Cerpen 2 - Nina si Lebah Pekerja Keras

1
0
Deskripsi

Di antara pepohonan rindang di hutan terdapat satu koloni lebah yang ramai dan selalu bekerja keras setiap harinya. Disana terdapat lebah bernama Nina. Di tempat itu, Nina adalah lebah yang spesial, karena ia memiliki hati yang penuh dengan kasih sayang terhadap segala hal. Nina selalu sibuk untuk mengumpulkan nektar dari bunga-bunga yang ada di hutan untuk membuat madu yang lezat bagi koloni tempat Nina tinggal. 

Nina si Lebah Pekerja Keras 

 

Di antara pepohonan rindang di hutan terdapat satu koloni lebah yang ramai dan selalu bekerja keras setiap harinya. Disana terdapat lebah bernama Nina. Di tempat itu, Nina adalah lebah yang spesial, karena ia memiliki hati yang penuh dengan kasih sayang terhadap segala hal. Nina selalu sibuk untuk mengumpulkan nektar dari bunga-bunga yang ada di hutan untuk membuat madu yang lezat bagi koloni tempat Nina tinggal. 

Nina adalah lebah yatim piatu. 

Ibunya yang bernama Rima telah meinggal dunia akibat badai yang menerpa hutan ketika Nina masih teramat kecil. Nina sendiri tidak pernah mengenal ibunya, namun Nina selalu merasakan kasih sayang tulus dari ibunya melalui cerita-cerita dari para lebah lain yang ada di koloni. 

Nina merasa bangga dengan ibunya. Bertekad akan hal itu, Nina memantapkan hatinya agar ia selalu berbuat baik kepada siapapun dan penuh kasih sayang seperti yang telah diperlihatkan oleh ibunya. 

Setiap Nina kembali ke koloni dengan nektar yang melimpah, ia selalu memberi sebagian dari nektarnya untuk dibagikan kepada para lebah-lebah lain yang kelelahan atau sedang sakit. Nina pun juga sering membantu lebah-lebah muda yang baru melangkah ke dunia luar dan mengajarkan kepada mereka bagaimana mengumpulkan nektar dengan cara yang efisien dan aman. Di koloni sendiri, Nina sudah dikenal sebagai lebah yang selalu tersenyum ceria dan memberi semangat kepada semua yang ada di koloni. 

Namun di tengah pujian terhadap Nina oleh para lebah lain di koloni, ada beberapa lebah yang membenci Nina dan menaruh dendam padanya. Tak ada lebah lain yang membenci Nina sebesar Rara, seekor lebah yang sedikit lebih tua dengan Nana dan memiliki dendam padanya. 

Rara sendiri juga sama seperti Nina. Ditinggal oleh ibunya ketika badai menerpa hutan saat mereka kecil. Rasa benci Rara muncul dikarenakan ibunya Nina gagal untuk menyelamatkan ibu Rara ketika ia terjebak oleh badai. Meski lebah-lebah lain memberitahu bahwa itu bukanlah salah siapapun, tetapi Rara terlanjur membenci Nina. Apalagi setelah ia melihat kebaikan Nina justru membuat hati kecil Rara seolah terbakar rasa cemburu padanya. 

Mereka berdua saling berbeda satu sama lain. Rara yang nampak pemurung dan Nina yang selalu tersenyum dan bekerja keras membuat kedua lebah ini tak bisa menyatu. 

Suatu hari, setelah Nina memberi pengarahan kepada para lebah-lebah muda, ia pergi keluar sebentar untuk menolong beberapa lebah yang kelelahan. Pada saat itu, Rara masuk dan mengatakan kepada para lebah-lebah muda disana. “Apakah pengajaran dari Nina sangat menarik untuk kalian ?” tanya Rara kepada para lebah-lebah disana. 

“Sangat menarik. Nina adalah lebah yang luar biasa. Senyumnya yang cerah mampu membangkitkan semangat kami untuk lebih semangat mencari nektar di luar sana” 

Mendengar setiap pujian untuk Nina membuat Rara semakin marah. Kemudian ia mengusulkan sesuatu kepada para lebah-lebah muda disana. 

“Kau tahu, aku baru saja berpapasan dengan Nina tadi dan ia memberitahuku untuk mengajarkan rahasia milik Nina kepada kalian” 

“Rahasia apa itu ?” ujar salah satu lebah muda disana dengan penasaran. 

Mendengar hal ini Rara tersenyum. Ia senang karena dapat membalas segala rasa sakit hati dan cemburu yang hinggap di hatinya dengan membuat Nina semakin menderita. 

“Rahasia kenapa ia selalu mendapatkan nektar dalam jumlah banyak” ujar Rara kepada para lebah yang lain. 

“Benarkah itu ?” 

“Tentu saja” ucap Rara dengan senang. 

Mendengar hal ini para lebah-lebah muda disana nampak sangat senang. Ia tak menyangka bahwa Nina begitu baik kepada semua orang dan bahkan membagikan rahasia besar miliknya. 

Rara memberitahu kepada mereka bahwa untuk mendapatkan nektar dalam jumlah banyak, mereka harus pergi ke bagian barat dari hutan dan terus kesana hingga menemukan bunga-bunga indah yang bermekaran di luar sana. Beberapa nampak antusias, namun satu orang nampak keberatan dengan perkataan Rara. 

“Bukankah para tetua lebah telah memperingatkan kita untuk jangan pergi ke barat ? Kudengar banyak makhluk buas dan cuaca disana seringkali tak menentu” ujarnya agak sedikit ragu. 

“Memang benar. Tapi Nina punya satu rahasia lagi yang tidak diketahui oleh siapapun” 

“Apa itu ?”

“Ia mampu membaca arah angin dan menentukan bau nektar dari jarak yang jauh. Maka dari itu ia menyampaikan kepada kalian bahwa di barat saat ini sedang terkumpul nektar dalam jumlah melimpah dan menyarankan kalian untuk pergi kesana” ujar Rara merasa tak bersalah karena telah berbohong kepada para lebah muda disana. 

“Bagaimana dengan cuaca disana ?” 

“Bukankah hari ini sedang cerah ?”ujar Rara sambil menatap langit.

Para lebah muda ini dengan polosnya mempercayai ucapan Rara dan langsung beranjak pergi dari koloni untuk ke barat mencari nektar lezat disana. Tak lama, Nina langsung datang ke hadapan Rara. 

“Hai Rara” ucap Nina dengan senang hati. 

“Hai juga” ucapnya dengan ketus kepada Nina. Nina sendiri sama sekali tidak merasa marah terhadap ucapan kasar Rara. Tapi sikap Nina yang begitu baik ini justru membuat Rara semakin marah dan ia pergi berlalu begitu saja meninggalkan Rara. 

Nina mengamati bahwa sekelompok lebah muda yang baru saja ia beri pengajaran telah menghilang dari sana. Nina pun bertanya kepada Rara kemana mereka semua pergi. Dengan cepat Rara menjawab bahwa mereka baru saja pergi mencari nektar di sekitar sini. 

“Syukurlah kalau begitu” ucap Nina. 

“Apa yang kau maksud ?” kata Rara sedikit bingung. 

“Tetua lebah berkata bahwa hari ini akan ada badai meski tidak terlalu besar. Asalkan para lebah tidak pergi ke barat maka seharusnya baik-baik saja” 

Mendengar hal ini wajah Rara nampak sedikit pucat. Rara sangat panik dengan apa yang baru saja diucapkan Nina tadi, tetapi ia lebih memilih menyembunyikan itu semua dan berharap bahwa apa yang dikatakan tetua lebah salah. 

Sore hari pun semakin mendekat. 

Ternyata apa yang dikatakan tetua lebah benar. Langit mulai nampak gelap. Tetapi yang lebih mengejutkan adalah langit di arah barat benar-benar gelap dan mencekam. Rara mulai nampak sedikit panik. 

Nina menghitung seluruh lebah yang masuk ke dalam sarang dan menyadari ada beberapa lebah yang hilang. Lebah itu merupakan lebah-lebah muda yang baru saja pergi keluar. Nina menanyai setiap anggota koloni dan mereka menjawab tidak tahu. Kemudian Nina pun teringat dengan apa yang Rara sampaikan tadi. 

Nina pun pergi menghampiri Rara dan bertanya kemana mereka semua pergi. 

“Apa kau tahu kemana mereka pergi ?” tanya Nina dengan sedikit tidak sabar. 

“Itu…di….”jawab Rara dengan sedikit terbata-bata seolah ia merasa takut akan sesuatu. Menyadari hal ini Nina pun kemudian menyuruh Rara untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. 

Rara sekarang takut menatap wajah Nina. Ia hanya menginginkan Nina sedikit menderita saja. Tapi perbuatan yang ia lakukan kini harus membuat lebah lain menderita dan mungkin saja kehilangan nyawa mereka. Menghadapi rasa takut, benci dan semua emosi ini membuat Rara menangis di depan Nina dengan terisak-isak. Nina bingung melihat perubahan sikap Rara. 

Tak lama Rara menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Rara pun juga mengeluarkan seluruh kebencian yang ada di hatinya dan membuat Nina bingung merespon semua sikap dan emosi dari Rara. 

“Jujur aku sangat marah pada dirimu saat ini. Kalau kau memang membenciku maka datanglah padaku. Jangan libatkan lebah-lebah muda yang tidak tahu apa-apa demi menghilangkan kebencianmu padaku. Namun di satu sisi aku juga senang dan bangga padamu” ucap Nina sambil memeluk Rara. 

“Apa yang harus dibanggakan dari diriku ? Nina si lebah pekerja keras bangga dengan lebah pemurung sepertiku ?” 

“Setidaknya kau masih memiliki kebaikan. Kalau kau memang jahat, maka kau tidak perlu menangis seperti ini dan menceritakan seluruh kebencian dirimu padaku. Aku bangga dengan sisi dirimu ini” 

Badai pun semakin mendekat. Lebah-lebah lain pun mulai panik mencari lebah-lebah muda yang hilang dan belum kembali. Nina dengan tenang berkata kepada mereka bahwa semua akan baik-baik saja. Ia meminta izin untuk keluar dan mencari lebah-lebah yang masih di luar. Rara memutuskan untuk ikut menemani Nina karena merasa bersalah kepadanya dan juga lebah-lebah muda yang pergi ke barat karena hasutan dirinya. 

Mereka berdua pun pergi ke barat dan menemukan para lebah-lebah muda yang bersembunyi di lubang pohon. Dengan cepat Nina menuntun mereka semua untuk pergi keluar dengan cepat dan pergi menuju sarang. Di tengah perjalanan, Nina hampir tergores oleh dahan yang tajam, namun dengan cepat Rara menolongnya, dan sebagai gantinya, sayap milik Rara tergores dan membuat ia tidak dapat terbang dengan baik. 

Para lebah-lebah muda yang masih polos ini dengan cepat menolong Rara dan saling bahu-membahu untuk dapat pergi ke sarang dengan cepat. Sampailah mereka di sarang dengan aman. 

Sesampainya disana, Rara langsung dirawat dan Nina segera mengambil alih untuk mengorganisir perbaikan sarang dan menjaga agar lebah-lebah disana tetap semangat untuk menghadapi krisis badai yang menerpa mereka sekarang. Nina bekerja keras dan mengorbankan waktu istirahat yang dimilikinya untuk membantu koloni. Nina merasa bahwa ini adalah tindakan yang tepat untuk menyatakan kasih sayang yang ia miliki kepada koloni seperti yang telah dilakukan oleh ibunya. Nina merasa bahwa kasih sayang tidak bisa hanya diucapkan dengan kata-kata, tetapi juga melalui tindakan nyata untuk membantu dan mendukung orang – orang yang ia sayangi. 

Nina juga merasakan kasih sayang itu pada Rara. 

Meski ia telah berbuat jahat, ia menyesali perbuatannya dan bahkan rela menolongnya meski itu membuat ia terluka. Nina pun bangga memiliki sahabat seperti Rara. 

Ketika semua pulih, seluruh lebah berterima kasih kepada Nina dalam perannya untuk menyatukan koloni dan mengatasi tantangan yang ada. Rara pun juga berterima kasih kepada Nina dan menceritakan apa yang ia alami kepada tetua lebah. Awalnya, seluruh lebah disana marah dan hendak mengusir Rara, namun berkat kebaikan dan kebesaran hati Nina, ia tidak jadi diusir dan hanya dikurung beberapa hari saja. 

Sejak saat itu, Nina dan Rara menjadi sahabat erat dan saling menyayangi satu sama lain. Tidak ada rasa benci diantara mereka sekarang dan keduanya benar-benar saling mempercayai.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Kategori
Cerpen Fabel
Selanjutnya Cerpen 3 - Daun dan Hujan
1
0
Sehelai daun kecil tumbuh di satu puncak pohon tertinggi yang ada di hutan. Daun kecil ini memiliki warna yang begitu cerah dan sedikit transparan. Ia begitu bahagia dapat tumbuh di pohon rindang yang cukup tinggi dan menikmati sinar matahari sepanjang tahun.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan