
Mood antara bab 142-143 dan bab 144 sebenernya beda banget. Tadinya mau upload tiga bab kayak biasa, tapi bener-bener kerjaanku lagi padet-padetnya, wkwkwkwk. :') Jadi maaf ya, baru bisa update dua bab dulu.
Jangan lupa komen dan like-nya, sayang-sayangkuuu. ❤️
***
OH, MY MAN!
BAB 142: Kegiatan Favorit Ilana Setelah Bersama Raynar
"Pasti mau nge-date," tebak Keysha yang berdiri di sebelahnya setelah memulas lipstik di bibirnya.
"Iya, tahu aja," kekeh Ilana.
"Senyum kamu tiap kali mau nge-date ...
Oh, My Man!
3.1k
932
73
Berlanjut
[TANAKA #2] Oh, My Man!“Mau sampai kapan kamu main-main dengan banyak lelaki, Ilana? Emangnya kamu nggak kepikiran buat menetap dengan satu lelaki yang pasti?”Ilana Liora Kamandaru atau yang biasa dipanggil Ilana, bukan hanya berniat main-main dengan para lelaki. Ia sedang mencari sosok yang tepat—walau sebenarnya ia masih bingung sendiri dengan definisi sosok yang tepat itu seperti apa.Salahkah jika Ilana terus mencari sosok sebaik Papa Badai dan Papa Catra-nya? Kalau bisa mendapat yang terbaik, kenapa harus bertahan dengan yang banyak kurangnya?“Kamu mau Mama jodohin juga kayak abangmu?”“Boleh deh, kalau aku udah desperate, Ma. Tapi cariin yang mendekati perfect ya, Ma, kayak gimana Bang Asa ketemu Mbak Atha gitu. Kalau belum ada yang almost perfect, mari tunggu lelakiku muncul sendiri di depan pintu.”Dan begitulah… sebelum sang ibu bisa menyodorkan kandidat terbaik untuk Ilana, seorang lelaki yang nyaris sempurna pada suatu hari muncul di depan pintu ruang kerjanya. Kekurangan lelaki itu hanya satu.Dia adalah musuh Ilana.
2,741 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses
Kategori
Oh My Man
Selanjutnya
Badai & Padma (Bab 141-145)
11
1
Jangan lupa komen dan like-nya. ❤️***BADAI & PADMA BAB 141: Cuma Tinggal Tunggu Waktu “Tapi setelah aku denger Mbak Padma nangis di kamar Mas Catra, di hari pembacaan surat wasiatnya, aku tahu rasanya aku jahat banget kalau membiarkan kamu sendirian. Mas Catra pasti nggak mau biarin Mbak Padma sendirian.”Padma tahu sejak dulu kalau Daiva jauh lebih ceplas-ceplos dibanding Catra. Namun Padma tidak pernah mengira kalau Daiva akan benar-benar mengatakan perasaannya segamblang ini. “Daiva….”“Ngeliat kamu sendirian di saat orang lain punya suami yang selalu siaga, bikin aku sedih, Mbak,” lanjut Daiva. “Tapi nggak mungkin kan kita nyalahin kepergian Mas Catra. Lalu suatu hari aku teringat sama Mas Badai. Dia selalu menatap kamu seakan-akan kamu poros dunianya saat orang lain nggak ngeliat dia.”Dilarang menyalin, memperbanyak, dan menyebarkan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penulis.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan