
YOGAS & SHUA
BAB 142: Keyakinan Yogas dan Keraguan Wega
Yogas mengangguk-angguk, lalu terlihat mengerling pada Shua. "Bantuin aku, please."
Diminta begitu, Shua malah memandang Yogas dengan tatapan tidak mengerti. "Gimana caranya?"
"Minta bantuan Janar, siapa tahu habis itu Eyang bakal lebih ketagihan main sama Janar dibanding kerja."
Semua orang dewasa itu mengerti dengan apa yang dimaksud Yogas secara tersirat, menjadikan Janar sebagai cicit Lukman hingga nanti Lukman enggan kembali bekerja dan...
Yogas & Shua (VIP CLUB #4)
898
153
54
Berlanjut
[Previously: ONE LAST WEDDING (VIP CLUB #4)] Kata orang, Janda Selalu Terdepan. Maka dari itu Shua Tanaka memperlihatkan kalau dirinya tetap beauty, savage, and happy setelah perceraiannya. Hidupnya baik-baik saja dan orang lain melihat kalau Shua memang tak masalah setelah menendang suaminya yang ketahuan selingkuh dengan anak bau kencur. Mereka tak tahu kalau hati yang patah tidak akan pernah sembuh dengan sendirinya…. Kata orang, cucu laki-laki pertama selalu disayang. Nyatanya, Yogaswara Hemachanfra malah dikekang bahkan sampai dewasa. Semua yang dilakukan dan dikenakan oleh Yogas sudah ditentukan oleh kakeknya, sampai-sampai Yogas merasa kalau ia tak punya kendali pada dirinya sendiri.Saat sang kakek mulai menentukan siapa pendamping yang pantas untuknya, Yogas semakin muak dan memutuskan untuk mempermainkan semua rencana perjodohan yang disusun kakeknya. Sampai kemudian Shua dan Yogas, dua orang yang sudah lama berteman, dipertemukan takdir dalam keadaan pusing, bergairah, dan kesepian. Mampukah mereka bertahan untuk tidak lebih dari sekadar teman?
3,108 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
One Last Wedding
Selanjutnya
[BACA DULUAN] Kalu dan Rona (Bab 155)
22
3
KALU & RONA BAB 155: Soal Perasaan Dibutuhkan dan Diinginkan Aku suka kalau kamu bilang lagi kangen gitu. Rasanya kayak... kamu emang butuh dan mau ada aku terus di samping kamu.Aku kan emang butuh dan mau kamu terus, Mas.Beneran?Beneran. Tanpa sadar, Rona malah mengangguk. Emang kurang kelihatan, ya? Atau aku kurang vokal?Agak kurang kelihatan, sih. Kamu juga jarang ngomong ke aku, jadi aku suka takut kayak, 'Oh, Rona nggak butuh aku kah?', gitu. Tapi, ya, aku tahu, kamu apa-apa bisa dan biasa sendiri. Kalau mau jujur, sebenernya aku suka takut kamu nggak butuh aku lagi.Dilarang menyalin, memperbanyak, dan menyebarkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penulis.***DISCLAIMER:Bab ini belum ada di sebelah ya. Di sebelah baru sampai bab 130.Kalau lupa jalan ceritanya, silakan baca ulang dulu sebelum baca bab ini.Dan kalau bisa, nggak usah ngomong di mana pun dan sama siapa pun soal bab yang muncul di sini. (yang tau-tau ajalah ya kenapa alesannya)Bab [Baca Duluan] di sini bisa aja hilang kapan pun. Jadi siapkan keikhlasan hati kalian.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan