
Pembela Tanah Air (PETA) merupakan tentara sukarela yang dibentuk oleh Pemerintah Jepang saat menguasai bangsa Indonesia periode tahun 1942 hingga 1945. PETA memiliki peran penting untuk menjaga kemerdekaan bangsa Indonesia meski awalnya direncanakan bertugas membantu Jepang dalam peperangan Asia Timur Raya. Bahkan PETA dapat dikatakan cikal bakal terbentuknya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Tentara PETA yang dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 di Blitar yang diumumkan oleh Let. Jend. Kumakichi...
Pembela Tanah Air (PETA) merupakan tentara sukarela yang dibentuk oleh Pemerintah Jepang saat menguasai bangsa Indonesia periode tahun 1942 hingga 1945. PETA memiliki peran penting untuk menjaga kemerdekaan bangsa Indonesia meski awalnya direncanakan bertugas membantu Jepang dalam peperangan Asia Timur Raya. Bahkan PETA dapat dikatakan cikal bakal terbentuknya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Tentara PETA yang dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1943 di Blitar yang diumumkan oleh Let. Jend. Kumakichi Harada. Pembentukan PETA ini menarik minat para pemuda Indonesia khususnya yang telah mendapat pendidikan sekolah menengah dan para anggota Seinendan. Para pemuda yang mengikuti organisasi PETA ini mengikuti latihan di kompleks militer Bogor, Jawa Barat.
Abdulgani (1996). Berpendapat bahwa ada tiga kekuatan yang menyebabkan lahirnya Tentara PETA. Pertama adalah kekuatan internasional yang mendesak Tentara Jepang pada Agustus 1943. Jepang kalah dan diusir dari kepulauan Alexian. Sedangkan di pasifik Tengah, Armada Amerika bersiap mendekati Filipina, serta Di berbagai wilayah lainnya pihak sekutu berhasil mengambil alih kekuasaan, dan bagian kepulauan lainnya seperti dibagian timur Indonesia berhasil diserbu oleh pasukan sekutu, Amerika melakukan serangan-serangan udaranya ke bagian wilayah yang telah dikuasai Jepang.
Kedua, disamping kekuatan militer Jepang yang terdesak mereka membutuhkan tambahan personil dari rakyat untuk mempertahankan wilayah-wilayah kekuasaan lainnya, pembentukan Heiho yang sudah dimulai sejak tahun 1942 masih dirasa kurang memadai dalam pasukan pertahanan, dipikirkan oleh mereka dibutuhkan pasukan-pasukan yang berkualitas yang bisa memobilisasi pertahanan Jepang dalam kecakapan militer.
Ketiga, adanya suatu semangat nasionalisme dari bangsa Indonesia yang cinta akan tanah airnya yang begitu menyala-nyala, terutama yang terjadi di pulau Jawa khususnya sejak berdirinya PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat) yang dibentuk pada bulan Maret 1942, dibawah pimpinan Empat-Serangkai yaitu, Soekarno,Bung Hatta, K.H Mansyur dan Ki Hajar Dewantara. Semangat nasionalisme dan patriotisme inilah yang mendesak pemuda-pemuda dan rakyat Indonesia untuk segera diberikan latihan militer, sebagai syarat mutlak membangkitkan lagi jiwa kebangsaan dalam kemiliteran yang konkret.
Ketiga desakan tersebut yang akhirnya melahirkan PETA. Desakan yang ketiga adalah desakan yang paling mendorong dikarenakan banyaknya dukungan dari rakyat Indonesia serta tokoh-tokoh agama yang melopori serta semangat nasionalisme yang menyala-nyala, seperti yang dikatakan Bung Hatta pada pidatonya di lapangan Ikada pada tanggal 3 November 1943 yang dikutip oleh Suwondo (1996) yang menyatakan “Saudara-saudara, Osamu Sirei No.44 membukakan kesempatan kita rakyat Indonesia di pulau Jawa, untuk mendapat latihan militer berangsur-angsur, untuk mendapat pendidikan keprajuritan dengan suka dan rela hendaknya kita masuk dalam latihan itu guna membela tanah air kita, Saudara saudaraku janganlah engkau mengira bahwa kita dijadikan barisan barisan militer untuk kepentingan Nippon, dugaan ini salah belaka, tinjaulah soal barisan suka–rela ini dari jurusan keprajuritan akan pembelaan tanah air kita oleh putra – putranya sendiri, sebab itu marilah kita bersiap mengerjakan kewajiban kita sebagai putera bangsa.”
Motivasi Jepang dan pihak Indonesia dalam melahirkan PETA ada perbedaanya, sudah sejak dulu Indonesia mendambakan latihan militer sebagai pangkal untuk melawan penjajahan dan mengejar cita-cita kemerdekaan, tidak hanya secara politik saja namun secara pertahanan militernya, menerima bantuan Jepang dalam bentuk latihan militer bukan berarti berkolaborasi. Sebenarnya bangsa Indonesia tidak menerimanya secara begitu saja tetapi menuntut dan mendesak bantuan itu, agar bangsa Indonesia mendapatkan kemerdekaannya dan inilah kata-kata Soekarno pada saat zaman Jepang yang dikutip Abdulgani (1996) yang mengatakan “Dai Nippon memberi bantuan kepada kita untuk mencapai kemerdekaan. Tetapi walaupun Dai Nippon memberi seribu bantuan kepada kita, kalau kita tidak berusaha sendiri dengan hasrat dan kemauan sendiri, maka mustahil kita menjadi suatu bangsa yang kuat, kita tidak mau menerima kemerdekaan itu diberi seperti hadiah saja, kita harus merebut kemerdekaan itu dengan keringat dan darah kita sendiri” demikianlah motivasi rakyat Indonesia untuk menuju kemerdekaan dan membela tanah air kita sendiri.
Sedangkan motivasi Jepang atas pembentukan PETA adalah Jepang ingin mendapat tambahan militer untuk melawan kekuatan sekutu nanti yang akan kembali ke tanah air, setidaknya memiliki pertahanan dibagian wilayah belakang yang dapat diserahkan oleh rakyat kita. Sehingga Jepang dapat fokus terhadap kekuatan militernya di garis depan, namun Jepang tidak sepenuhnya percaya kepada bangsa Indonesia bahwa sifat nasionalisme dan patriotismenya tidak dapat diperalat oleh Jepang dengan berdirinya PETA, disamping itu aliran Islamisme diberikan kesempatan seperti Muhammadiyah dan NU diperkenankan berdiri kembali dan gabungan Masyumi dari organisasi-organisasi dan tokoh-tokoh Islam direstui oleh Jepang.
Malahan panji ataupun bendera PETA diberikan warna hijau dengan gambar bulan dan bintang berwarna putih, dengan matahari di tengah dengan bersinar merah kearah segala penjuru. Undang-undang pembentukan PETA tidak menyebar kata Indonesia, akan tetapi PETA sebagai pasukan sukarela yang membela tanah Jawa dengan penduduk asli pribumi atas dasar cita-cita membela Asia Timur Raya bersama-sama.
Pembentukan Tentara PETA berawal dari surat Gatot Mangkupraja kepada pemimpin tertinggi Tentara Jepang yaitu Gunseikan. Isi dari surat tersebut adalah permohonan pembentukan Tentara sukarela yang beranggotakan barisan pemuda Indonesia untuk menjaga tanah air dari ancaman sekutu dalam perang Asia Raya. Permintaannya dipenuhi oleh Jepang yang kemudian melahirkan Tentara PETA, Gatot Mangkupraja merasa ini saatnya bangsa Indonesia maju bersama Jepang dalam melawan Tentara Sekutu atas usulan tersebut akhirnya Jepang pada tanggal 3 Oktober 1943 mengeluarkan Osamu Sirei No.44 mengenai pembentukan Tentara PETA yang isinya sebagai berikut:
1. Tentara PETA beranggotakan warga Negara Indonesia (Penduduk asli) dari atas sampai bawah.
2. Tentara PETA akan ditempatkannya militer Jepang untuk melatih
3. Tentara PETA ditempatkan langsung dibawah panglima Tentara, lepas dari badan manapun juga.
4. Tentara PETA merupakan Tentara territorial dengan kewajiban mempertahankan
masing-masing daerahnya.
5. Tentara PETA di masing masing daerah harus siap untuk melawan sampai mati
setiap musuh yang menyerang.
Pembentukan PETA didorong oleh beberapa faktor diantaranya faktor dalam dan juga faktor luar, yaitu Jepang sendiri membutuhkan bantuan militer dalam menghadapi perang Asia, Perang Asia Timur Raya adalah perang bagi seluruh bangsa Asia yang mana berjuang bersama-sama dalam mewujudkan kemenangan dan ikut serta dalam mencapai kemenangan akhir.
Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰
