The Hell Gate: Heeseung

12
1
Deskripsi

[Genre: smut, romance, 18+] Lee Heeseung yang mengambil kali pertama kekasih cantiknya.

[UNEDITED VER.]

ย 

ย 

ย 

"Nggak tidur?"

Kepala Heeseung menyembul dari bawah kasur. Ia cemas karena terus menerus mendengar bunyi grusak-grusuk yang berasal darimu.

Entah karena rasa kantuk atau pikiran yang gelisah, kamu sampai tidak menyadari Heeseung berbisik menanyaimu.

Jantungmu berdegup kencang melihat pop-up pesan yang muncul dari sunghoon. Sayang kamu tidak menonaktifkan mode baca pesan, sehingga untuk membacanya kamu perlu membuka kunci dan terlihat online.

Kamu jelas sudah ijin pada adik posesifmu untuk menginap di villa bersama jake setelah pesta ulang tahunmu. Yeah, meskipun akhirnya kamu minta pulang di tengah-tengah perayaan. Dan setelah jake menurunkanmu di depan gerbang, kamu langsung mencari nomor Heeseung yang tersimpan di arsip pesan.

Ujungnya kamu berbohong soal menginap pada sunghoon dan meminta Heeseung menjemputmu di taman komplekmu. Sungguh nekat.

"Hey, tidur ya? Aku nggak mau nganter kamu pulang dalam keadaan sakit." Seniormu tidak menyerah untuk memohon.

"Aku bakal nunggu 1-2 jam lagi supaya aku bisa read pesan sunghoon." Katamu, masih melihat ke layar kunci ponsel.

Heeseung menggeleng kesal, tubuhnya merangkak ke dekatmu dan merebut ponselmu pelan.

"Tidur." Pinta Heeseung lagi.

Kamu tidak bereaksi apapun selain memejamkan mata sambil menggerutu. Kakimu menendang-nendang kecil memperlihatkan kekesalan, membuat lelaki dengan t-shirt hitam itu tersenyum gemas.

Ia mulai mengagumi lekuk wajahmu, indah dihias bibir yang berwarna peach dan sangat plumpy. Heeseung tak sadar wajahnya telah turun sedekat itu, kemudian kamu menoleh dan menatapnya.

Sial, godaan ini lagi.

Heeseung takut dia tak mampu menahan gejolak liar di tubuhnya. Dia sudah berhasil puasa menyentuh diri sendiri dalam beberapa hari. Tapi kalau disuguhkan pemandangan gadis yang merebah di kasurnya, dia jadi ingin merasakan kenikmatan.

Heeseung bergumam. Kalau saja ia hendak medekati batas kalian, apakah kamu akan menghentikannya? Dia benar-benar haus akan rasa ingin tahu.

Kamu menelan ludah saat batang hidung Heeseung menyentuh milikmu. Mata kalian saling melihat ke arah bibir satu sama lain. Tangan mulai saling mengeratkan pegangan ke baju masing-masing dan hawa panas merangkak naik dari perut kalian.

Kamu tidak bisa menampik bahwa kamu menginginkan sentuhan kasih sayang malam ini. Sentuhan yang membuatmu merasa dicintai dalam bangun dan tidurmu.

Kamu akhirnya mencoba melakukan kesepakatan gila dengan lelaki yang kau sukai.

"Kak Heeseung, if you want to do something. Do it," kamu tersentak saat wajah Heeseung langsung mendekat, tapi jemarimu dengan cepat menahan bibir lelaki itu itu. "But please, don't do it with someone else."

Lelaki itu menggeleng cepat dan menunjukkan wajah yang sangat serius.

"I won't, y/n. I promise." lirih Heeseung.

Di keheningan, kamu bergerak mencuri ciuman panjang di bibir Heeseung terlebih dulu. Pelan dan sangat eksperimental, mulai dari menempel hingga perlahan mencoba merab kulit bibir lelaki itu dengan lidahmu. Disusul Heeseung yang dengan senang hati membuka mulut, membantumu mengeksplor mulutnya.

Heeseung tersenyum bangga karena keberanianmu. Tangannya mulai melingkar di bawah punggungmu dengan erat dan nyaman, sampai-sampai ia merasa tubuh kalian diciptakan satu untuk yang lain.

Sembari membalas memberikan ciuman yang membuatmu mendesah terlena, Heeseung mulai membersihkan lehermu dari helai surai panjangmu. Kemudian dia turun untuk mencecapi jenjang mulus itu dengan mesra.

Lidah panasnya membasahi dan menggelitik dari bawah ke atas, atas lalu kembali lagi ke bawah. Menstimulasimu secara maksimal tanpa perlu membuat lehermu merah-merah.

Tipikal Heeseung yang agak berisik membuatmu dimabuk kepayang. Lelaki itu tidak henti-hentinya memberi jamahan rakus ke seluruh bagian tubuhmu.

Di payudaramu yang sintal, di perut ratamu, sampai ke lekukan paha dan betismu. Senior tampanmu ketagihan memilin tiap jengkal kulit lembutmu.

"Ahhh~"

Sinyal itu lolos dari mulutmu, saat Heeseung mengusap di bagian paha dalam lalu menangkup pusat tubuhmu di tangan besarnya, menandakan ada sesuatu dalam dirimu tertarik untuk sesuatu yang lebih.

Heeseung memberikannya, dia berpindah dari tidur menyamping ke menindihmu. Ia melebarkan kedua pahamu dengan lututnya.

"Ohhh, y/n~" desah Heeseung, saat menemukan posisi yang membuat bagian selatan kalian menempel enak.

Dia terus menekan-nekan pusat tubuh kalian sampai tubuhmu terhentak kecil.

"Kak Heeseung, aku takut nggak kuat." rengekmu.

Ibu jari Heeseung menekan bibir bawahmu, memaksamu menjulurkan lidah. Lalu dengan cepat ia menyesap benda tak bertulangmu. Suara geraman dan vokal rendahnya terdengar sangat porno di telingamu.

Kau tak sanggup meloloskan lenguhan dan itu terdengar begitu seksi di telinga Heeseung.

Sial, Heeseung seperti tak mampu lagi mendengar suara apapun yang kamu buat. Sayangnya dia tak ingin melakukan kesalahan yang fatal sebelum kalian punya hubungan resmi.

Badannya mengukung di atasmu, memberi kalian jarak.

"Would you be my girlfriend, y/n?" tanyanya.

Kamu kelabakan dan matamu mengerjap cepat karena bingung menjawab pertanyaan riskan itu.

"I-"

Kamu hendak bicara tetapi Heeseung tiba-tiba membawa tanganmu turun menuju gundukan besar di celananya, memaksamu meremas dan merasakan betapa bengkak dan keras batang penis dibalik jeansnya.

"You can have this, y/n. You can have all of me. Just please be mine." bisiknya dengan cepat karena sudah tak tahan.

Tanganmu melingkar di leher Heeseung dan menariknya turun. Sebuah kecupan kau berikan di ujung bibirnya lalu Heeseung menggeram.

Nafsu diujung tanduk lelaki ia loloskan begitu saja kala ia mendengar bibirmu bersuara,

"Yes, I'd love to be your girl."

ย 

ย 

ย 

ย 

***

ย 

ย 

ย 

Setelah sibuk bercumbu dan saling menggesek dibalik kain, Heeseung meminta ijin untuk keluar kamar dan kembali takkan lama.

Ia langaung kenbali sesuai ucapan, dengan cepat membuka kaitan jeans dan bertumpu lutut di atasmu. Celana dalam ditarik turun, membebaskan ukuran monster yang membuatmu mendelik.

Penis Heeseung begitu gemuk dan membengkak sampai itu nampak berat di genggamannya. Dia meluncurkan kondom dengan ekspresi kesulitan. Sialnya, kondom milik sang ayah mencekik penisnya dan tak bisa melapisi sampai pangkal.

Kamu meringis dan menyatukan lutut. Kekasihmu cepat menoleh, dia cekatan membuka pahamu dan membungkuk demi mengusap rahangmu.

"Kenapa sayang? Jangan takut." tangannya lalu melepas kaitan celanamu dan kamu mempermudah kekasihmu membuka semuanya, menyisakan hanya celana dalam.

Heeseung tergiur melihat dara mulusnya bertelanjang. Ia tak mau kalah dan menarik kausnya ke atas. Begitu kekar dan seksi, sekarang kamu berfikir bahwa berpacaran dengan Heeseung adalah keputusan terbaik.

Heeseung memulai permainan dengan kembar sintal nan menonjolmu. "Gemes banget."

Payudaramu bulat jika dilihat dari atas, dihias areola berwarna brick orange mencuat keatas. Mereka terlihat kenyal, tak terlalu besar dan tak kecil, yang pasti membuat Lee Heeseung spontan gerah dan kehausan.

Kesan payudara kenyal ternyata tak seperti jeli di bayangan Heeseung. Setelah lelaki itu memilin dari sisi bawah, bantalan milikmu terasa lembut tapi juga tegang.

Lelaki itu menjulurkan lidah sedikit, menatapmu intens sambil lidahnya turun menekan-nekan nipple. Kamu terlalu sensitif dan tak begitu suka dengan sensasinya. Sebaliknya, Heeseung mencekal kedua lenganmu, memintamu diam.

"Jambak rambutku kalau nggak tahan." ucapnya dan kamu mengangguk.

Jantungmu berdebar setelah diberi kepercayaan menyakiti kekasihmu, tapi kamu berusaha agar cuma meremat. Kamu memejamkan mata saat merasakan bagaimana lidah pacarmu berputar dari payudara satu ke lainnya.

Heeseung mulai membuka mulut dan menyesap puncak payudaramu dengan penuh konsentrasi. Sayang tak ada cairan seperti susu yang keluar. Seandainya kamu ibu susu Heeseung, dia pasti rajin menyusu dari bayi hingga dewasa seperti sekarang.

"Shit. Enak banget, y/n." payudaramu benar benar memuaskan oral fixation pacarmu, pipinya sampai mengempot demi melahap sepenuh yang ia bisa.

Dia sambil memainkan lidahnya di dalam sesapan, sampai kamu menggelinjang. Kamu tak bisa leluasa karena dia menghimpit body bawahmu. Membusung pun hanya akan memberi benefit pada lelaki itu.

Heeseung terengah-engah mengangkat kepala dan menggenggam payudara penuhmu di kedua tangan. Puting dijepit di antara pangkal telunjuk dan jari tengah. Puas bermain-main, ia lanjut menjilat panjang di perpotongan yang membelah dadamu.

Heeseung memiringkan wajah, mengendus scent-mu lalu menyesap bulat kenyalmu dari samping. Payudaramu ia hias dengan banyak lingkar merah kecil yang lucu.

Selesai memanjakan payudara, Heeseung merangkak ke atas demi memagut bibirmu. Rindu sudah lama tak bertemu.

"Kamu siap?" tanyanya, meski nada terkesan menuntut, siap tak siap paksakan siap.

Dia mengistirahatkan penis hangatnya di atas perutmu, diam-diam mengukur sedalam apa si junior akan berpetualang.

"It's my first time." kamu berbisik cepat di depan wajah Heeseung.

"I know, baby." dia mengangguk berkali kali, memberi jaminan bahwa kau akan baik-baik saja dengannya.

Memangnya Heeseung mau langsung menggempur liang tak pernah terjamah? Sebenarnya sih mau, haha.

Dia pun menyuruhmu untuk berbalik dan bertumpu lutut. Dua bantal ditaruh di bawah perutmu, lalu Heeseung menarik celana dalammu turun.

Pacarmu mengira dirinya adalah tipikal boob-guy, tapi ternyata bokongmu cantik juga. Dengan lipatan vagina yang basah karena sentuhannya, bagaimana Heeseung sanggup menahan diri?

"Percaya sama aku, ini bakal enak banget." titah lelaki di belakangmu.

Ia meremas dan menampar bokongmu pelan lalu meraup vaginamu, berpagutan sama mesranya dengan bibirmu yang atas. Jakunnya naik turun dan hidung besarnya mengusap segala yang bisa dia jangkau, termasuk kerutan merah yang menarik perhatiannya.

God, Heeseung merasa seluruh kink yang pernah dia miliki merangkap jadi satu detik ini. Apalagi dia punya pengalaman menyentuh dengan sesama lelaki, jadi dia tahu bagian enak itu takkan ia lewatkan.

"Kak! Shhh ohngg~" klimaksmu membludak keluar karena servis rimming yang diluar nalar. "Udahh stop!" pekikmu, lalu Heeseung bangkit menggenggam penisnya yang sudah sekeras kayu.

Ia menekan dan mendorong kepala penis yang terbungkus karet. Pejuhmu benar-benar membuatnya licin tapi saat bersamaan bibir vaginamu diperlebar sangat menyakitkan.

"Enggak!" erangmu sambil memukul-mukul ranjang. "Aku nggak bisa kak!"

"Bisa, tahan sayang." bisik lelaki itu, mencengkeram salah satu bahumu.

Heeseung terus mendorong hingga sedikit lebih dalam. Darah dari selaput meluncur ke pahamu dan lelaki itu langsung melepas demi membereskan kekacauan. Ini memang rencananya, membobol penghalang terakhir supaya kalian bisa fokus bermain.

Ia menarik tisu basah di nakas dan mengelap merah di pusatmu dan miliknya. Ia sedikit cemas takut barusan adalah bagian tersakitmu. Untunglah kamu mampu melalui itu dan menghapus air matamu sendiri.

Kamu benar-benar perempuan yang tegar dan berani, tipikal idaman Lee Heeseung.

Dia tak menunggu waktu lama untuk segera menjebol liangmu dengan batang bengkaknya. Dia masuk dan kembali memenuhi ruang yang ia ciptakan tadi.

"Masih sakit?" tanyanya, dan kamu mengangguk.

"Masih kak, tolong jangan lama-lama. Pahaku sakit banget!"

Tangan Heeseung turun dari mencekalmu ke meraba cepat klitorismu.

"Sekarang sakit?" tanya pacarmu lagi

"Sakit! Lepasin!"

Heeseung membuat wajah frustasi tapi masih berusaha menstimulasi agar bagian selatanmu rileks. Tubuhmu mulai maju-maju karena tak tahan dengan sakitnya.

"Hiks, keluarin! Punya kakak terlalu keset, punyaku bakal lecet." bibirmu mulai turun karena tak tahan mau menangis.

Lelaki itu duduk dan melepas penyatuan, tangan kanannya menampar pantatmu dan tangan kiri melepas kondomnya lalu menghujammu jauh lebih dalam.

Memang kondom tak berguna. Sudah sempit, mencekik, lubricantnya juga irit. Akan lebih mudah jika sedari awal Heeseung menjebolmu polosan.

"Kamu pacarku, kan?" bisik Heeseung sambil menahan sepertiga penisnya dijepit di dalam.

"Jawab, y/n. Kamu pacarku kan?"

Kamu mengangguk sambil menahan sakit. Kamu belum mahir mengatur dinding agar kamu bisa rileks. Ah tidak, bahkan kamu tidak tahu apa maksudnya itu.

Heeseung tersenyum dan semakin menempelkan bibirnya di telingamu, sesekali mengoral disana membuatmu mendesah dan mengeluarkan geraman seksi.

"Kalau kamu pacarku, buktikan, y/n." bisiknya, dengan luar biasa sensual. "Fight... Back."

Heeseung menatapmu dari samping dan menemukan kamu membuka mata perlahan. Pandangan kalian bertemu dan kamu menunjukkan raut wajah menghamba padanya.

Kamu akan melakukan itu demi kekasihmu.

Heeseung memberimu ruang untuk bangkit. Dia mengusap pinggulmu ke atas dan ke bawah, sebelum akhirnya menarik mereka ke arahnya.

Dindingmu mengetat tak terkendali dan Heeseung mendekat lagi untuk mengecup pipimu.

"That's it, choke me. Choke him. Bully me back."

Heeseung memaksimalkan posisi lututnya dan mendorong inci demi inci ke liang kecilmu, masih mengincar ujung. Kamu menangis diam-diam sebab sakit. Diam-diam bukan berarti kamu lemah, kamu hanya takut kekasihmu mengira dirimu tak pantas dibanggakan.

Perlahan kamu menekan pinggul ke belakang, tak mau merasa tubuhmu sobek dan hancur. Lalu setelah kepala penis Heeseung berhasil sampai bibir serviksmu, pinggulnya menghentak kuat dan membuatmu limbung.

Cairan kental dan panas mendadak keluar melumuri batang yang di dalam.

"Good girl, good fucking girl." puji Heeseung, dia tertengadah sambil menahan pinggulmu.

Akhirnya, akhirnya dia di dalammu. Tempat favorit yang akan paling sering dia kunjungi.

Kekasihmu mulai menggenjot, pangkal cuma disisakan sedikit karena masih ingin menyundul dan mengaduk titik nikmatmu dengan perlahan. Semakin rata cairanmu membanjiri miliknya, semakin dekat permainan utama kalian.

"Ohhh fuck."

Heeseung menyeringai saat lenguhan kotor mendadak keluar dari bibir manismu. Dia benar-benar mengubah malaikat cantiknya menjadi pelacur kotor.

"Fuck?" bisiknya tengah menggodamu, "Mau di fuck?"

Kau mengangguk-angguk.

"Aku lagi fuck kamu sayang, mau apa lagi? Fuck yang seperti apa, hm?" dia menghentikan gerakan.

Lihatlah, kekasihmu punya mulut yang keji. Apa selanjutnya dia akan terus membulimu seperti ini? Kamu benci sesuatu yang nanggung dan ditahan-tahan. Ini cuma membuang-buang waktu.

Kamu mulai menggerakkan tubuhmu sendiri, merasakan ruang yang diciptakan Heeseung di dalammu. Dinding vagina yang tak pernah dijamah sudah dipenuhi dan diberi bekas kulit Heeseung. Milikmu adalah miliknya, miliknya juga milikmu.

Kamu mendesah sesuai ritme hentakan pinggulmu. Lalu Heeseung dibelakang sana mengumpulkan rambut kekasih kebanggaannya di genggaman.

Ia memperhatikan bagaimana penis besarnya sudah hilang ditelan. Dia menyodorkan penisnya untuk diurut liang luar biasa sempit bekas perawan, jelas menang jauh dibanding dirinya bermain solo dengan cekalan tangan.

"Cewekku pinter banget, sih?"

Kamu merona dipuji kekasih tampanmu, meski agaknya pikiranmu sudah melayang entah kemana. Cock drunk? Maybe that's the perfect term.

Kemudian Heeseung mulai menyodok lebih kencang. Ia mengeluarkan separuh keperkasaannya untuk kembali menggenjotmu dengan enak. Terus di ritme yang sama, membuatmu tertengadah menggigit bibir bawah.

Kamu menoleh sebentar ke belakang demi melihat bagaimana kekasih perkasamu menggagahi. Heeseung menangkap wajah tak berdayamu dengan kekehan kecil.

Ia menjilat dan menggigit bibir sendiri, berfokus pada lubang yang ia gempur. Oh, kekasihmu luar biasa rupawan jika seperti itu, jauh lebih rupawan daripada ketika dia orasi dan memimpin upacara.

"Enak sayang?" ia menangkup pipimu serta menarik tubuh kalian supaya menempel.

Kamu mengangguk pelan seperti orang yang mengantuk. "Enak, lagi."

"Lagi?" kening Heeseung mengernyit heran.

Apa boleh kekasihnya sebinal ini? Ia menggeleng atas pertanyaan sendiri dan langsung membuang bantal-bantal yang berserakan di bawahmu.

Ia menekan kepalamu ke kasur dan menggenjot dengan sodokan brutal. "Ini?! Ini yang kamu mau?!" sentaknya dengan nafas tersenggal.

Lelaki itu menggila setelah merasakan kepalamu mengangguk-angguk kecil.

"Fuck! You're mine, you're all mine!"

ย 

ย 

ย 

ย 

ย 

ย 

ย 

ย 

ย 

ย 

ย 

ย 

ย 

ย 

***

ย 

ย 

"Aku udah gak sanggup." lirihmu.

Setiap kata-kata yang keluar sekarang sudah seperti celoteh tak jelas. Padahal kalian tadi sudah membasuh badan di kamar mandi, tapi ternyata bukan cuma badan Heeseung yang segar, gairahnya juga.

Dia mulai mengorek liangmu dengan dua jarinya, vaginamu agak kesat dan terasa menyakitkan bagimu mengingat foreplay kalian tadi kurang serius. Heeseung terlalu cepat memulai kali pertama untuk ukuran penis sebesar itu.

Heeseung turun dan meludah di vagina, mendorong kesemuanya ke dalam. Tindakan panas barusan mengundang lubricant alamimu datang.

Kamu mulai mencekal pergelangan tangan kekasihmu, menyuruhnya untuk cepat. Jika terlalu lama takut dirimu tak diberi waktu istirahat.

"Masukin, tapi pelan pelan." katamu.

"Iya, pelan-pelan kok."

Dalam hati Heeseung tertawa, mana ada dia betah dengan yang seperti itu? Menurut dia seks paling bisa dinikmati jika dilakukan sekencang mungkin sampai mendekati batas toleransi.

Tapi, ya, Heeseung akan melayani permintaan kekasih manisnya. Apapun bakal dia lakukan meski harus berlutut di depanmu, mungkin di depan semua orang.

Jangan salah soal obsesinya, Heeseung begitu karena kamu benar-benar gadis yang mengagumkan. Apalagi kamu kakak perempuan sunghoon yang membuat Heeseung merasa lebih tinggi dari bocah tukang pukul itu.

Setelah menghabiskan beberapa lama slow sex dan mengeluarkan sperma di atas perutmu, Heeseung langsung menggendongmu macam koala ke kamar mandi. Awalnya semua baik-baik saja, tapi ketika dia berlutut menyabuni betismu, dia langsung tegang memperhatikan tangan lentikmu diam-diam meratakan sabun ke area vaginal.

Heeseung langsung berdiri di belakangmu dan mengurut kejantanan. Ia tahu kamu akan marah jadi dia mempercepat tindakan dan meloloskan batangnya ke dalammu. Menggenjot dan menumpuli otakmu dengan cepat. Kamu cuma bisa pasrah memegang gagang handuk pasalnya lantai begitu licin.

Itu adalah seks kali ketiga, Heeseung sadar toleransi tubuhmu cukup bagus. Kau cepat beradaptasi dan membalas gerakan Heeseung dengan sangat baik. Gairah seksualmu juga hampir menyamainya.

Kalian adalah pasangan seks yang luar biasa.

Heeseung sempat mensucikan bagian bawahnya di kamar mandi. Dia sudah memakai celana pendek yang baru dia ambil di lemari.

Dia melihatmu tidur tengkurap di bawah selimut. Masih belum mau berpakaian karena selimut Heeseung sudah hangat. Sungguh gara-gara itu Heeseung jadi ikut mengantuk.

Ia menyelinap dari sisi yang lain dan mengecup bahumu dalam-dalam. Tubuhmu sudah lembut dan mulus lagi, Heeseung bisa menghirup aroma sabun serta wangi kalian yang tercampur. Perpaduannya sangat menyenangkan.

Heeseung jadi candu. Hidung terus menempel di tengkukmu dan tangan Heeseung turun untuk memanjakan penis berkedutnya. Mengocok dengan pelan karena sudah jatuh-bangun dalam perang. Ia klimaks di tisu tak lama kemudian.

"Makasih atas pengalaman pertamanya, sayang."

Kali pertama saja memakan tiga ronde? Well damn.

ย 

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi ๐Ÿฅฐ

Sebelumnya Saving Us: Sunoo (Part 1)
2
0
[Genre: suggestive, romance, 17+] Masalah ekonomi seringkali menjadi penyebab utama hubungan merenggang. Masalahnya, Sunoo salah mengartikan. Dikiranya kau pergi karena merasa lelah dengannya, tetapi kau justru mencari bantuan dengan caramu sendiri. Suatu malam, dia mendapatimu pergi ke Night Club bersama Lee Heeseung, sahabat lama kalian.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan