
Setelah kerajaannya kalah perang melawan Silla. Go Jioh, satu-satunya putri raja Goguryeo ke-28 terpaksa menjadi selir dari pria yang menghancurkan kerajaannya.
Silla...
Silla adalah salah satu dari tiga kerajaan kuno yang pernah berkuasa di Semenanjung Korea. Tiga kerajaan kuno tersebut adalah Kerajaan Goguryeo di utara sebagai kerajaan yang paling tua dari tiga kerajaan kuno tersebut, kemudian ada Kerajaan Baekje di barat daya semenanjung sebagai “kerajaan saudara” dari kerajaan Goguryeo karena memiliki leluhur yang sama (pendiri Kerajaan Baekje adalah putra dari Jumong, raja pertama kerajaan Goguryeo), dan kerajaan ketiga adalah Kerajaan Silla. Letak kerajaan Silla berada di sisi tenggara Semenanjung Korea
Kerajaan Goguryeo dikenal sebagai “kerajaan perang” karena kerajaan ini selalu berperang terutama dengan negeri Tiongkok karena ingin memperluas wilayahnya ke bagian utara, dan dengan Kerajaan Baekje yang sering mengganggunya dari selatan. Kerajaan Baekje sering disebut sebagai “Kerajaan Cendekia” karena kerajaan ini sering menghasilkan mahakarya seni dan penemuan yang mengagumkan dan tergolong sangat maju pada jamannya.
Sedangkan, Kerajaan Silla dijuluki sebagai “Kerajaan Bangsawan” karena Silla merupakan kerajaan yang memiliki kaum aristokrat (bangsawan) yang sangat banyak dan menguasai banyak lini kerajaan karena kaum bangsawan juga merupakan orang-orang yang menguasai ilmu militer (seluruh putra bangsawan tinggi termasuk putra raja diwajibkan mengabdi sebagai Hwarang) juga berperan sebagai cendekiawan. Silla juga memiliki pengaturan strata kebangsawanan yang sangat ketat dibandingkan dua kerajaan lainnya.
Tetapi, pada periode tiga kerajaan dinamakan “Masa Tiga Kerajaan” atau “Samguk”. Diantara tiga kerajaan lainnya, Silla adalah kerajaan dengan luas wilayah yang paling kecil dan terletak di wilayah yang lebih terpencil dari kerajaan lain, juga memiliki bahasa yang berbeda dengan dua kerajaan lainnya sehingga tidak ada satupun dari kerajaan-kerajaan disekitarnya yang menyangka bahwa Silla akan menjadi kerajaan tunggal di Semenanjung Korea.
Silla lalu menjadi kerajaan yang pelan-pelan bertumbuh menjadi besar dan lebih besar, kuat dan semakin kuat, dan secara tiba-tiba menghancurkan kerajaan-kerajaan yang lainnya setelah membentuk suatu aliansi dengan Dinasti Tang yang didirikan oleh keluarga Li.
.
.
.
Aroma akasia yang sangat menyengat tercium sesaat setelah beberapa pelayan istana yang melayaninya menyalakan tiga batang dupa di beberapa sudut kamar tidur yang juga telah dihias sangat indah dengan tirai berwarna merah, dan kelopak bunga mawar merah yang ditaburkan. Warna merah yang sama dengan pakaian yang orang Silla sebut sebagai jubah pernikahan yang tengah ia pakai saat ini.
“Nyonya, kami pamit undur diri. Yang Mulia Raja akan segera tiba.” Ucap salah satu dayang istana wanita yang menata rambutnya beberapa saat yang lalu membungkuk memberi hormat diikuti oleh lima orang dayang lainnya berdiri di belakang wanita itu sebelum pamit undur diri, dan meninggalkan dirinya menunggu seorang diri di kamar mewah ini.
‘Raja Munmu…'
Nama itu terus berputar dipikirannya.
Silla…
Jioh menggenggam tangannya yang gemetar dengan kencang. Dia harus tetap menegakkan kepalanya. Di tempat yang asing ini ia harus tetap dapat menahan air matanya agar tidak terlihat menyedihkan.
“Ini semua untuk ayah, dan kakak.” Jioh menggigit bibirnya. Gadis 20 tahun itu seperti berdiri di ujung jurang yang dalam. Pernikahan ini untuk membebaskan ayah, kakak, dan sebagian rakyat Goguryeo yang ditahan di Chang'an.
Walau demikian. Jioh masih tidak percaya dirinya yang seorang putri Goguryeo berakhir di tempat ini, istana Silla sebagai selir dari pria yang menghancurkan kerajaannya.
Raja ke-30 Silla, Raja Munmu berjanji akan membebaskan raja, keluarga kerajaan, dan rakyat Goguryeo asalkan dirinya bersedia dijadikan selir.
“Sungguh pemandangan yang langka.”
Jioh menoleh dengan terkejut saat tiba-tiba terdengar suara dari belakangnya. Siapa, dan Sejak kapan pria besar itu berdiri di depan pintu dan memandangnya?
“Selirku yang gemetar. Biasanya mereka menyambutku tidak tahu malu.” pria itu berjalan perlahan mendekatinya.
Jioh menatapnya, dan tanpa sadar menahan napasnya. Pria besar itu, mengenakan jubah hitam dengan sulaman naga emas tercetak dengan sangat indah di kedua pundak pria besar yang lebih tinggi darinya itu. Jioh tidak bodoh dan mengetahui apa arti sulaman naga emas pada pakaian pria didepannya.
Meskipun ia tidak memahami apa yang diucapkan orang-orang di tempat ini, tetapi ia cukup sadar siapa pria yang berdiri didepannya saat ini dan entah pria itu akan mengerti atau tidak...
"Salam, Yang Mulia. Hamba Go Jioh..." Dia tetap mengucapkannya. Membungkuk dan memberi hormat karena ia sadar posisinya di hadapan raja Munmu.
"Akan melayani Anda malam ini."
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
