Bab 2 : Ngerjain PR

0
0
Deskripsi

"Mas, sarungnya 10."

Memakai masker, topi dan kacamata hitam, gue memesan sarung pesanan si Bambang kepada Mas-mas penjaga apotek. Gue layaknya artis Korea yang lagi gak dandan saat berangkat ke bandara. Takut sama jepretan paparazzi yang sering hebohin dunia maya.

Ancaman Andra tadi pagi kayak Kun Fayakun buat gue. Pokoknya harus gue turutin. Gak bisa nolak.

Hamlun? Jangan sampai! Bingung ntar dengan status persahabatan gue sama Andra.

"Nih!"

"Mas, sarungnya 10."

Memakai masker, topi dan kacamata hitam, gue memesan sarung pesanan si Bambang kepada Mas-mas penjaga apotek. Gue layaknya artis Korea yang lagi gak dandan saat berangkat ke bandara. Takut sama jepretan paparazzi yang sering hebohin dunia maya.

Ancaman Andra tadi pagi kayak Kun Fayakun buat gue. Pokoknya harus gue turutin. Gak bisa nolak.

Hamlun? Jangan sampai! Bingung ntar dengan status persahabatan gue sama Andra.

"Nih!"

Gue lempar 1 kantong plastik sarung yang diminta Andra ke atas pahanya. Andra tercengir lebar, mempertontonkan deretan gigi yang habis di-bleaching. Dan kalian tau siapa yang nge-bleaching giginya Andra? Gue! Gratis pula! Secara, gue, 'kan dokter gigi termurah hati sepanjang masa.

"Makasih, ya, Cintaaa...."

Entah kenapa, setiap kali Andra manggil gue 'Cinta', hati gue ngerasain getaran yang aneh. Buru-buru deh gue berdehem demi menghilangkan kecanggungan yang hanya gue rasakan. "Cepetan jalan! Gue udah kebelet pipis, nih." Cuma alasan, guys.

"Siap, Cintaku!" sahut Andra dengan entengnya seolah panggilan 'Cinta' itu hanya seperti rengginang yang mudah didapatkan di warung-warung. Andra gak tau, seberapa berpengaruhnya panggilan itu dalam menggetarkan hati gue.

"An, malam ini temenin ke pasar malam, ya!" Gue memecahkan keheningan dalam perjalanan pulang ke rumah. Gak asik diem-dieman. Padahal gak lagi berantem.

"Ngapain, Gel?" Sekarang panggilan 'Cinta' sudah menghilang. Kembali lagi ke 'Bogel'.

"Mau liat-liat DVD Korea. Kali aja ada yang baru."

Perlu kalian tau, guys, gue ini kolektor DVD Korea bajakan. Haha! Jangan dicontoh, ya! Please!

"Katro! Lo kayak anak jaman old tau gak. Sekarang, 'kan, udah ada Mas-toube, Netflix, Drakorindo, dll. Lo bisa nonton streaming. Gak perlu nonton yang nyendat-nyendat kayak film biru."

Nah, kalo Andra adalah kolektor DVD film biru bajakan. Lagi-lagi, please, gue mohon jangan ditiru, ya, guys! Dosa! Inget neraka!

"Jadi lo gak mau nemenin, nih? OK! Fine! I like it! Terserah!" Mulai deh kata-kata abstrak meluncur di bibir gue yang udah gak tau harus ngomong apa kalo ditolak Andra.

"Mau, kok. Ke mana pun sahabat cantik gue ini minta temenin, Abang Supir terganteng se-galaxi bima sakti ini siap sedia nganterin. Tapi, masakin gue nasgor dulu, ya."

Ada maunya ternyata. Ya, beginilah Andra. Setiap kali gue minta sesuatu, dia pasti nurutin, tapi ada terms and conditions-nya. Udah kaya give a way, gitu.

"Iya, iyaaa...."

Sedangkan gue, apa pun keinginan dan permintaan Andra, gue turutin secara sukarela. Gak ada syarat. Cuma buat dia seorang. Kurang baik apa lagi gue sebagai sahabat?

"Cakep!" Andra sumringah sambil terus fokus menyetir. "Pake telor dadar yang banyak minyaknya, ya, Ra!"

"Iya, Ganteeeeng...!" Kalo Andra sering manggil gue 'Cantik', gue juga sering manggil dia 'Ganteng'. Kalo gue udah manggil dia pake panggilan ini, beeeeh, kebaikannya jadi berlipat-lipat ganda. Gak percaya? Lihat nih buktinya!

"Gue pijitin, deh, lo ntar malem."

"Lo mau beli apaan?"

"Kacamata berenda?"

"Lingerie?"

"Tas?"

"Skin care?"

"Bakso?"

"Mie ayam?"

"Semuanya gue beliin."

"Asal, panggil gue 'Ganteng' sekali lagi."

'kan? Apa kata gue? Loyal banget kalo abis dipuji. Tapi siap-siap! Dia pasti minta dipuji lagi sebagai pengukuhan semua hadiah yang diberikan.

"Iyaaa, Ganteeeeeng...."

"Cakep!!!"

Tepat pada saat itu, mobil udah belok masuk ke dalam garasi rumah.

Oh, ya, gue belum bilang, 'kan, kalo gue dan Andra tinggal serumah? Jadi gini, guys, gue sama Andra udah lama banget tinggal serumah. Sejak kami merantau ke Banjarmasin.

Tapi untungnya, rumah yang dibeli Andra dari uang hasil pembagian harta gono-gini perceraian orang tuanya ini dibangun menyendiri, tanpa ada tetangga, apalagi Ketua RT dan RW. Jadi kami bener-bener bebas tinggal bersama selama 3 tahun belakangan, tanpa khawatir digrebek dan dikatain kumpul buffalo.

"Gue sholat Ashar duluan, ya, Ra!"

Berhubung pas masuk rumah gue langsung belok ke dapur, Andra langsung bilang gitu ke gue. Biasanya kami sih jamaahan. Tapi berhubung gue pengen masakin Andra dulu, gue biarin deh dia sholat duluan.

"Iya," sahut gue seadanya.

Biar kata kami ngelakuin dosa ziina setiap hari, tapi gak lupa sama kewajiban, kok. Kalo udah waktunya sholat, ya, sholat. Aneh, 'kan? Iya, aneh! Sholat, kok, masih bisa ngerjain maksiat? Bukannya inna sholata tanha 'anil fahsya'i wal munkar? Mungkin iman kami gak kokoh.

OK! Udahan ya bahas agama! Gak pantas orang sehina gue ngomong-ngomong agama.

"Sholat dulu, gih!"

Andra yang sudah berganti pakaian, nyamperin gue ke dapur. Syukur nasgor pesenannya udah jadi. Gue sajiin di atas meja makan di hadapan dia yang udah duduk manis kayak anak TK mau berangkat sekolah.

"Gue tungguin. Cepetan, ya! Jangan lama-lama wiridnya!"

"Gila! Jin mana yang berani ngelarang orang wirid panjang-panjang?"

"Gue laper, Ra. Kalo lo kelamaan, gue embat bagian lo."

"Embat aja. Gak peduli gue. Gue juga mau diet."

"Diet, diet. Udah ceking gitu apa yang mau di-diet-in?"

Gue gak nyautin lagi ucapan Andra karena gue udah keburu masuk kamar. Rumah kami berdua gak ada tingkat-tingkatan, ya, guys. Satu lantai aja. Kamarnya ada tiga sebenarnya. Tapi yang kepake cuma satu soalnya, 'kan, kami tidurnya bareng.

Habis mandi dan sholat, gue balik lagi ke dapur. Eh, bener ternyata, si Panjul nugguin gue sambil chattingan sama pacarnya.

"Nge-date lo malam ini?"

Sekilas gue melihat isi chat Harni, pacar Andra pas lewat tadi.

"Gak. 'Kan, gue nemenin sahabat cantik gue ke pasar malem."

Andra gak lupa sama janjinya dan itu bikin gue lega.

"Santuy kali. Gue gak papa, kok, pergi sendirian. Kasian Harni, kangen sehari gak lo apelin." Gue berusaha sesantuy mungkin saat ngomong ini. Padahal, hati gue remuk kaya rempenyek yang dibejek-bejek sama anak kecil.

"Dih? Gue milih lo kali, Ra. Sahabat gue lebih penting dari pacar. Pokoknya, lo gak boleh pergi sendirian. Wajib ada Abang yang nemenin."

Andra sih santuy banget pas ngomong, sambil nyendok malah. Tapi gue yang dengernya yang baper. Sahabat lebih penting dari pacar, itu yang gue garis bawahi dari manisnya ucapan Andra barusan.

Habis makan, gue ngebabu dulu. Cleaning-cleaning kitchen gitu laaah. Nyuci piring dan beres-beres dapur yang udah gue kotorin. Sementara Andra bermain gitar sambil bernyanyi sesuka hatinya.

"Neng, ayok, Neng, ayok main PR-PR-an."

"Neng, ayo, Neng, ayomain cipook-cipoookaan."

"Dari pada banyak kerjaan, pikiran pusing enggak karuan, mending kita... ngerjain PR di ranjaaaang...."

Seenak jidat Andra mengganti lirik lagu Om PMR yang ber-title 'Judul-judulan'. Dengan suara serak-serak anyep tapi enak didenger, Andra begitu PD menyanyi di belakang gue. Gue cuma bisa ketawa-ketiwi sambil menyelesaikan satu cucian terakhir.

"Syukur gak didenger Om PMR lo. Lo bisa dikaduin ke polisi atas tuduhan perusakan karya orang." Gue baru angkat bicara setelah piring cucian selesai gue bilasin. Gue juga udah balik badan nih, ngadep si Bambang.

Dengan senyumannya yang mempesona, Andra nurunin gitarnya, terus nanya, "Jam berapa ke pasar malemnya?"

"Abis Magrib, ya."

"Kalo gitu masih ada waktu satu jam lagi, 'kan?"

Gue manggut-manggut.

"Ngerjain PR dulu, yuk! Sekalian test drive sarung yang lo beliin tadi."

Sudah gue duga. Nyanyian Andra tadi rupanya adalah kode naik ranjang. Dan jangan kalian kira bahwa PR yang dimaksudnya adalah PR anak sekolahan. PR yang dimaksud Andra adalah Pergulatan Ranjang.

===CONTINUED===

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Selanjutnya Bab 3 : Putusin!
0
0
Gak jadi beli?Andra bertanya karena gue keluar dari gerumulan pembeli kaset dengan tangan hampa. Dengan bibir maju bersenti-senti seperti duck, gue geleng-geleng kepala. Gak ada yang baru. Gue nyari yang ada Park Bo Gum-nya.Emang dia udah come back drama?Andra gak bodo-bodo amat kalo soal Drakor. Meskipun dia anti Korea, tapi dia tetep tau kabar update Korea. Itu karena gue yang sering cerita.Belum sih.Jawaban gue sukses mendapatkan jackpot berupa toyoran di jidat.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan