playing victim

Sebuah berkat atau kutukan akupun tak paham. Jika terjadi sesuatu didalam sebuah peristiwa dan aku didalamnya, aku selalu dianggap pelaku, sekalipun saat itu aku hanya penonton. 

Sebenarnya bisa kubilang ini berkat karena milyaran manusia berlomba mencari eksistensi sedangkan aku lahir membawa eksistensi ku sendiri. Tapi ketika kelelahan mendera, sesekali pun aku butuh dimanja layaknya wanita pada umumnya. sesekali aku ingin merasakan seluruh dunia mencintaiku karena aku wanita yang mereka cinta, bukan bersandar padaku karena aku wanita kuat dan luar biasa. 

Kuat. Itu gambaran wajahku setiap kali orang melihatku. itu gambaran utama, sisanya sombong, marah, keras kepala dan nakal. Acapkali aku dijadikan tokoh antagonis dalam peristiwa walau aku berlaku sebaliknya. Tapi lagi lagi setiap orang akan lebih percaya sama perkataan orang orang yang seolah lemah dan tak berdaya. 

Paling enak bersandar pada orang kuat. itu kata dia dan banyak orang lainnya. yang mereka tidak paham, orang yang kamu pandang kuat berjuang sekuat tenaga untuk tidak mengeluh ketika ia berhadapan dengan semua drama yang kalian bebankan. Orang yang kamu pandang kuat hanya perempuan lemah yang bisa lelah tapi tetap tak mampu berbicara. Orang yang kamu pandang kuat hanya seorang Ding yang insecure dengan segala hal di dirinya hingga ia membuat sebuah figur pahlawan yang membuat siapapun lupa bahwa itu hanya topeng yang dijahit ke wajahnya.