
Di dalam hutan, ada seekor rusa yang kecil dan nampak lemah, namun ia memiliki tanduk yang indah dan membuat rusa-rusa betina mengaguminya. Pejantan lain dapat dengan mudah menghabisi dirinya, namun dalam kelompok rusa tempat mereka tinggal, tanduk adalah simbol kejantanaan dan mereka yang memiliki tanduk paling indah berada di atas rusa-rusa yang lain.
Rusa Tak Bertanduk
Di dalam hutan, ada seekor rusa yang kecil dan nampak lemah, namun ia memiliki tanduk yang indah dan membuat rusa-rusa betina mengaguminya. Pejantan lain dapat dengan mudah menghabisi dirinya, namun dalam kelompok rusa tempat mereka tinggal, tanduk adalah simbol kejantanaan dan mereka yang memiliki tanduk paling indah berada di atas rusa-rusa yang lain.
Suatu ketika, rusa kecil dengan tanduk yang begitu indah dihasut untuk pergi ke suatu tempat. Rusa-rusa jantan yang lain menipu dirinya dengan berkata bahwa disana terdapat rumput segar dan buah yang amat manis. Dengan polosnya, rusa kecil itu menurutinya dan pergi ke sana. Tanpa dirinya ketahui, disana adalah tempat dipasangnya ratusan jebakan untuk menangkap binatang di hutan. Sesaat kemudian, rubah kecil itu terperangkap dalam jaring dan terjebak di atas pohon.
Rusa kecil itu beruntung, sebab dirinya memiliki tanduk yang panjang sehingga jaring yang menjebak dirinya dapat terlepas dengan mudah. Namun, sangat disayangkan, ketika rusa kecil itu jatuh, tanduk indah miliknya patah di kedua sisi. Rusa kecil itu sangat sedih, karena tanduk indah miliknya sangat langka di antara rusa-rusa lain dan butuh waktu bagi dirinya untuk menumbuhkan tanduk seperti itu. Di sepanjang perjalanan, rusa kecil itu begitu takut untuk kembali ke kawanan. Dahulu ia percaya diri karena tanduk indah miliknya. Tanpa hal itu, ia takut untuk mendapat penolakan dari anggota kawanan lainnya.
Rusa kecil itu menatap genangan air dengan raut wajah sedih.
“Sungguh malang diriku. Kurasa aku tak dapat kembali ke kawanan dengan tanduk yang patah seperti ini”
Rusa kecil itu terus saja bersedih sepanjang hari, sampai suatu ketika, ada seekor monyet yang melihat dirinya. Rusa kecil itu melihat monyet dan menyapanya. Monyet nampak tidak terlalu peduli dengan apa yang terjadi pada si rusa dan membalas sapaan si rusa kecil dengan enggan.
“Kenapa dengan dirimu ?” tanya si monyet
“Aku telah kehilangan tanduk indah milikku karena jebakan si pemburu. Aku malu dengan diriku sekarang dan tak berani untuk pulang”
“Malangnya nasibmu”
“Benar sekali. Apa kau tahu cara untuk menumbuhkan kembali tanduk yang patah, wahai monyet ?”
Monyet itu berpikir sejenak. Ia melihat raut wajah yang polos dari rusa kecil itu dan monyet itu pun tersenyum licik. Kemudian, ia memberitahukan cara bagaimana agar si rusa dapat menumbuhkan tanduknya yang patah.
“Aku tahu bagaimana menumbuhkan tandukmu yang patah itu. Ikutlah denganku”
Si monyet kemudian membawa si rusa ke kebun pisang. Monyet licik itu berkata kepada si rusa kecil bahwa cara tercepat untuk menumbuhkan tanduknya adalah dengan menyeruduk pohon-pohon pisang yang ada tepat di depan mereka. Rusa kecil itu melihat pagar di sekeliling kebun pisang dan sedikit merasa takut.
“Bukankah tempat ini milik si pemburu ?”
“Benar sekali. Tapi tak ada cara lain. Kalau kau mau dihormati kembali oleh anggota kawananmu, hanya ini satu-satunya cara” ucap si monyet sambil tersenyum licik.
“Baiklah kalau begitu”
“Sementara kau menyeruduk batang-batang pisang disana, aku akan mengambil pisang-pisang yang berjatuhan di tanah dan membuangnya”
“Kenapa kau dapat bagian yang mudah ?”
“Ini bukan bagian yang mudah. Kalau pisang-pisang ini berserakan begitu saja di tanah, pemburu dapat melacak kita. Apa kau mau kepalamu berakhir di tangan pemburu kejam itu ?”
‘Tentu saja aku tidak mau”
“Kalau begitu, mari kita ambil tugas masing-masing”
Rusa kecil itu kemudian mulai menyeruduk batang-batang pisang tersebut dengan keras. Beberapa sundulan di awal membuat kepalanya sedikit pusing, namun setelah beberapa kali melakukannya, ia cukup terbiasa, ditambah batang pisang sendiri tidak terlalu keras seperti pohon-pohon lain yang ada di hutan.
Monyet yang licik itu begitu senang dengan pisang-pisang segar yang jatuh berserakan di tanah. Ia telah memperhatikan kebun pisang milik si pemburu sejak lama dan tak terpikirkan cara untuk mengambil pisang segar miliknya, sebab si pemburu memasang jebakan di atas yang mencegah monyet untuk mengambil pisang tersebut.
Setelah beberapa sundulan dirasa cukup, mereka berdua pergi dari kebun pisang milik si pemburu dan pergi ke kedalaman hutan. Rusa kecil itu masih merasa sedikit sakit karena terus menyudul batang-batang pisang itu beberapa kali. Ia kemudian bertanya kepada si monyet yang dengan santainya berjalan sambil memakan pisang milik si pemburu.
“Apa kau makan pisang dari tempat si pemburu ?”
“Dasar bodoh. Tentu saja tidak. Aku sudah membuang pisang-pisang itu begitu jauh agar si pemburu tak bisa melacak kita” ucap si monyet dengan penuh kebohongan. Si monyet telah menyembunyikan pisang-pisang itu di tempat rahasia miliknya dan dirinya sangat senang karena telah menipu rusa polos itu.
“Kau luar biasa, wahai monyet. Kalau begitu, bisakah kau memberitahuku kapan tanduk indahku akan tumbuh kembali ?”
“Saat malam hari ketika kau tidur. Aku menjamin tanduk milikmu akan tumbuh kembali”
Rusa kecil itu nampak begitu mudah percaya dengan perkataan si monyet. Saat malam hari tiba, monyet menjalankan misinya. Diam-diam ia menyambungkan bagian tanduk yang patah dari rusa kecil itu dengan sebuah ranting yang memiliki warna mirip dengan tanduk.
Esok paginya, rusa kecil itu tak percaya ketika ia melihat tanduknya tumbuh begitu cepat. Meski begitu, ia merasa ada yang aneh dengan tanduknya. Entah kenapa terlihat begitu lemah dan warnanya sedikit lain dengan tanduk yang ia miliki dahulu. Kemudian, ia bertanya kepada si monyet.
“Wahai monyet, kenapa tanduk milikku berbeda dari yang sebelumnya ?”
“Kau sungguh tidak sabar. Jelas saja tanduk yang kau miliki berbeda dari yang lain karena itu sedang dalam tahap pertumbuhan. Untuk saat ini, dilarang menyudul atau menabrakkan tandukmu itu ke pohon atau benda keras lainnya, sebelum itu benar-benar tumbuh”
“Berapa lama aku harus menunggu ?”
“Selama beberapa hari”
“Baiklah, aku akan menunggu”
Monyet licik itu pamit kepada si rusa kecil dan pulang ke tempatnya. Kini rusa kecil itu kembali sendirian. Ia pun memberikan diri untuk pulang dan mencoba untuk tidak menarik perhatian rusa-rusa lainnya. Awalnya semua nampak biasa saja, sampai ada satu rusa jantan yang menyadari tingkah aneh si rusa kecil itu.
“Apa yang terjadi dengan tandukmu ?”
“Tidak ada apa-apa”
“Benarkah begitu ? Tunggu sebentar….hmmmm….ini bukanlah sebuah tanduk…ini adalah….ranting….kau menyambungkan ranting pada tandukmu ?”
Seluruh rusa yang ada di sana tertawa dan membuat rusa kecil itu bingung. Ia yakin itu adalah tanduk sungguhan dan bukan ranting. Rusa kecil itu tak percaya dengan apa yang rusa itu katakan.
“Aku tak percaya denganmu”
“Kalau begitu aku akan membuktikannya pada dirimu” ucapnya sambil ia meniup tanduk ranting si rusa kecil itu dengan keras hingga terjatuh ke tanah.
Ternyata benar bahwa tanduk itu hanyalah sebuah ranting. Gelak tawa para rusa yang lain semakin keras. Para betina yang awalnya menyukai si rusa kecil, perlahan mulai menjauhinya. Kini posisi rusa kecil itu ada di bagian terbawah dan rusa lain yang memiliki tanduk besar namun tak seindah milik si rusa kecil, menjadi pemimpin kawanan itu.
Rusa kecil itu sangat sedih dan tak menyangka si monyet telah menipu dirinya. Sepanjang hari, rusa kecil itu menyendiri dari kawanan yang lain dan jarang untuk makan bersama para rusa betina. Semakin hari ia semakin murung karena depresi dan badannya nampak lebih kurus.
Di suatu malam, kawanan rusa itu dikejutkan dengan hadirnya pemburu di sana. Seluruh rusa itu pun ditangkap termasuk rusa kecil itu. Pemburu melihat keadaan si rusa kecil yang begitu memprihatinkan. Berbadan kecil, kurus dan tanduknya yang patah, benar-benar sama sekali tidak memiliki nilai bagi si pemburu.
Awalnya rusa kecil itu ketakutan dan mengira dirinya akan mati. Namun, sesaat kemudian si pemburu melepaskan rusa kecil itu kembali ke hutan namun tidak dengan kawanan rusa yang lain.
Mereka semua ditangkap dan tidak ada yang tahu bagaimana nasib mereka semua. Rusa kecil itu hanya meratapi nasib pilunya dan berpikir bahwa kemalangan yang menimpa dirinya entah bagaimana mampu menyelamatkan dirinya dari tangan kejam si pemburu.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
