TEKNIK SHOWING VS TELLING?

7
2
Deskripsi

Belum lama ini, ada perdebatan lagi di antara para writers internasional, yang mengangkat soal teknik showing vs telling. Apa itu teknik showing dan telling? Singkatnya, itu adalah dua teknik yang digunakan writer untuk mendeskripsikan sesuatu kepada pembaca, supaya pembaca bisa mengerti alur cerita yang disajikan.

Terus, apa perbedaan di antara keduanya?

Teknik telling menggunakan deskripsi dan memberi konklusi yang jelas kepada pembaca, sedangkan teknik showing lebih merangkum suatu kejadian dan...

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya MAU NULIS? CARI DULU SUARAMU!
2
0
Mulutmu harimaumu. Peribahasa ini pasti udah ga asing lagi buat masyarakat Indonesia. Statement ini juga sebenarnya sangat cocok dikaitkan dengan dunia tulis menulis loh! Ketika kita membuat suatu tulisan, entah itu bentuknya fiksi maupun non-fiksi, kita semua dihadapkan dengan 1 pertanyaan dasar:Apa yang mau kamu tulis?Ketika kita ngomongin tulis menulis, kita sebagai writer tentu bukan cuma menulis hanya untuk mendapatkan income semata. Pendapatan dari tulisan itu hanya sebatas bonus belaka. Ketika kita nulis hanya untuk mendapatkan bonus, maka at some point, kita mungkin akan berhenti buat nulis. Kenapa? Untuk melahirkan sebuah cerita yang bisa dinikmati banyak orang, butuh perjuangan yang ga sepele, yang membutuhkan banyak daya tahan. Daya tahan akan kegagalan dan penolakan. Daya tahan akan revisi dan kritik. Dan dari perjuangan tersebut, sebenarnya apa sih yang kita ingin capai? Sebagai penulis, kita punya kelebihan yang ga main-main loh! Kita bisa membuat impact yang besar lewat tulisan kita. Kita punya kekuatan untuk mengubah perpektif orang, membuka wawasan, membuat orang lain merasakan emosi-emosi berbeda, Mengangkat simpati masyarakat terhadap sesuatu, dan masih banyak lagi. Elif Shafak--seorang penulis dari Turki yang memenangkan Nobel Orhan Pamuk--bahkan mengatakan sebuah fiksi punya dampak yang melebihi identitas politik. Dengan kekuatan sebesar itu, cerita apa yang ingin kita tulis?Untuk menjawab pertanyaan di atas, coba jawab pertanyaan di bawah ini:Apa yang ingin kamu katakan dari tulisanmu?Pertanyaan ini adalah inti dari semua bahasan premis. ‘Apa yang ingin kamu katakan’ bukan hanya bicara tentang karakter apa yang ingin kita bangun, atau konflik apa yang ada di dalam cerita. Kalau melihat dari perspektif teori 3C, bagian terpenting dari premis sebenarnya adalah konklusi. Dan untuk menemukan konklusi, kita harus tahu dulu apa yang ingin kita katakan lewat tulisan kita. Apa yang kamu ingin pembaca rasakan setelah membaca ceritamu?Apa yang ingin kamu katakan dari ceritamu?Perspektif apa yang kamu ingin deliver ke pembaca, dari ceritamu?Nah, coba deh sharing-sharing soal buku yang lagi kamu tulis di kolom komentar! Penasaran nih, siapa aja yang kesulitan dalam mencari ‘suara’ saat nulis cerita!Next bahasan: ‘TEKNIK SHOWING VS TELLING?’[Gak setuju dengan opini di atas? Coba deh kasih argumen kamu di kolom komen!]
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan