Indomie dan Keluarga #CeritadanRasaIndomie

1
0
Deskripsi

        Pada suatu ketika, seorang gadis SMA terjebak hujan saat hendak pulang dari sekolahnya. Ia telah menunggu hampir 1 jam namun belum ada tanda-tanda hujan akan reda. Pada akhirnya ia memutuskan menerobos hujan untuk pulang. Di tengah perjalanan ia terpeleset dan terperosok ke semak-semak, lututnya berdarah dan tak bisa melanjutkan perjalanan pulang. Tiba-tiba muncul seseorang di balik pintu tua dari kayu dan menghampirinya.

          Gemercik air hujan membasahi separuh seragam putih abu-abuku, aku yang berteduh dibawah halte tua di depan sekolah hanya bisa menghela napas panjang. Hari itu aku tidak membawa payung ataupun jas hujan karena tak ada tanda-tanda akan hujan sebelumnya, pagi hari saat aku berangkat sangat cerah tanpa ada satupun awan putih dilangit. 

“Sudah lama tidak hujan selebat ini” ucapku dalam hati.

          Beberapa temanku yang juga menunggu perlahan-lahan pergi karena telah dijemput orang tuanya, sedangkan aku? aku tak terlahir dari keluarga harmonis seperti mereka jangankan dijemput, mereka saja mungkin lupa kalau punya anak. Aku memang bukan anak broken home tapi kedua orang tuaku selalu sibuk dengan pekerjaannya masing-masing jadi aku selalu merasa sendirian. 

          Waktu menunjukkan pukul 16.30 WIB, ini sudah lewat satu jam dari jam pulang sekolahku tapi hujan masih belum menunjukkan tanda-tanda akan reda. Akhirnya, aku berjalan menerobos hujan dengan memeluk tasku dan menutupinya dengan jaket pink bergambar kelinci kesayanganku. Tak berselang lama aku melewati jalan turunan dan mulai berjalan pelan tapi tetap saja karena licin akupun terpeleset dan terperosok ke semak-semak.

          Aku merintih kesakitan sambil memegang lutut kiriku yang berdarah, tiba-tiba terdengar bunyi pintu kayu yang terbuka “kriiet” seorang kakek tua berjalan kearahku sambil membawa sebuah daun pisang menerobos hujan. Kakek itu langsung menuntunku ke dalam rumahnya. Awalnya aku takut, tetapi ternyata di dalam rumah itu ada seorang nenek tua yang sedang merebus air. 

          Rumah sepetak yang berdinding anyaman bambu itu memang tak bersekat jadi saat kita masuk kita dapat melihat seisi rumah, tempat tidur dan ruang tamu jadi satu begitu pula dapur berada di sebelahnya sedangkan kamar mandi mereka ada di luar rumah. Namun aku merasakan suasana yang berbeda disini, terasa hangat, ya kehangatan sebuah keluarga yang tak pernah kudapatkan.

Saat aku masih merintih kesakitan, tak lama kakek itu membawa selembar kain lap putih dan membersihkan lukaku lalu menutupnya dengan kasa. Nenek pun membuatkanku semangkuk indomie rasa ayam bawang hangat dan sangat enak. Aku yang memang belum makan dari pagi menyantap mie dengan lahap tanpa memedulikan sakit di kakiku. Sang nenek pun tersenyum menatapku dan berkata “Dihabiskan ya nak” lalu hanya kubalas anggukan sambil mengunyah makananku.

Aku telah menghabiskan semangkuk mie ku dan aku melihat nenek membawa dua buah sendok dan satu piring indomie goreng untuk dimakan berdua. Ternyata, mie yang aku makan adalah mie milik kakek namun karena melihat aku kelaparan dan kedinginan, kakek pun memberikan jatahnya padaku. Aku merasa bersalah karena menyusahkan mereka, bahkan membeli sebungkus mie saja susah untuk mereka. 

Setelah satu jam menunggu akhirnya hujan pun reda. Kakek dan nenek itu menghampiriku dan bertanya apakah aku mau diantar pulang karena memang tidak memungkinkan untukku pulang sendirian apalagi hari sudah mulai gelap dan kakiku masih sakit. Aku berpikir sejenak dan bilang ingin menginap disini semalam saja karena sampai jam segini pun tidak ada tanda-tanda orang tuaku mencari keberadaanku. 

Untungnya mereka mengizinkan aku menginap, dan aku akan pulang esok hari sebelum jam sekolah dimulai. Tiba-tiba ada mobil berhenti di depan rumah berdinding anyaman bambu ini, ternyata mereka adalah orang tuaku. Terlihat kekhawatiran dari raut wajah mereka, namun tetap saja aku kesal karena mereka tak pernah ada waktu untukku. Mereka masuk dan mengajakku pulang namun aku menolak dan memilih sembunyi di belakang kakek. Mama menangis dan memohon, sedangkan aku hanya memalingkan wajah. Nenek menarik tanganku dan membuka laci kayu miliknya lalu memperlihatkan bungkusan indomie lama yang sudah kosong, aku hanya mengkerutkan dahiku dengan penuh tanya.

“Lihat, bungkus indomie lama ini meskipun sekarang sudah berubah tapi rasanya tetap sama seperti 50 tahun lalu, selalu terkenang di hati konsumennya” ucap nenek

Aku yang belum paham maksudnya hanya menggelengkan kepala.

“Maksudnya, mau bagaimana pun kamu sekarang kamu harus tetap menyayangi orang tua kamu” ucapnya.

“Bungkus boleh berubah, tapi yang isinya harus tetap sama seperti kamu dan indomie, luar boleh berubah tapi dalamnya harus sama” timpalnya sambil tersenyum.

          Aku menganggukkan kepala dan berjalan menuju orangtuaku dan bersedia untuk pulang bersama. Aku melihat senyum manis di wajah mereka yang membuatku tak dapat membendung air mata bahagiaku. Aku memeluk mereka dan meminta maaf atas perbuatanku. Mereka juga berjanji untuk lebih meluangkan waktu untukku. 

          Keesokan harinya, tak biasanya telah tersaji semangkuk indomie di meja. Aku menarik kursi dan mengambil piring dan diikuti mama dan papa yang juga duduk di meja makan. Aku senang kejadian malam itu merekatkan keluarga kami kembali, sama seperti indomie yang menghangatkan keluarga kami pagi ini. 

“Masakan mama memang tak pernah ada tandingannya” Ucapku diikuti anggukan papa sambil mengunyah mienya.

          Seminggu kemudian aku merasa rindu pada kakek dan nenek, akhirnya aku mengajak orang tuaku mengunjungi mereka. Sesampainya disana, aku bingung mengapa rumahnya ramai, ternyata beberapa hari ini kedua orang tuaku merenovasi rumah mereka. Akupun melihat kakek dan nenek sangat bahagia, mereka tak henti-hentinya berterimakasih pada orangtuaku. Aku senang sekarang semua bahagia, dan kami semua sekarang membantu merenovasi rumah kakek dan nenek sambil menyantap Indomie di kala istirahat.

“Indomiee Selerakuu” yang telah 50 tahun tetap berjaya dan memiliki cita rasa dan kenangan yang masih sama tak pernah tergantikan. 

 

Sekian cerpen singkat dariku, Terimakasih semuanya

 

#CeritadanRasaIndomie

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya GADIS SAMPUL
0
0
[SIDE STORY 1-4 PDF]
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan