
24: Untold Stories
25: Untold Stories (2)
Sunyi
20
0
6
Selesai
Di kelilingi banyak orang bukan berarti terhindar dari sepi. Semua orang punya poros mereka masing-masing dan tampaknya Caka tidak ada di salah satunya. Caka tidak hanya punya dua orang tua, tetapi empat. Banyak bukan? Namun, ia tetap saja terasa terasingkan di antara dua rumah tangga baru kedua orang tuanya. Seperti hanya Caka seorang yang tertinggal. Terjebak dalam gua yang hanya diisi sunyi. Bisakah Caka keluar dari sana? Atau justru akan terjebak selamanya?
3,147 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Sunyi
Selanjutnya
Sunyi: 26 – 27
4
0
Caka yang terlanjur menghirup aroma menyengat sekaligus asapnya pun mengangguk walaupun tetap batuk-batuk. Dadanya sesak lagi. Baru beberapa menit lalu ia bisa terlepas dari sensasi tak nyaman itu, sekarang hanya karena pemicu sepele sesak tersebut kembali lagi. Tak bisa dimungkiri kalau tubuhnya memang sedang tidak dalam kondisi terbaik. Namun, ia jadi tidak enak pada Christine.Pemuda kurus itu segera duduk di sofa sambil berusaha meredakan sesak yang kembali melanda. Ada rasa nyeri yang ikut hadir seiring dengan sesak yang makin terasa. Rasa kesal perlahan timbul akibat tak bisa memberi kesan terbaik untuk saudari tirinya. Caka merutuki diri sendiri yang malah terduduk lemas sambil menekan dada, alih-alih menyambut Christine dengan ramah. Pasti akan sangat canggung bagi perempuan itu sekarang.Is it that bad? tanya Christine sambil menatap Caka penuh kecemasan. Ia benar-benar lupa kalau Caka sangat sensitif terhadap rokok. Sebelum terbang ke Jakarta pun Christine sudah diperingatkan untuk mengurangi rokok karena Caka tidak bisa terpapar asap rokok. Namun, mulutnya sudah sangat masam dan mendambakan benda bernikotin tersebut. “Please don't tell Papi, ya?”***Terima kasih sudah mendukung karya ini ❤️
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan
