Eps 4: Somat dan Tigor Satpam Kocak - Tetangga Janda Muda

0
0
Deskripsi

Somat dan Tigor adalah dua orang yang memiliki latar belakang dari tempat yang berbeda, Somat berasal dari Madura sedangkan Tigor berasal dari Medan. Walau mereka memiliki latar belakang yang berbeda namun mereka menjadi kompak saat bertugas bersama menjadi seorang satpam di Perumahan Mawar Indah. Hidup dalam perantauan menjadikan mereka memiliki hati yang lapang dan suka menolong, tak jarang mereka sering di sibukkan dengan permintaan warga Mawar Indah yang aneh-aneh dan terkadang diluar nalar....

Di pos satpam Perumahan Mawar Indah, seperti biasa, Somat dan Tigor sedang duduk santai sambil menyeruput kopi dan ngemil kacang goreng. Hari itu mereka dapat tugas jaga pagi. Namun hari itu ada yang baru di komplek mereka, dan sejak pagi tadi warga nggak berhenti membicarakannya

"Eh, Mat, kau tahu nggak, siapa penghuni baru di blok B itu?" tanya Tigor sambil mengerling ke arah Somat dengan senyum penuh arti.

Somat yang tadinya sibuk mencomot kacang langsung menoleh penasaran. “Siapa, Gor? Engkok baru dengar kalau ada warga baru di situ.”

"Bah sia-sialah Mat, kau ini satpam tapi tak tahu kabar terbaru!" jawab Tigor sambil mengangkat alis. “Penghuni baru itu janda muda, cantik lagi! Kubilang tadi ke warga blok B, ‘Pasti ini bikin rame di komplek ini! Dan benar kan, baru juga pindah siang tadi, udah heboh kali ini orang-orang! mana ibu-ibu udah pada mondar mandir ke pos pula, aakh ….”

Somat mengangguk-angguk. “Astagaa, jadi janda muda ya? Eh, ndak ngira. Terus kenapa para ibu-ibu jadi pada mondar-mandir ke pos?”

Tigor mendekat, berbisik penuh semangat. “Mereka mau protes Mat. Katanya takut suami mereka nanti ‘kepincut’ sama itu janda baru. Katanya, kalau bisa, satpam di sini harus lebih ketat mengawasi dia.”

Somat tertawa sampai bahunya berguncang. “Ampun, ibu-ibu ini ada-ada aja. Janda baru pindah, tapi yang repot kita. Jangan sampai, itu ibu-ibu malah suruh kita mengawasi suami-suami mereka!”

Tigor mengangguk sambil terkekeh. “Itulah, Mat! Kujawab aja ke mereka, 'Bu, tugas kami ini cuma jaga keamanan komplek, bukan jadi satpam hati suami ibu!' Eh, malah dijutekin!”

Belum sempat mereka menyudahi obrolan tersebut, seorang ibu-ibu dari blok B tiba-tiba muncul di depan pos satpam. Wajahnya cemberut, melipat tangan di depan dada.

"Mas, saya mau laporan!" kata si ibu dengan nada tinggi.

Somat dan Tigor saling melirik. "Ada apa lagi Bu? Kok kelihatannya tegang betul?" tanya Tigor dengan nada khas bataknya.

Si ibu melotot, "Itu lho, janda baru di blok B! Barusan lewat depan rumah saya pakai baju merah ngejreng. Anak saya yang masih SMA sampai enggak berkedip! Ini nggak bisa dibiarkan Mas. Apa nggak ada aturan yang lebih tegas buat warga baru begitu?" ucap ibu itu dengan nada bersungut-sungut.

Somat menggaruk-garuk kepala heran, lalu melirik ke Tigor. “Bu, peraturan komplek kita kan cuma soal keamanan, kenyamanan dan ketertiban, bukan soal warna baju. Ndak bisa kita larang orang pake baju merah begitu Bu.”

Si ibu mendengus, lalu mendekati Somat. “Tapi kalau malam-malam dia keluyuran pakai baju begitu, bagaimana Mas? Tetangga kanan-kiri bisa terganggu, lho!”

Tigor menahan tawa sekuat tenaga. “Hahaha … Gini aja Bu. Nanti kami coba awasi, tapi bukan berarti ngelarang orang pakai warna merah, ya!”

Mendengar penjelasan kedua satpam itu membuat ibu tersebut pergi sambil menggerutu karena tidak puas dengan laporannya. Begitu ibu itu sudah jauh, Somat dan Tigor akhirnya tertawa lepas.

Ditengah tertawaan itu Tigor melirik ke arah blok B. “Eh, Mat, kita ini satpam, ya? Berarti kita punya tanggung jawab besar jaga keamanan, termasuk memastikan janda tersebut, eeh … Maksudnya kenyamanan warga di sini kan.”

“Iso ae awak mu iki, bilang saja kamu penasaran sama janda itu, iya to?, hahaha …,” sahut Somat terus terang.

Tigor langsung tertawa kecil sambil menyenggol Somat. “Hahaha … Tampak kali kayaknya yah, tapi eh, janda itu memang bener bikin komplek ini rame. Kemarin aja, Pak RT bolak-balik lewat depan rumahnya, alasannya ngecek saluran air lah, ngecek listrik lah, ada aja acaranya.”

“Hahaha … Aduh, ada-ada saja itu Pak RT!” timpal Somat ikut tertawa lebar.

“Yaudah, Mat. Demi keamanan komplek, kali ini kita patroli spesial, ke blok B aja kita,” ucap Tigor seraya beranjak dari kursinya dan bersiap untuk pergi dari pos.

Tanpa menunggu lama, mereka berdua segera berjalan menuju blok B. Mereka pura-pura memeriksa pagar dan saluran air, meski sebenarnya, mata mereka melirik ke arah rumah si janda tersebut. Tak lama, muncul sosok wanita muda dari dalam rumah, sedang membawa kantong plastik.

Mata Somat langsung berbinar dan dia menyikut Tigor, “Bo,aboo … Ayu tenan, itu dia Gor? Eh, beneran cantik, ya! Ingin sengko menafkahi!”

Tigor segera melihat Somat berusaha jaga sikap. “Eh, tenang kali lah Mat. Kau ini udah kayak bandot saja, kita ini satpam, jangan salah tingkah. Biar kita tetap kelihatan profesional.”

Saat wanita itu berjalan ke arah tempat sampah, Somat dan Tigor berdiri tegak, berusaha terlihat gagah, Wanita itu menoleh dan tersenyum ramah. “Selamat pagi bapak-bapak. Bapak berdua ini yang jaga keamanan di sini ya?” tanya wanita itu sambil tersenyum manis.

Somat yang grogi langsung salah tingkah. “Eh … iya, Mbak! Saya Somat, ini kawan saya, Tigor. Kami satpam di sini, jaga keamanan … Khususnya di blok sini, eh … Maksudnya seluruh komplek sini!”

Tigor menepuk bahu Somat sambil tertawa kecil. “Ah, tenang aja, Mbk. Kami bakal jaga komplek ini seaman mungkin. Apalagi kalau ada warga yang membutuhkan keamanan lebih … Kayak, eh … Kayak, buang sampah misalnya.”

Wanita itu tersenyum sambil tertawa kecil. “Wah, terima kasih ya Pak Satpam. Saya jadi merasa lebih aman.”

Setelahnya wanita itu masuk kembali ke rumahnya, Somat langsung heboh, kepada Tigor. “Gor, kamu lihat ndak? Dia senyum ke aku loh! Sengko rasa dia suka sama Sengko!”

Tigor tertawa terbahak-bahak. “Alah kau ini Mat, perasaan kau aja kali. Itu senyum basa-basi. Jangan GR kali lah!”

Namun Somat tetap yakin. “Eh, kau ndak ngerti, Gor! Aku ini punya daya tarik alami. Nanti malam kita ronda lagi aja, siapa tahu ketemu dia lagi hehehe ….”

Malam harinya, mereka pun benar-benar ronda lagi dengan semangat. Saat melewati rumah wanita itu lagi, mereka sengaja memperlambat langkah, berbisik-bisik sambil cekikikan. Tiba-tiba, pintu rumah wanita itu terbuka. Somat dan Tigor langsung panik, bersiap pasang senyum.

Namun yang keluar dari rumah justru seorang pria tinggi besar, bertubuh kekar, dengan lengan berotot. Pria itu menatap Somat dan Tigor dengan wajah galak. “Eh, kalian ngapain mondar-mandir depan rumah saya?” tanyanya dengan suara menghardik.

Somat dan Tigor langsung terdiam, wajah mereka pucat. Tigor berusaha tersenyum kaku. “Eh, anu bang … Eh, jadi abang ini … Suaminya mbak yang tadi, ya?”

Pria itu menggeleng. “Saya keponakannya. Kenapa? Mau gangguin tante saya ya? Jangan macam-macam ya, saya beri nih!”

Somat yang tadinya sok berani langsung mengangguk cepat-cepat. “I-iya, Pak. Eeh … Mas kami cuma ronda biasa. Ndak ada yang aneh-aneh, kok!”

Tigor menepuk bahu Somat dan berbisik, “Mat, kau bilang tadi ada daya tarik alami. Masih mau tes daya tarik ke orang ini?”

Mereka langsung mundur dengan langkah terbirit, sepanjang jalan kembali ke pos, malam itu mereka sepakat akan satu hal, tak akan coba-coba ronda spesial lagi, apalagi kalau ternyata ada “penjaga” lain yang lebih menakutkan dari mereka!

"Jadia satpam, satpam aja dah! Ga pakai lagi tugas khusus, patroli khusus, apalah itu. Ah, nasib satpam zaman sekarang ya ... Mau senang dikit, malah hampir kena bogem mentah.”

Tigor pun juga ikut menimpali, “Mana kena semprot sama ibu-ibu komplek pula, mana ada urus lah sama suami kalian, repot kali urusin hati warga!"

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Eps 5: Somat dan Tigor Satpam Kocak - Lampu Mati, Tugas Bertambah
0
0
Somat dan Tigor adalah dua orang yang memiliki latar belakang dari tempat yang berbeda, Somat berasal dari Madura sedangkan Tigor berasal dari Medan. Walau mereka memiliki latar belakang yang berbeda namun mereka menjadi kompak saat bertugas bersama menjadi seorang satpam di Perumahan Mawar Indah. Hidup dalam perantauan menjadikan mereka memiliki hati yang lapang dan suka menolong, tak jarang mereka sering di sibukkan dengan permintaan warga Mawar Indah yang aneh-aneh dan terkadang diluar nalar.Cerita ini merupakan Sitkom yang berarti komedi situasi. Sitkom adalah salah satu genre komedi yang menceritakan kisah-kisah ringan dan lucu tentang kehidupan sehari-hari, kisah komedi yang menceritakan keseharian Somat & Tigor saat menjalankan aktivitasnya sebagai satpam di perumahan Mawar Indah.Biarkan tingkah konyol Somat & Tigor menceriakan hari-hari kalian 😁
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan