
📖 Preview Bab 1: Gaji yang Tak Pernah Sampai Rumah
Setiap awal bulan, Damar menerima amplop gaji dengan tangan gemetar. Tapi belum sempat menyentuh dompet, uang itu sudah punya tuan: cicilan, utang, transfer ke adik. Sisanya? Mungkin cukup untuk mie instan dan diam-diam menangis malam-malam.
Bab pertama ini bukan soal uang. Tapi tentang rasa lelah yang tidak pernah punya waktu istirahat. Tentang senyum palsu di kantor, dan tentang seseorang yang terus berjuang... demi orang lain yang belum tahu betapa...
Langit untuk Rizky (Bukan Kisah Cinta. Tapi Tentang Pengorbanan yang Nyata) - 50 Bab
0
0
30
Berlanjut
Pernah nggak sih kamu ngerasa hidup kayak dipaksa kuat, padahal kamu sendiri hampir roboh? Damar ngerasain itu setiap hari—jadi tulang punggung keluarga sejak umur 20-an, gaji pas-pasan, cicilan nempel kayak bayangan, dan satu tanggung jawab besar: masa depan adiknya, Rizky.Dia bukan tokoh utama di novel romansa, bukan pula pahlawan super. Dia cuma satu dari jutaan anak muda Indonesia yang hidup di tengah himpitan. Gaji habis sebelum tanggal 10, tidur di pantry kantor karena kontrakan belum lunas, dan pura-pura tegar biar adiknya bisa kuliah dengan tenang. Ini bukan cerita cinta. Ini tentang generasi yang tumbuh dengan luka, tapi masih rela memberi cahaya buat orang lain.
Daftar Isi (50 Bab - 5 Chapter)
💔 Bagian 1 – Realita Tanpa Jeda (Bab 1–10)Gaji yang Tak Pernah Sampai RumahMie Instan dan Mimpi BesarSurat Merah di Laci MejaRizky Tidak Boleh TahuKontrakan di AmbangSatu-satunya JaketDendam Cicilan BerbungaTidur di PantryBohong yang MembekuSemua Demi Nama Rizky😰 Bagian 2 – Retak yang Tak Terdengar (Bab 11–20)Nomor Asing MenghubungiRizky BertanyaWarung Bu Santi dan Utang TerlupaPaket Kosong dari RumahPulsa atau Makan SiangTeman Kantor yang Terlalu TahuSuara Debt Collector di LobiSurat Peringatan KampusRizky Menyusul PulangSore yang Hampir Membocorkan Segalanya🥀 Bagian 3 – Luka yang Terlihat (Bab 21–30)Saat Uang Tak Lagi AdaPulang Tanpa ListrikRoti Sisa dan Air GalonPinjaman TerakhirDamar PingsanRizky MenangisPak Riko Memberi PilihanSatu-satunya MotorKenyataan MeledakTangisan di Taman Kosong💡 Bagian 4 – Terang yang Perlahan Datang (Bab 31–40)Malam di Atas AtapMaaf dari RizkyTawaran Kerja KeduaDua Dunia Satu TubuhRizky Mulai Mengajar LesKontrakan yang Hampir HilangLelang yang MenyesakkanUang Kaget, Hati Masih LukaSurat untuk Masa LaluIngatan tentang Ibu🌤️ Bagian 5 – Langit untuk Rizky (Bab 41–50)Rani, Gadis di Warung SebelahRizky Menang Lomba DesainGaji Pertama RizkyDamar di Kursi Tamu WisudaPekerjaan Baru, Hidup BaruSurat Penghapus HutangRizky Bayar KontrakanRumah Kecil di Pinggir KotaBukan Lagi SendiriLangit Itu Kini Milik Kita
814 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
GenerasisandwichDramakehidupanKakakadikPerjuanganhidupKaryakarsarekomendasiUntukmuyangbertahanBacaanbermakna
Selanjutnya
Langit Untuk Rizky - 2. Mie Instan dan Mimpi Besar?
0
0
📖 Preview Bab 2: Mie Instan dan Mimpi BesarBagi Damar, mie instan bukan sekadar makanan darurat. Tapi jadi simbol dari satu hal: bertahan.
Tiap malam, ia duduk di meja kecil, mengaduk mie tanpa topping, menatap layar ponsel yang diam-diam ia harap membawa kabar baik. Tapi yang datang justru permintaan. Tagihan. Kebutuhan. Harapan.Malam ini, Rizky kembali bertanya:“Kak, menurut kamu aku harus ambil magang di mana ya?”Dan seperti biasa, Damar menjawab seolah semuanya baik-baik saja. Padahal listrik tinggal 2 strip, token belum dibeli, dan mie yang ia makan malam ini… adalah yang terakhir di rak dapurnya.Bab ini bukan tentang kelaparan. Tapi tentang mimpi—yang kadang hanya bisa dibeli dengan sebungkus mie.Kalau kamu pernah pura-pura kuat sambil makan mie instan, kamu akan merasa... ini bab untukmu.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan