Bakso Daging Manusia : EP. 1

0
0
Terkunci
Deskripsi

Berita sore hari yang ditayangkan oleh siaran televisi memberikan informasi mengenai marak beredarnya bakso daging tikus dipasaran, hal ini dapat terbongkar setelah adanya pemeriksaan kesehatan yang dilakukan tim kesehatan sekitar pasar dalam menanggulangi berbagai wabah penyakit yang kerap muncul dimakanan, darisinilah terbongkarnya keriminal mengenai bakso daging tikus.

            “Sunggu manusia itu benar-benar parah, jika tidak melaukan pesugihan maka melakukan kecurangan, jika tidak curuang maka melakukan pencurian dan pembegalan,” gumamku setelah mendengar berita yang disiarkan tersebut.

1,624 kata

Dukung suporter dengan membuka akses karya

Pilih Tipe Dukunganmu

Karya
1 konten
Akses seumur hidup
150
Sudah mendukung? Login untuk mengakses
Selanjutnya Bakso Daging Manusia : Ep. 2
0
0
Pak Halim,            Depkoletor sering sekali mendatangi rumah Pak Halim menagih hutangnya, sempat Pak Halim dihajar kepalanya sampai terbentur tiang listrik oleh Depkoletor, bahkan tidak jarang juga orang-orang yang mirip pereman tersebut membawa barang-barang yang ada didalam rumahnya, seperti televisi, kipas, bahkan motor satu-satunya dibawa juga olehnya. Sungguh mengenaskan hidup Pak Halim saat itu.            Yang membuat Pak Halim semakin tertekan iyalah istrinya, kerap kali istrinya mara-marah masalah uang pemasukan yang tdak sebanding dengan pengeluarannya. Sungguh peristiwa seperti ini membuat Pak Halim setres dan tekanan dalam dirinya.            Sampai pada akhirnya tercetukan oleh dirinya untuk memulai membuka usaha kecil-kecilan dala bidang penjualan, karena ia memiliki keahlian dalam membuat bakso, Pak Halim memutuskan untuk membuat bakso dan menjualnya, barangkali saja dari penjualan bakso ini dapat melunasai semua utang-utangnya yang banyak itu sehingga tidak lagi didatangi oleh Depkoletor yang sering membuat dirinya pusing dan merasa dilukai terus-menerus, memang Depkoletor ini kalau sama orang yang lema selalu berbuatan seenaknya, mau menuntut tidak berani karena ia juga merasa bersalah memiliki hutang yang banyak, kalau diam saja ya kurang lebih seperti ini.            “Belanjaan sebanyak itu, buat apa?” sentak istrinya yang memang memiliki sifat agak judes dan sering marah-marah.            Dengan senyum percaya dirinya, Pak Halim menjawab apa yang ditanyakan istrinya tersebut, “Mulai besok aku mencoba berjualan bakso, Bu,” kata Pak Halim penuh percaya diri.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai syarat dan persetujuan? Laporkan