LOVESTRUCK: [PART 3] ORANG KETIGA

80
58
Deskripsi

Devan pikir masalah hidupnya selesai setelah ia bebas dari tahanan, tapi ternyata wanita yang dicintainya, Meisya malah hilang ingatan!

Berhasilkah Devan mengembalikan ingatan Meisya dan mewujudkan mimpinya?

“Apa itu ciuman?” tanya Meisya polos.

“Sesuatu yang sering kita lakuin dulu, mau coba?” tantang Devan.

"Kalau lo rencananya abis lulus mau ngapain, Bos?"

Devan diam sejenak. Masih menerawang jauh. Saat ditanya seperti itu, suara Meisya yang ceria itu terngiang di benaknya.

"Nanti kalau kamu lulus kuliah dan jadi CEO perusahaan Papa kamu, aku yang jadi sekretarisnya ya!"

"Sebenernya aku masuk kuliah lagi dan ambil jurusan ini karena pengen bantuin kamu kerja nanti!!"

Sial. Devan jadi ingin menangis lagi jika mengingat itu. Mengingat impian mereka berdua yang begitu banyak namun tak satu pun menjadi kenyataan.

"Selamat sore, mau pesan apa, Kak?"

Suara lembut itu membuat Devan, Rey, Yutha, Gio dan Raffa menoleh ke arah asal suara. Perempuan berambut sebatas pinggang dengan seragam pelayan yang sangat familiar. Jantung Devan berdegup dengan sangat kencang, namun dunianya serasa berhenti bergerak.

"M—Mei?" tanya Devan getir. "K—Kamu ngapain disini?"

Meisya tidak menjawab—Lebih tepatnya, bingung mau jawab apa karena ia dilarang bicara di luar kepentingan pada pelanggan.

Sementara anak Revolver yang lain ikutan cengo tidak percaya. Masa Meisya yang tadinya model professional dan anggun ini jadi pelayan sih?! Kenapa amnesianya membuat dia jadi turun kasta begini?

"Hoaaam, Kak Mei di mana sih? Gantian dong gue pegel nih." Tiba-tiba seorang laki-laki dengan celemek dan baju pelayan keluar dari ruangan staff sambil mengulat malas.

Semua anak Revolver yang masih kaget oleh kehadiran Meisya, harus dikagetkan lagi dengan fakta bahwa pelayan laki-laki tersebut adalah anggota baru mereka.

"B—Bang— G—Gue bisa jelasin lagi," ujar Aindra terbata-bata, wajahnya langsung pucat seperti akan menerima hukuman mati.

***

"Jadi Meisya kerja di sini karena lo?" tanya Devan saat menyuruh Aindra berbicara dengannya di halaman belakang kafe.

"Iya, Bang. Gue udah bilang, kan? Gue pertama kali dia temuin pas kecelakaan. Semenjak itu dia paling percayanya sama gue, terus ikut gue mulu kemana-mana. Termasuk ikut gue kerja," jelas Aindra membuat kedua tangan Devan mengepal.

Ini tidak bisa dibiarkan. Kalau begini terus bisa-bisa Meisya dan Aindra...

Tiba-tiba seseorang membuka pintu dengan muka datarnya. Devan dan Aindra spontan menoleh. Meisya dengan baju maidnya yang cantik, mengintip dari ambang pintu.

"Aindra, aku— Eh, gue lupa cara bikin frappucino. Tolong ajarin," pinta Meisya pada cowok yang berdiri di hadapan Devan itu.

Devan terbelalak. Apa katanya barusan ... Aku? Aku?!

Seketika Devan langsung membayangkan Meisya diajari membuat frappucino oleh Aindra...

"Kak Mei, sini aku ajarin bikin frappucino."

"Oke, Ain. Tolong ya."

"Sama-sama Kak, bilang apa hayo?"

"Makasih, Ain."

"Good girl, cium pipi aku dulu dong."

"Mwahh! Hehe."

"FUCK!! ITU GAK BOLEH TERJADI!!" batin Devan frustrasi dengan imajinasinya sendiri.

"B—Biar aku yang ajar—"

"Jangan dulu, Bang." Aindra mendorong bahu Devan yang akan bertindak duluan. “Gue udah bilang kan? Pelan-pelan, jangan langsung gas nanti dia tambah takut sama lo.”

"Ini gak ada solusi apa?! Gue gak bisa liat Meisya begini terus!" tanya Devan panik, dia hampir menangis.

“Gue bantuin, nanti gue kasih pengertian."

"Ck, sialan!" Devan mendecak. Sudah tidak ada waktu lagi, dia harus melakukan sesuatu!

"Bang! Mau ngapain?" Aindra bingung melihat Devan yang tiba-tiba lari ke luar pintu belakang kafe.

"Mau dapetin hati Mei!!" sahut Devan.

"Lah, dapetin hati Kak Mei kenapa kesitu?"

***

Alih-alih menghampiri Meisya, Devan malah pergi ke warnet terdekat dan membuat CV. Devan tersenyum bangga melihat pas foto CV nya sendiri yang terlihat sempurna.

"Udah bagus, cakep. Pasti diterima. Kalau ngga lolos berarti HRDnya siwer," batin Devan bangga saat melihat CV nya di layar komputer.

"Tinggal bikin surat lamaran kerja aja dah."

"Mas, udah belom? Pada ngantri nih," tegur mas-mas penjaga warnet.

Devan tersadar bahwa sejak tadi banyak mahasiswa yang ingin pakai komputer warnet. Ia pun buru-buru bangkit dan meminta si penjaga warnet print dokumennya. "Berapaan nih, Bang?"

"Lima ribu aja, Mas."

“Oke sip, nih saya tambahin sepuluh ribu! Doain saya keterima kerja di kafe ya Bang. Hehe," sogok Devan seraya memberi uang lima belas ribu pada abangnya, lalu ia berjalan dengan semangat menuju Latte Studio lagi.

Beberapa orang di sana yang tahu bahwa Devan adalah anak orang kaya cukup terkejut mendengar percakapan Devan bahwa dia akan bekerja sebagai pelayan kafe.

Tapi Devan tidak peduli. Yang terpenting dia bisa dekat dengan Meisya lagi.

"Apapun bakalan aku lakuin demi kita bisa bersama lagi, Mei." batin Devan.

—TO BE CONTINUED—

Hari ini double update yaaa kalau komentarnya rame! Apa harapan kalian buat Devan dan Meisya? Komen di bawah 😋😋

Karya ini GRATIS! Tapi kamu boleh kok kasih tip biar kreator hepi 🥰

Selanjutnya RENDEZVOUS: HONEYMOON [PART 2A - DRUNK WITH YOU]
219
101
MATURE CONTENT 21+ ⚠️ - HARSHWORD, ALCHOHOL, ADULT ROMANCE SCENE. UNDERAGE MENYINGKIR! INI BAHAYA BANGET, DEVAN SAMA MEISYA SAMA SAMA GILA 🚨🚨🚨“Kiss me, please,” pinta Meisya.Persetan dengan consent. Devan tidak peduli. Bahkan seharusnya saat ini Devan memanfaatkan kesempatan sebaik-baiknya mumpung Meisya sedang mabuk.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan