Karena Ekskul #2. Lomba.

8
1
Deskripsi

Cerita ini tentang seorang laki-laki sejati yang dipaksa untuk berpakaian seperti perempuan oleh ibu nya sendiri, bahkan setelah aksesoris feminim yang dilakukan secara paksa.
 

Oh yaa perkara nama, Belumku sebutkan ya, jadi perkenalkan namaku ghaly Aflah sering dipanggil gali dan temam teman perempuanku yang ikut lomba denganku itu ada 5 yaitu Sintia, Syifa, Septi dan Zulfa.

Oke lanjut ke inti cerita.

Setelah beberapa puluh menit berdiskusi.
Kode berpakaian yang direncanakan adalah seragam sekolah, tapi itu sebelumnya. Karena sekarang telah menjadi grup khusu perempuan, mereka menginginkan sesuatu yang lebih.

Ibuku memberi saran kesemuanya bahwa kebaya akan menyenangkan, dan mereka menerimanya.

direncanakan kalo hari Minggu untuk berbelanja seragamnya.

Pada hari Minggu, seperti yang telah direncanakan ibuku, guru dan para wali murid pergi berbelanja dan membelikan kami enam kebayabyang terlihat sama, dan membentuk nya kembali sesuai ukuran kami masing masing.

Aku tidak dalam posisi untuk memberikan suara, tetapi masih aku bertanya pada mereka.

"Apa itu sangat perlu?" Tanyaku pada mereka.
"Itu sesuatu kewajiban, pakaian perempuan tidak akan menggigitmu" jawab salah satu dari para wali murid sambil tersenyum ngolok.

Jadi kau tetap diam. Teman teman perempuan ku berjanji padaku, ini semua akan jadi rahasia kita, jadi tidak perlu mengkhawatirkan ttg itu.

Karena tempat ter8cuman berjarak delapan k dengan melalui mobil, kami memutuskan ke tujuan saat jam 8 tepat dan lomba 9 tepat.

Kami berencana untuk bersiap di sekolah kami sendiri. Salah satu ibu temanku adalah seorang ahli kecantikan, jadi beliau yang mengurus semua rmakdrdkris dan makeup kami.

Saat sesi make-up.

note: salah satu ibu temanku yang ia seorang ahli kecantikan, kita panggil saja bibi.

Bibi merawat wajahku, mengecat kuku ku, mencabut satu atau dua alsi yang menyimpang dan menyisir rambut ku dengan feminim. Ibuku menyuruh kepadaku untuk melepas bajuku.
Ketika aku melepas bajuku, ibuku memberi ku sebuah pelukan, setelahnya mendorong ku kearah tirai, ibuku memberiku panty&korset dan menyuruhku menggantinya.

Karena aku kurang pilihan, aku pun pergi ke belakangnya dan aku memakai nya dalam waktu yang cukup lama soalnya ini percobaan pertama ku memakai korset dan panty.

Ibuku melihat ikatan tali di korset yang kupakai dan ia merasa tidak puas dengan hasil percobaan ku. Jadi, ibuku melepas kan ikatannya dan mengikatnya kembali dengan lebih erat dari yang sebelumnya.

Ketika ibu mengikat simpulnya kembali, aku sedikit meringis.
Selesai dengan korset, lalu datanglah sebuah kain yang merupakan bawahan kebayabyang berwarna putih dan pink denga motif bunga bunga pink yang kupakai, stelah mekaiu kain tersebut yang telah menjadi seperti rok yang sangat sempit, yang rasanya ketika ku pakai ini, sangking sempitnya seluruh bagian kaki tas sangat rapat.

Lalu ibuku mulai memakaikanku sebuah tasan kebaya berwarna pink cerah padaku, rasanya sangat ketat saat udah kupakai sangking ketatnya bahan kebayanya seperti menyatu dengan kulitku.

Badanku terasa sangat terkakang dan tidak bebas, tidak bisa bergerak sesuka hati. Jangankan jalan, menggerakkan badan saja sulit.

Terus ibuku memberi ku sepatu heels dua inci katanya untuk menyesuaikan panjang kebaya yang ku pakai.

Dan yang terakhir selendang yang ditaruh di bahu kiri dan diteteng/dipegang oleh tangan kanan, Karena hal itu membuat ku dan teman temanku jadi sangat anggun.

Seperti inilah selendang yang membuat kami tambah keribetan aktena harus bagian kanan selendangnya di Teteng/dibawa oleh tangan kanan.

Temen temen perempuanku juga dibungkus kebaya yang sama persis seperti ku, dan ibu menyuruhku berlatih menyanyi dengan cara yang
sama.

Berikutnya datanglah perhatian, kamu semua dibuat memakai anting anting, gelang dan kalung yang sama.

Masalah besarnya muncul, ibuku lupa membeli anting jepit, itu fungsinya untuk memberi aksesoris ditelingaku yang belum ditindik. Satu satunya pilihan yang tersedia adalah set kalung yang datang bersamaan dengan kebaya.

Tanpa banyak waktu dan tidak ada pilihan lain yang tersisa, mereka berencsta untuk menembus lobus telingaku
Note: lobus liat aja di google y.

Aku sangat menentangkan hal itu, jadi, aku membuat perselisihan dengan ibuku sambil menutup telingaku dengan tangan. Ibuku, guru dan semua wali murid memegang tanganku dan mendorongku ke kursi terdekat.
Sementara mereka menahanku disana dengan kuat, bibi kecantikan menandai lobus telingaku dan menusuk kedua lobus telingaku, lalu memasukkan anting anting yang sama kedalam lubang yang baru dibuat. Ibuku berkata ia berjanji untuk menghapusnya, ketika kamu kembali kerumah dan bibi menyuruhkh untuk tidak menangis, karena itu akan merusak make-up ku.

Seperti inilah selendang yang membuat kami tambah keribetan karena harus bagian kanan selendangnya wajib di Teteng/dibawa oleh tangan kanan dan ini hasil akhir nya

Setelah beberapa waktu, sekarang kita semua melihat masalah yang sama yaitu sebentar lagi kami akan lomba bernyanyi, para ibu memberikan kami motivasi/semangat.

Singkat cerita kau bernyanyi dengan baik, sangat baik. Ketika kamu kembali ke ruang istirahat, para ibu sudah ngerencanakan trip/perjalanan untuk sisa hari. Teman teman perempuanku mengganti pakaian biasa, tapi bagiku, dengan wajah Perempuan ini, bukanlah pilihan yang tepat untuk kembali ke pakaian cowo, jadi aku masih memakainya.

Aku mengeluh bahwa ini sangat tidak adil ke semua orang. Teman teman perempuanku mencoba menghiburku, tapi hiburan mereka tidak sangat cukup bagiku.
Telingaku sakit dan anting anting yang terpasang ditelingaku membuatnya lebih buruk lagi selain itu aku selalu dipaksakan merapatkan kakiku, berjalan pendek oleh kebaya ini, hal yang paling buruk dari ketidaknyamanan pakaian dan aksesoris yang kupakai ialah rasa malu yang sangat memalukan.

Tepat sebelum makan siang, ibuku membawaku ke toko pakaian terdekat dan membeli kebaya, gamis, bersama dengan kamisol. Ketika, ibuku meminta pegawai pegawai toko h tuk membentuk kembali kebaya menjadi ukuranku. Aku memandang ibuku dengan bingung.

"Hanya untuk hari ini saja, pakaian ini lebih enak daripada kebaya yang gali pakai ibu serius. Kata ibuku padaku.

Ternyata emang lebih daripada kebaya yang kupakai saat ini, jaid aku memakainya namun, aku sempat menolak memakai selendangnya.
Ibu memarahiku dan dengan paksa meletakkan di pundakku

"Tanpa selendang, tangan gali akan bebas, jadi jagalah selendang itu" kata ibuku.

Ketika kami kembali untuk makan siang, temen² perempuan ku memperhatikan penampilanku, sedangkan guruku salut dan menghargai ku.

Sisa hari ini berjalan sama, dan saat menjelang magrib, ketika kami sampai di rumah Aku sangat ingin melepas pakaian ini dan telingaku sangat sakit jadi aku meminta ibu untuk melepasnya.

"Tidak, tidak untuk anting-anting itu dilepas pada waktu tidur anting-anting itu harus dilepasnya dengan hati-hati. "Kata ibuku sambil memberitahuku.

Setelah penjelasan itu aku mengganti kebaya sesak, gerak susah, tidak leluasa ini dan membuat ngelangkah jadi pendek,setelahnya waktu berjalan sama dan saat setelah magrib kami telah pulang, aku sangat ingin melepas pakaian yang ribet ini dan telingaku juga terasa sangat sakit, jadi meminta ibu melepaskan nya.

"Dak, tidak buat anting anting dilepasnya pada saat kamu mau tidur, anting anting itu harus dilepas dengan hati hati apalagi telingamu habis ditindik" kata ibuku menjelaskan padaku.
 

Setelah penjelasan itu aku mengganti kebaya sesak,gerak tak enak,tidak leluasa dan membuat ngelangkah pendek ini, yang aku pakai ke gamis dan membiarkan anting anting masih menempel dilobus telingaku.

Aku melepaskan selendangku ke sofa, menghela nafas dan duduk diatas selendang yang kutaruh diatasnya. Ibu mendatangi ku dan menyuruku berdirim ibu mengambil selendang dan meletakkan nya diatas bahuku.

"Jangan dilepas sampai saat tidur ya gall."kata ibuku sambil berjalan menuju ke dapur.

Seperti kek perempuan, aku meletakkan selendangku dipangkuanku, rasnya sangat ribet karena ini aku harus memakainya sampai waktu tidur, sekitar 3 jam lagi aku harus menunggu.

Aku sedikit cemas dengan ibuku, karena beliau jika suda berkata tiga kali memperingati ku maka akan sebuah hukuman yang sangat membuatku kapok dan ini telah dua kali ibuku memperingati ku, aku harus lebih berhati-hati lagi, jadi kulitku merasa dingin jika mengingat hukuman itu.

Aku cuman bisa menunggu dengan pasrah sampai ibu melepaskan anting anting ini yang berada di telingaku.

Saat anting anting ini dilepaskan aku hampir sakit menangis karena rasa sakitnya, tetapi juga senang dan tidak sepertiku, ibu terlihat tidak senang.

"Tindikan nya akan menutup, bisakah gali kembali memakainya nanti?" Tanya ibuku pada ku.

"Tak mungkin aku mau Bu" kataku menjawab dengan nada sedikit konyol sambil memberikan selandang ke ibu

"Kamu bisa tidur dalam piyama mungkin jika kamu mau." kata ibuku

"Tidak, dan itu bukan miliku." kataku dengan nada lelah.

"Tentu saja itu milikmu, aku membelinya untukmu." katanya dan berjalan pergi.

Butuh beberapa waktu, tapi tetap saja, aku membersihkan kuku dan wajahku dari make-up, lalu tidur.

Besoknya...

Teman teman perempuanku menepati janji mereka, disekolah tidak ada yang tahu, yang membuat lega.

Pada saat istirahat, teman teman perempuan ku yang ikut lomba itu memeriksa lobus telingaku.

lalu Shintia menghibur ku lagi ia berkata"it's oke".

Syifa memberi saran kepadaku "Mungkin dengan kamu memakai jilbab bisa menyembunyikan tindik telingamu" katanya sambil tersenyum sedikit dan yang teman teman yang lainnya juga sedikit tertawa

Aku yang mendengar saran nya langsung menjawab "aku bukan perempuan yang memakai itu dan juga bukan banci yang suka berpakaian seperti perempuan" dengan nada sedikit tegas.

"Tapiii gal, kamu pasti cocok pake jilbab" kata Syifa dengan nada menggoda.

Septi pun ikut menambahkan "mana tau hijrah kan kwwkwk."

"nah iya juga hahaha" kata syifa dengan nada ngolok

mendengar itu akupun terdiam dan malu sendiri, yang seharusnya cowo identik dengan macho dan kuat malah saat ini aku tidak ada yang macho macho nya dan kuat sampai sampai mereka mengatakan itu pada ku.

lalu kata mereka "nggak kok cuman bercanda aja hahahaha jangan dibawa kehati yaa" dan mereka meninggalku.

Ketika aku balik kerumah, di kamar mataku melihat kebaya dan gamis, beserta semua aksesoris nya yang kupakai kemarin di lemari dengan rapi tergeletak disana, aku tak senang ibu menaruh nya pakaian dan aksesoris nya dilemari tapi juga tidak pernah mempertanyakannya ke ibum
 

Seminggu berlalu, telingaku kembali kesemula. Kemudian berita yang seharusnya berita bagus untuk orang tapi bagiku berita tsb berita buruk, berita nya adalah kami menang. Ya, kami menang dan terpilih untuk final. Saat aku mendengarnya, aku sangat tahu bahwa aku dalam masalah. Mereka pasti akan membuat ku memakainya lagi. Bagaimanapun kali ini, aku akan meminta ibu untuk membelikanku anting anting yang tanpa perlu di ditindik(clip- on), ku pikir.
Note: clip on liat aja di google.

Ketika balik kerumah, aku melihat bahwa ibu seperti menunggu kepulangan ku, aku yang ngeh bahwa ibuku pasti sudah tahu berita bahwa kami menang.

"Ibu sangat senang, saatnya kamu menggunakan kebaya mu lagi" kata ibuku pada ku.
"Tidak buz aku tidak ingin kebaya jelek itu, aku tidak akan memakai nya" kata ku sambil bergegas ke kamarkum

"Kami akan memastikannya" kata ibu ku menjawab.

Hari berikutnya, ada pertemuan dengan kami para penyanyi, ibu & guru kami. Ketika semua ibu datang, guru menyuruh kami bertemu di auditorium.

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya Karena Ekskul #3. Lomba Bagian 2
9
0
Cerita ini tentang seorang laki-laki sejati yang dipaksa untuk berpakaian seperti perempuan oleh ibu nya sendiri, bahkan setelah aksesoris feminim yang dilakukan secara paksa.  
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan