Anjing Geladak di Kota Penuh Luka

0
0
Terkunci
Deskripsi

Manusia yang masih terjaga di malam hari, mengutarakan segala kegelisahan, kekecewaan, ungkapan penyesalan, dan pencarian ketenangan di tengah riuhnya pikiran. Kumpulan tulisan ini ditulis atas dasar kegelisahan yang selalu terjadi di setiap malam, lalu dikembangkan menjadi sebuah karya kumpulan prosa berjudul “Manusia Malam”.

Manusia Malam, tergambarkan dengan sisi gelap manusia yang terluka, mencari penghiburan sementara di tengah gelapnya malam. Seperti yang ada di judul; ‘Hujan dan Penawarnya’,...

840 kata

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Paket
25 konten
Akses seumur hidup
350
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya Maafkan Semua Ini Salahku
0
0
Manusia yang masih terjaga di malam hari, mengutarakan segala kegelisahan, kekecewaan, ungkapan penyesalan, dan pencarian ketenangan di tengah riuhnya pikiran. Kumpulan tulisan ini ditulis atas dasar kegelisahan yang selalu terjadi di setiap malam, lalu dikembangkan menjadi sebuah karya kumpulan prosa berjudul “Manusia Malam”.Manusia Malam, tergambarkan dengan sisi gelap manusia yang terluka, mencari penghiburan sementara di tengah gelapnya malam. Seperti yang ada di judul; ‘Hujan dan Penawarnya’, ‘Merayakan Tenggelamnya Sang Mentari’, dan ‘Aku Hanya Butuh Ketenangan’.Mengungkap lapisan rasa dari jiwa-jiwa yang hidup di bawah naungan malam. Menyelami keresahaan, merayakan kesedihan, melingkupi rindu akan ketenangan di tengah ramainya kota. Malam, menjadi media mengekspresikan kegelisahan. Malam, menjadi ruang pelarian dari sinar sang mentari yang menyengat.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan