
Pada suatu masa, di tengah belantara hutan yang rindang dan mentari masuk ke dalam celah pepohonan, hiduplah seekor kelinci kecil bernama Lulu, yang selalu hidup dengan rasa penasaran yang tinggi. Lulu dikenal sebagai kelinci yang amat senang bermain jauh dan memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa. Ia selalu melompat kesana–kemari untuk mengajukan setiap pertanyaan yang muncul tentang apa saja yang ia lihat kepada seluruh makhluk hutan. Si kelinci kecil sudah melihat seluruh makhluk hidup di hutan,...
Kelinci dan Burung Hantu
Pada suatu masa, di tengah belantara hutan yang rindang dan mentari masuk ke dalam celah pepohonan, hiduplah seekor kelinci kecil bernama Lulu, yang selalu hidup dengan rasa penasaran yang tinggi. Lulu dikenal sebagai kelinci yang amat senang bermain jauh dan memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa. Ia selalu melompat kesana–kemari untuk mengajukan setiap pertanyaan yang muncul tentang apa saja yang ia lihat kepada seluruh makhluk hutan. Si kelinci kecil sudah melihat seluruh makhluk hidup di hutan, tetapi ada satu makhluk misterius yang belum pernah ia lihat sama sekali : seekor burung hantu penyendiri dan misterius bernama Ben.
Ben merupakan seekor burung hantu tua dan bijaksana, karena ia memiliki pengetahuan yang amat luas tentang seluruh isi hutan. Matanya besar dan bulat seolah seluruh rahasia alam semesta ada di dalam benaknya. Tetapi, Ben lebih senang untuk menyendiri dan selalu menghindari keramaian hutan dan hiruk pikuk di dalamnya.
Pada suatu pagi yang cerah, Lulu melihat Ben sedang asyik bertengger di dahan, melihat bulu–bulu keperakan yang berkilau di bawah sinar matahari. Keingintahuan dalam diri Lulu bergejolak dan ia mencoba untuk mendekati Ben dengan sedikit ragu-ragu.
“Halo, Tuan Burung Hantu ! Aku sudah banyak mendengar tentang dirimu” ucap Lulu dengan penuh semangat sambil menggerakkan kedua telinganya dengan kegirangan.
Ben memperhatikan kelinci penasaran tersebut dengan seksama sambil sesekali ia mengedipkan matanya. “Selamat pagi. Perihal apa yang telah membawamu ke tempat suci milikku ini ?”
“Aku selalu ingin bertemu denganmu” ujar Lulu. “Kamu sepertinya tahu akan segala hal tentang hutan dan aku punya banyak sekali pertanyaan”
Ben tertawa pelan.
Suaranya yang berat seolah bergema sampai ke seluruh hutan. “Rasa ingin tahu adalah anugerah terbesar dari alam. Apa yang ingin anda ketahui ?”
Sejak hari itu, terjalin persahabatan yang cukup aneh antara Lulu dan Ben, dimana seharusnya keduanya berperan sebagai predator dan mangsa di alam. Setiap pagi, Lulu akan mengunjungi Ben, dan mereka akan saling bertukar cerita. Lulu akan memberitahu Ben tentang bunga yang ia lihat, aliran sungai yang berwarna coklat keemasan, serta para tupai lucu yang selalu melempari dia dengan kacang kemanapun ia pergi. Sebagai imbalan, Ben akan menceritakan kepada Lulu kisah-kisah kuno tentang hutan, pohon-pohon kuno yang tumbuh di masa lalu, legenda terlupakan, serta misteri dari bintang-bintang yang bertaburan di angkasa.
Musim datang berganti.
Lulu dan Ben kini semakin dekat. Hewan – hewan lain di hutan tidak dapat mempercayai apa yang mereka lihat ketika seekor kelinci kecil dan burung hantu saling mengobrol dengan hangat. Mereka pun tersadar bahwa persahabatan paling tak terduga di hutan dapat menjadi hal yang paling indah di hutan.
Di malam musim gugur yang cerah, Lulu melompat ke dahan milik Ben dengan wajah sedikit sedih dan kedua telinganya seolah terkulai lemas.
“Apa gerangan yang telah mengganggumu ?” Ben bertanya. Rasa khawatir seolah terpancar dari kedua matanya yang besar dan bulat.
“Aku…….tidak akan bisa mengunjungimu sesering ini nanti” kata Lulu dengan agak sedih. “Musim dingin telah tiba dan memaksaku untuk tidak bisa meninggalkan sarangku di dalam tanah”
Kedua mata Ben nampak berbinar ketika ia berkata pelan kepada Lulu. ”Jangan takut, sebab persahabatan kita akan tetap terjalin hangat layaknya matahari di musim panas. Setiap kali kamu rindu denganku, lihat ke langit malam. Aku akan berada di sana, mengawasimu dan berbagi kebijaksanaan dengan bintang-bintang”
Musim dingin pun datang dan salju menutupi seluruh hutan. Lulu tinggal di dalam sarangnya di bawah tanah, sambil sesekali mengingat kata-kata yang telah Ben ucapkan. Ia menatap bulan dan bintang-bintang di langit setiap malam, merasakan kehadiran Ben di langit musim dingin yang gelap.
Lulu si kelinci kecil dengan rasa ingin tahu yang tinggi dan Ben si burung hantu bijaksana telah mengajarkan kepada seisi hutan bahwa persahabatan tidak mengenal batas, bahkan siang dan malam tidak dapat memisahkan mereka. Ikatan persahabatan mereka menjadi suatu kisah abadi yang terus terdengar dan dibagikan kepada seluruh makhluk yang ada di hutan, bahwa kisah persahabatan yang nampak tidak mungkin dapat berubah menjadi keajaiban ketika dua jiwa yang penasaran saling terhubung dan terbuka satu sama lain.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
