
Deskripsi
"Apa yang memang ditakdirkan untukmu, pasti akan menjadi milikmu, bahkan jika itu berada di bawah dua gunung. Dan apa yang memang tidak ditakdirkan untukmu, tidak akan pernah menjadi milikmu bahkan jika itu berada tepat di antara dua bibirmu."
(Imam Al-Ghazali)
Randi memutuskan pergi dari apartemen dan memilih meninggalkan kekasihnya. Ada apakah? Ternyata ada sebuah rahasia yang membawanya pada sebuah rasa kecewa.
2,278 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Sebelumnya
#tantangan2U My Own Version oleh Ashria
4
0
Bulan depan ulang tahunnya Remy, Tara sudah mempersiapkan beberapa kegiatan sebagai hadiah untuk merayakannya berdua. Dimulai dari pagi menyiapkan sarapan istimewa, lalu menjelang siang lunch bersama keluarga besar Hamzah, sorenya Tara akan mengajak Remy ke sebuah Cafe dimana di cafe tersebut akan ada acara “intimate hangout with Tito Soemarsono” yang kebetulan diadakan tepat di hari ulang tahun Remy. Lalu malamnya, ada agenda untuk berdua. Tara sudah mempersiapkannya jauh-jauh hari dan bahkan membeli lingerie baru untuk jadi salah satu hadiah di hari spesial Remy itu. Walau bisa dibilang sejak pertama kali berhubungan, Remy menghormati pilihan Tara untuk memilih pola hubungan yang Tara inginkan. Tapi, kali ini Tara ingin memberikan hal yang menurutnya istimewa khusus untuk Remy. “semoga Remy suka dengan yang sudah kusiapkan” Ujar Tara saat dia membayar lingerie barunya. Pikirannya menerawang membayangkan kelangsungan rencananya sambil harap-harap cemas. Menurut Tara, Remy akan berada di Jakarta saat hari itu datang. Sudah beberapa kali Tara secara diam-diam mengecek agenda kegiatan Remy untuk memastikan bahwa pada tanggal tersebut Remy tidak kemana-mana. Tara sangat berhati-hati sekali dengan rencananya jangan sampai Remy tahu. Tara tidak ingin kalau sampai ketahuan. Karena Remy paling tidak suka ulang tahunnya dirayakan, dia lebih suka tidak ada perayaan yang istimewa. Di hari ulang tahun, Tara mendadak merasa kecewa. Pasalnya, sehari sebelum hari-H Remy memutuskan untuk pergi mengurus kasus yang tiba-tiba saja harus dia terima dan mengharuskan Remy untuk pergi ke Lampung selama 2 hari. Mengetahui ini, rasanya Tara ingin mengumpati semua orang. Tapi dia tak bisa apa-apa karena dia tahu pekerjaan ini penting buat karir Remy juga. Akhirnya, sepanjang hari ulang tahun Remy, yang Tara lakukan hanya menonton televisi di apartemen Remy, bahkan Tantenya Remy yang menelpon untuk mengajak makan siang bersama pun Tara memilih tidak datang. aku cape Tante, baru pulang meeting untuk rencana roadshow buku selanjutnya begitu alasan Tara. Sampai pukul 7 malam, kesibukan yang Tara lakukan hanya menonton televisi, menyedot debu hal yang paling jarang dilakukannya, lalu merapikan beberapa sudut tempat Remy yang sebenarnya sudah cukup rapi. Terakhir karena sudah cukup putus asa dan bosan, Tara pun memilih membaca kembali tumpukan buku koleksinya yang dia tinggal di tempat Remy. Tiba-tiba apartemen Remy gelap gulita, Tara tambah kesal karena lampu darurat yang biasanya otomatis menyala kini ikut padam. Dengan terpaksa Tara melangkah menuju pantry tempat lilin dan korek api listrik tersimpan. Sedang sibuknya membuka laci, tiba-tiba ada secercah sinar dari arah pintu masuk. Tara mendongak, dilihatnya Remy masuk dengan setelan jasnya, membawa sebuah muffin dengan lilin kecil menyala yang menancap di puncaknya dihiasi sebuah cincin berlian yang melingkari lilin itu sambil bernyanyi lagu versinya sendiri. “Happy Birthday to me...Happy Birthday to me...Happy Birthday...Happy Birthday...Would you please Marry me” Tara tak mampu berkata-kata. Matanya berkaca-kaca, tapi memancarkan binar gembira. “kamu jahat, aku kan mau kasih kejutan malah aku yang diberi kejutan” tangis Tara. Remy hanya tersenyum dan mencium kening Tara. “maaf, tapi kamu mau kan menikah denganku?” Jawab Remy sambil tersenyum, Tara hanya menahan tangis dan tawanya sambil memeluk erat Remy.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan