#BanyakCeritadiRumah - Rumah Istimewa

3
0
Deskripsi

Perjalanan panjang Jakarta-Bandung pulang-pergi harus Haris tempuh di setiap akhir pekan demi mengunjungi istri dan anaknya. Di sebuah rumah istimewa, seorang perempuan cantik dan anak laki-laki yang lucu menyambutnya penuh sukacita. Di rumah itu, ia menumpahkan segala keletihan hidupnya. Berada di rumah itu bersama sang istri dan anak adalah kebahagiaan yang tak terperi bagi Haris. Namun, rumah peninggalan orangtua mereka itu ternyata menyimpan misteri yang menyihir kesadaran Haris. 

Di pelukan tubuh Rani, Haris menumpahkan semua keletihan hidupnya. Pada istrinya itu, Haris mengadu, bercerita, dan bermanja. Satu menit dalam belaian lembut tangan Rani mampu mengentaskan segala kelelahan jiwa dan raga Haris. Di tengah lautan pekerjaan yang tak ada habisnya di Jakarta, bertemu keluarganya di Bandung pada libur akhir pekan adalah kenikmatan surga bagi Haris. Maka, meski harus bolak-balik menempuh perjalanan Jakarta-Bandung dengan kereta setiap minggu, Haris tidak pernah absen.            

Lepas dari pelukan sang istri, Haris lantas menggendong Yuda, putranya yang berusia lima tahun. Haris membuka bingkisan yang dibawanya dari ibu kota untuk Yuda. Sebuah mainan mobil balap keluaran terbaru siap menemani hari-hari anak kecil berwajah imut itu.  

Haris mengedarkan pandangan ke sudut-sudur rumahnya. Segalanya tampak nyaman dan asri. Namun, ia tersenyum getir. Ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. 

“Kalau bukan karena janji pada mendiang Ibu dan Bapak untuk tidak meninggalkan rumah ini, aku pasti sudah membawa kamu dan Yuda tinggal di Jakarta,” ucap Haris pada Rani. 

“Mas, rumah ini adalah peninggalan orangtuaku. Dan mereka mempercayakan aku untuk merawatnya. Aku harus menghormati wasiat mereka. Aku juga tidak keberatan tinggal di rumah ini selamanya. Yuda pun pasti demikian,” jawab Rani seraya tersenyum. 

“Aku akan mencoba mencari kerja di Bandung. Biar kita tidak hidup terpisah seperti ini.” Haris berkata sebelum ia kembali mengistirahatkan raga dan jiwanya pada dekapan Rani. 

Selama berada di Bandung, Haris menghabiskan seluruh waktunya bersama Rani dan Yuda. Sedari pagi hingga malam, semenjak membuka mata hingga kembali menutup mata, ia akan bercengkerama dengan istri dan anaknya. Telah seringkali Haris mengajak Rani dan Yuda untuk bertamasya keliling kota dan menonton film di bioskop. Namun, Rani selalu menolak ajakan itu. Ia lebih memilih untuk berada di rumah. Ada kejadian mengerikan yang mereka alami ketika pergi tamasya bersama tahun lalu. Rani mengalami trauma dengan peristiwa itu. Haris memahami keadaan istrinya. Ia juga tahu bahwa Rani tak bisa dipaksa. Haris memilih untuk meluluskan keinginan sang istri daripada egonya sendiri. Toh, yang paling penting baginya adalah berada di sisi Rani dan Yuda. 

Hampir genap dua hari di Bandung, Haris berpamitan kepada istri dan anaknya di Minggu sore. Ia harus masuk kerja di Jakarta pada Senin pagi. Haris mengecup kening istrinya lembut. Ia peluk perempuan itu sekali lagi dengan erat. Ia sungguh amat mencintai istrinya. Jika saja bisa, ia ingin lebih berlama-lama lagi bersama Rani. Namun, keterbatasan waktu tak memberinya izin untuk melakukan hal itu. 

Setelah melepas pelukan sang istri, Haris lantas melakukan hal yang sama pada Yuda. Di hadapan putra kesayangannya itu, Haris tersenyum lebar, 

“Yuda, jangan nakal, ya. Yuda harus patuh sama Bunda. Minggu depan, Ayah datang lagi bawain mainan baru buat Yuda.” 

Yuda mengangguk seraya memamerkan gigi-giginya yang belum penuh. 

Haris lantas beranjak meninggalkan rumahnya dengan melambaikan tangan pada anak dan istrinya. Selang beberapa langkah, ia bertemu Yudi dan Riyanti, sepasang suami istri yang tinggal di sebelah rumahnya.  

“Sore Pak Haris,” sapa sepasang suami istri itu.  

“Sore Pak Yudi, Bu Riyanti,” jawab Haris ramah.  

“Sudah mau berangkat ke Jakarta lagi, Pak?” 

“Iya, Pak. Tapi minggu depan juga ke sini lagi buat nengokin Rani dan Yuda.” Haris melihat jam di pergelangan tangannya. “Yaudah, Pak, Bu, saya pamit dulu. Saya harus mengejar kereta.” 

“Hati-hati, Pak Haris.” Yudi dan istrinya berkata serempak. 

Setelah menyaksikan Haris menghilang di tikungan jalan, buru-buru sepasang suami istri itu melangkah ke rumah tetangganya itu. Mereka membuka pintu rumah yang ternyata tak terkunci. Rumah itu terlihat berantakan. Beragam mainan anak-anak mulai dari lego, kartu-kartu, kereta api kecil dan relnya, rumah-rumahan, hingga sepeda anak tercecer di berbagai titik rumah. Nampak pula sebuah mobil balap mini baru yang kemarin dibawa oleh Haris.  

Mendapati itu semua, Yudi dan istrinya menggeleng-gelengkan kepala sembari berdecak berkali-kali.  

“Kasihan Pak Haris itu, ya, Pak. Sepertinya dia masih belum bisa menerima kenyataan.”

“Iya, Bu. Padahal dia masih muda, tapi tingkahnya sudah seperti orang kurang waras. Rumah ini, kan, kosong. Terus setiap kali ke sini, dia bertemu dengan siapa?” 

“Entahlah, Pak. Ibu jadi ngeri lama-lama di sini. Ayo kita pergi, Pak.” 

Yudi mengikuti langkah istrinya yang bergegas meninggalkan rumah kosong itu. 

Satu tahun lalu, rumah itu masih berpenghuni. Seorang ibu muda dan anak laki-lakinya yang masih kecil menempati rumah itu. Setiap akhir pekan, penghuni rumah itu bertambah satu orang lagi dari Jakarta. Mereka adalah Haris yang melepas rindu pada istri dan anaknya di rumah itu. 

Namun, pada suatu hari, ketiga penghuni rumah itu mengalami kecelakaan mobil di jalan raya. Rani dan Yuda meninggal seketika. Sementara Haris berada dalam keadaan kritis dan mengalami koma selama beberapa hari. 

Saat tersadar, Haris tidak percaya pada cerita para tetangga yang mengatakan bahwa istri dan anaknya meninggal dan telah dikebumikan. Bahkan ketika para tetangga mengantarkan Haris ke pusara Rani dan Yuda, Haris tetap memegang teguh keyakinannya. Nyatanya, ia masih melihat istri dan anaknya itu tinggal di rumah mereka.    

Bagi Haris, Rani dan Yuda tidak pernah meninggal. Mereka berdua masih hidup dan mengharap kepulangannya di setiap hari libur kerja. Dan seolah tak ingin mengecewakan kedua orang yang dikasihinya itu, Haris tak pernah terlewat untuk mengunjungi mereka manakala akhir pekan tiba.    

*** 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Bidadari Perpustakaan
0
0
Bab 9
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan