
Deskripsi
Karena mampu menumpas pemberontakan Dyah Lokapala dan Dyah Dewendra, Dyah Balitung mendapat warisan takhta Medang sesudah kemangkatan Rakai Humalang Mpu Teguh (894 M). Dinobatkannya Dyah Balitung sebagai raja Medang menimbulkan rasa iri Rakai Hino Mpu Daksa (putra kandung Rakai Humalang Mpu Teguh). Dari rasa iri itulah, Rakai Hino Mpu Daksa melakukan pemberontakan besar-besaran. Sebagai akibat dari pemberontakan itu, Dyah Balitung terguling dari takhta kekuasaannya (898 M). Sungguhpun begitu, Dyah...
1,488 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
NOVEL | CENTHINI GUGAT BAGIAN 1: SEBENDEL LONTAR DI DALAM ALMARI KAYU
2
0
Serat Centhini yang menjadi sumber inspirasi dalam Novel Modern: CENTHINI GUGAT merupakan karya yang menjawab bahwa wanita Jawa bukan sekadar kanca wingking dan patner seks. Namun, wanita lebih diposisikan sebagai insan pemberani, pejuang, dan pembaharu. Hal ini dapat ditilik melalui tokoh-tokoh: Ratu Pandansari, Niken Rancangkapti, Niken Tambangraras, Centhini, Dewi Kilisuci, Ganda Arum, dan Kinanthi. Putra semata wayang Centhini yang merupakan tokoh utama dalam novel ini. Karenanya dengan membaca novel ini, Anda tidak hanya dapat mengikuti kisah dalam Serat Centhini, namun pula dapat mengambil nilai-nilai kearifan di dalamnya. Termasuk nilai-nilai kearifan masyarakat Jawa terhadap peran seorang wanita yang bukan sebagai obyek, namun sebagai subyek yang turut mewarnai kanvas zaman agar lebih beradab.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan