kali ini ia hanya berpura-pura untuk tertidur.
Ketika ia memejamkan mata, nampak suara gemerisik dedaunan berada di depan. Ia merasakan kehadiran sesuatu. Jantungnya benar-benar berdegup dengan kencang, ketika menyadari ada sesuatu di sana. Namun, pada saat itu ia memutuskan untuk memberanikan diri dan perlahan membuka kedua matanya.
Saat ia membuka matanya, ia terkejut karena yang dihadapannya selama ini adalah sosok yang tidak pernah ia sangka sebelumnya. Ia selalu merasa seperti ada orang lain yang mengawasinya. Namun kali ini, yang ada di hadapannya adalah sesosok primata yang dikenal sebagai orang utan.
Orang utan adalah salah satu primata yang dilindungi di Indonesia. Ia cukup terkejut dapat menemukan salah satunya di hutan ini. Awalnya ia mengira Orang Utan adalah hewan yang sudah terancam punah, sehingga akan sulit ditemui di alam liar, namun ternyata makhluk ini benar-benar ada, dan sosoknya benar-benar besar dan berbulu lebat kemerahan.
Karena Orang Utan itu menyadari bahwa si anak pura-pura tertidur, orang utan itu kembali menghilang dan bersembunyi. Si anak agak sedikit sedih ketika orang utan itu pergi menjauh darinya, tapi berhubung ia sangat lapar dan tidak menemukan makanan sepanjang perjalanan, ia memakan buah dan air yang sudah diberikan oleh orang utan itu secara rahasia.
Anak itu memakan sampai habis buah dan air yang sudah diberikan oleh orang utan tadi secara diam-diam. Ketika selesai, ia duduk diam dan berbicara sendiri dengan api unggun yang ia buat dengan memakai peralatan yang dibawanya.
“ Aku yakin kau mendengarku. Kumohon disinilah sebentar, aku benar-benar kesepian disini tanpa orang tuaku. Aku harap kita dapat berbagi cerita bersama”
Anak itu berbicara sendiri selama beberapa saat, namun tak ada yang meresponnya sama sekali. Hingga saat ia ingin tertidur, ada sesuatu yang nampaknya keluar dari semak-semak. Ia terkejut karena sosok itu adalah orang utan yang tadi menolongnya. Orang utan itu kembali bertemu dengannya, namun ternyata ia tidak sendiri, ada anak-anak dari orang utan yang ia bawa di punggungnya.
Bayi-bayi orang utan nampak senang dengan kehadiran si anak. Anak ini kemudian memutuskan untuk bermain dengan bayi-bayi orang utan itu sebentar, hingga bayi-bayi orang utan itu tertidur.
Ia kembali bercerita kepada orang utan dewasa di hadapannya. Ia tahu bahwa orang utan di hadapannya ini mungkin sama sekali tidak memahami apa yang ia katakan, namun ia tetap memutuskan untuk mencurahkan segala perasaan yang dimilikinya saat ini.
Anak ini menangis dan sesekali terisak sambil berkata bahwa ia benar-benar rindu dengan kehidupannya dahulu. Ia saat ini benar-benar merindukan keberadaan orang tuanya, dan ingin sekali merasakan pelukan hangat dari orang tuanya. Ia menangis sampai jatuh tertidur di sekitar api unggun.
Orang utan itu sepertinya ikut terbawa perasaan dari si anak kecil. Ia mengambil bayi-bayi orang utan di sekitar anak ini dan memutuskan untuk pergi. Tapi sebelum pergi, ia mengambil kalung dari si anak ini lalu pergi meninggalkan si anak tertidur dengan pulas.
Ketika ia pergi, orang utan ini memanjat pohon sambil menggendong bayi-bayi orang utan dan kalung yang dipegangnya selama ini. Setelah ia meletakkan bayi-bayi orang utan di sarang yang berada di atas pohon, ia pergi sambil membawa kalung yang dipegangnya.
Ternyata yang dilakukan oleh orang utan ini sangatlah mengejutkan. Ia seperti merasa sadar atas apa yang ia lakukan terkait anak itu, dan tanpa sengaja ia menemukan orang tua si anak bersama dengan para anggota kepolisian yang terus mencari si anak. Dengan berani, ia muncul di hadapan sekelompok orang dewasa tersebut.
Awal kemunculannya, ia sempat ditodong oleh beberapa senapan dari anggota kepolisian. Namun salah satu polisi mencegahnya dan membiarkan ia melakukan sesuatu. Orang utan itu kemudian memberikan sebuah kalung, dan ibu dari anak itu menyadarinya sambil menangis.
“ Orang utan itu mungkin tahu keberadaan anakmu” kata salah satu polisi.
Polisi-polisi itu kemudian mencari keberadaan si anak, diikuti oleh orang utan misterius yang melompat-lompat di dahan pohon. Tak butuh waktu lama sampai si anak ditemukan oleh mereka. Ayah dan Ibu yang menemukan anaknya kembali nampak senang dan memeluk anaknya hingga menangis. Orang utan yang hanya melihat kejadian ini, berlalu meninggalkan mereka dan kembali tidur menuju sarangnya bersama anaknya.
“ Kami benar-benar berterima kasih kepada kalian” kata ibu dari si anak.
“ Janganlah berterima kasih kepadaku, kalian berterima kasihlah kepada orang utan yang telah menolong anakmu”
Ibunya kemudian bertanya kepada si anak, apakah benar orang utan itu yang sudah menolongnya, dan anaknya menjawabnya dengan anggukan. Si Ibu ini akhirnya mengetahui bahwa orang utan yang telah menolong anaknya memang dikenal sebagai salah satu penjaga hutan disini. Ia kerap dikenal suka menolong orang-orang yang tersesat disana. Asalkan kita tidak berbuat jahat kepadanya, orang utan ini akan menolong siapapun yang tersesat di dalam hutan.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
