
Asap tebal melayang di udara di sekitar area pertanian. Lalu bau kotoran sapi dan juga aroma dedaunan yang membentang luas menambah ciri khas dari tempat ini. Sapi-sapi tersebar dan memakan rumput yang ada di area sawah.
Masa Lalu
Asap tebal melayang di udara di sekitar area pertanian. Lalu bau kotoran sapi dan juga aroma dedaunan yang membentang luas menambah ciri khas dari tempat ini. Sapi-sapi tersebar dan memakan rumput yang ada di area sawah.
Rudi terkaget ketika ia mencium aroma sapi yang pekat. Ia terus melakukan pekerjaan ini dan membawa sapi-sapi menuju kandang untuk kemudian diperah susunya. Pekerjaan itu sudah ia lakukan berulang kali sehingga terkadang ia bertanya apakah pekerjaan ini cocok baginya atau tidak. Terkadang, rasa bosan datang begitu saja, namun aroma sapi-sapi ini membuat ia tersadarkan kembali dan bekerja seperti biasanya.
Ketika sapi-sapi terakhir dalam kelompok sudah selesai diperah, ia kemudian merapikan kembali alat-alat pemerah susu dan memberi makan mereka. Tugas hari itu pun selesai ia jalani. Pekerjaannya berakhir hampir tengah malam ditambah dengan membersihkan beberapa area kandang sapi dan mengurus dokumen-dokumen penting di kantor. Rudi langsung mematikan kipas angin dan lampu sebelum ia berjalan melintasi halamannya untuk pulang ke rumah.
Setelah sampai di rumah, ia langsung makan dan mandi, dan berbaring di samping istri cantiknya yang sedang tertidur, Anita. Ia berbaring di kasur sambil menatap langit-langit dan mengenang kembali tragedi kebakaran tiga puluh tahun lalu yang hampir menghancurkan hidupnya.
Pagi hari pun tiba.
Rudi tengah terlamun di meja dapur sampai istrinya memanggil dirinya dengan lembut dan diakhiri dengan ciuman manis di pipi.
“Sayang, apa kamu baik-baik saja ?”
“Tentu saja. Kenapa kamu bertanya ?”
“Tidak apa-apa. Aku hanya khawatir dengan keadaan dirimu. Sepertinya kau terlihat lelah sekarang”
Rudi hanya bisa tersenyum melihat istrinya yang begitu khawatir dan langsung memeluknya.
“Tidak apa-apa sayangku. Semua baik-baik saja. Hanya saja aku sedikit bosan berada di tempat kerja” ujarnya
“Itu sudah terlihat dari wajahmu. Apa kau ingat tragedi yang menimpa dirimu tiga puluh tahun lalu ? Meski tragedi itu sudah lama terjadi, aku masih tahu bahwa kau terkadang merindukan bekerja di tempat lamamu”
Rudi mengingat kembali pekerjaan lamanya sebagai seorang pemadam kebakaran. Ia mengalami tragedi yang hampir merenggut nyawanya di masa lalu. Saat itu, ada seorang anak kecil yang terjebak di lantai empat dan butuh pertolongan secepat mungkin. Seluruh tim mencoba mencari jalur evakuasi yang aman, namun sayang sekali, seluruh area hampir seluruhnya terbakar. Merasa tidak ada jalan keluar lain, Rudi memutuskan untuk menerobos langsung dan menyelamatkan anak kecil tersebut. Ia selamat namun apa yang menimpa Rudi sungguh tidak dapat dibayangkan. Ia terjepit di reruntuhan dan sebagian sisi tubuhnya terbakar. Wajahnya hanya sedikit terbakar, namun beberapa anggota tubuhnya terbakar cukup parah, sehingga ketika ia dinyatakan sudah sembuh, tubuhnya sudah tidak mampu melakukan pekerjaan berbahaya lagi. Akhirnya, ia memutuskan pensiun dan bekerja di peternakan sampai sekarang.
“Dahulu memang seperti itu. Aku merindukan saat-saat dimana aku menerobos ke dalam kobaran api dengan gagah dan keluar dengan selamat. Tapi, aku sudah merelakan itu dan memilih untuk disini. Lagipula, itu sudah terjadi tiga puluh tahun yang lalu, dan luka-luka itu sudah mulai pulih meski masih meninggalkan sedikit bekas”
“Tidak apa-apa. Bagiku, kau adalah lelaki luar biasa. Kau berkorban demi nyawa orang lain dan itu sungguh membuatku terharu” ujar Anita sambil memeluk suami tercintanya.
“Tapi, bekas luka ini pasti membuatmu merasa jijik denganku”
“Tidak begitu. Bekas luka yang kau miliki adalah simbol pahlawan bagiku. Lagipula, tubuhmu yang sekarang jauh lebih bagus dibandingkan saat kau masih bertugas di pemadam kebakaran. Mungkin mengurus sapi-sapi itu membuatmu bekerja lebih keras dari biasanya”
“Kau benar. Sapi-sapi itu cukup merepotkan, namun mereka jugalah yang menghidupi kita selama ini. Kurasa ada baiknya kita berterima kasih kepada sapi-sapi di kandang”
“Lalu, sapi-sapi itu juga harus berterima kasih padamu karena telah merawat mereka semua dengan telaten”
Hari itu mereka berdua makan dan berncengkrama dengan cukup lama. Mereka berdua adalah sepasang kekasih yang saling mencintai satu sama lain dan menerima setiap kekurangan dari mereka. Cinta itu terus tumbuh di desa ini bersama dengan sapi-sapi yang mereka rawat selama lebih tiga puluh tahun mereka mengabdi di lingkungan pertanian ini.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
