
TOK TOK TOK.
Siapa yang menyangka ada penampakan di balik jendela mobil. Apa yang ia inginkan? Padahal kami sedang piknik makan Indomie di dalam mobil.
***
Note:
Sumber gambar cover: gambarhantucom.blogspot.com, Indomie, dan Canva.

Enak sekali mie goreng ini! Apa rahasianya, Dik?” Tanya Fero, kekasihku yang sedang cuti tugas. “Kau tambahkan bumbu rahasia apa?”
“Tidak ada,” jawabku. “Indomie goreng biasa saja. Hanya memakai bumbu sachet Indomie.”
“Tapi rasanya istimewa. Berarti teknik memasakmu bagus. Mienya kenyal, tidak lembek. Matangnya pas. Aku paling tidak suka mie yang lembek. Telur mata sapinya pun setengah matang.”
Aku tersenyum menatap Fero yang lahap menyantap bento tersebut. Tak bisa menahan diri terhadap keimutan Fero, aku mengecup lembut pipinya yang terpercik sedikit bumbu mie goreng.
TOK TOK.
Kami menoleh ke arah kaca jendela mobil di sisi kanan Fero. HUWAAA! Ada Miss Kunti yang sedang berdiri dengan dress code daster daster putih kusam. Wajahnya yang putih pucat, tampak seram sekali. Bibir semerah darah itu tersenyum lebar. Bahkan, sekarang ia menyeringai dan memamerkan gigi-gigi taringnya yang super runcing.
“A…ADA KUUU…KUUUNTI! UHUK…UHUK!” Seru Fero panik sembari tersedak mie goreng.
“Wah…Kuntinya gak punya lidah,” kataku takjub.
“Dik, kau masih sempat-sempatnya memperhatikan mulut Kunti. Mengapa ia terus termangu menatapku?”
“Mungkin ia jatuh cinta padamu …HEHEHE…”
“Dik, tega benar kau menggodaku di saat kritis seperti ini!” Protes Fero. Matanya yang sipit, terbelalak seolah hendak melompat ke luar. “Ini mobil kok sulit distarter. Aku gugup sekali ditatap oleh makhluk halus. Coba kau berdoalah supaya Kunti ini kabur!”
“Sudah berdoa, Bang! Apa ia lapar?”
“Lapar? Maksudmu? Ia ingin makan Indomie? Hiiiy…tak berani aku membuka kaca jendela. Nanti ia menggigit kita berdua.”
“Bukan menggigit kita berdua, tapi menggigit Abang. Ia hanya memperhatikan wajah Abang.”
“Kau ini malah membuatku semakin takut. Lihatlah! Semua bulu kudukku merinding…”
“Bulu kaki juga?”
Fero menggeleng-gelengkan kepalanya. ”Kau ini jail sekali.” Kemudian, ia tersentak karena Kunti itu kembali mengetuk kaca jendela mobil.
“Apa benar ya ia ingin makan Indomie goreng?” Tanya Fero padaku dengan mimik wajah serius.
“Coba acungkan bento Indomie Abang!”
Fero mendekatkan bento yang baru disantap setengahnya tersebut ke wajah Kunti yang berada di balik jendela mobil.
HIHIHIHIHIHI!
“HIIIY! Suara cekikikannya seram sekali. Aku ngeri membuka kaca jendela. Lagipula aku tak rela membagi Indomie goreng buatanmu, Sayang!” Kata Fero dengan romantis.
“Gombal!” Komentarku sembari terkekeh. Aku menatap kedua mata Fero yang penuh percikan cinta.
TOK TOK.
HIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI!
Bunyi ketukan bercampur suara Kunti yang geram karena tidak dipedulikan, membuat kami berdua tersadar akan emergency-nya situasi tersebut.
Oleh karena itu, Fero kembali menstarter mobil. Setelah 3 kali mengeluarkan bunyi UHUK, mobil tua ini pun berhasil jalan.
***
Setelah mobil berjalan 30 m, Fero bertanya padaku. “Dik, lihatlah ke belakang! Apakah Kunti itu mengikuti kita?”
Aku membalikkan tubuh ke arah belakang dan tersentak kaget. Si Kunti sedang duduk manis. Mulutnya penuh Indomie goreng hingga pipinya gembung seperti hamster.
“BANG! CELAKA! Kuntinya ada di jok mobil belakang. Ia sedang asyik makan Indomie goreng. Apa yang harus kita lakukan?”
“WADUUUUUUUH! Kunti juga suka kulineran. Indomie Selera Kita Semua.”
HIHIHIHIHIHIHIHIHI.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
