Dinasti Perak 212 : Pelarian di Giriya

     Nami -prajurit rendah- dan wangsa hina Nistalit, adalah satu-satunya harapan  bagi wangsa sakti Akasha dan Pasyu. Saat Mandhakarma dengan kekuatan hitamnya yang besar menggulung, hanya Berlian Surga di tangan Nistalit yang dapat menghadang. ***     Akasha yang sakti dan Pasyu yang perkasa, memperebutkan Berlian Surga, batu berharga yang jatuh dari langit.      Siapapun yang berhasil memilikinya, akan mendapatkan senjata paling mematikan sepanjang sejarah wangsa. Apalagi, persekutuan 4 kerajaan Akasha dan 4 kerajaan Pasyu diuji oleh hadirnya Mandhakarma, kekuatan hitam raksasa yang melibas wilayah-wilayah Akasha - Pasyu.     Anehnya, Akasha dan Pasyu sangat sulit menyentuh apalagi menempa Berlian Surga. Satu-satunya golongan yang dapat mengolahnya adalah Nistalit, wangsa ketiga yang diperbudak. Di tangan Nami, seorang budak perempuan yang akhirnya menjadi prajurit pilihan, Berlian Surga berubah menjadi senjata berharga. Hati para raja dan panglima pun terusik. Termasuk panglima utama Akasha Wanawa, Milind dan panglima utama Akasha Gangika, Kavra.     Jauh di dalam kerajaan-kerajaan Akasya dan Pasyu, pengkhianatan mengintai. Para ratu berselisih, para pangeran saling membunuh, para putri patah hati. Nistalit berusaha membuktikan, bahwa kelemahan dan usia pendek, dapat berubah menjadi kekuatan besar  yang mematikan.