
'Ki Rangga Agung Sedayu'sorak mereka dengan riuhnya.
Kini kumandangan itu terus bersahut-sahut bahkan sampai kedalam padukuhan karena ada yang berlari untuk mengabarkan pada kawan kawannya.
Yang mendengar sorakan kawan-kawan nya berusaha mengetahui lebih jelas kepada mereka yang sudah mengetahui mengapa mereka bersorak dan meneriakkan nama Ki Rangga yang tidak berada diantara mereka.
Setelah mendengar penjelasan
kawan-kawan nya secara beranting, hati para prajurit itu terasa seperti mendapat guyuran...
DENDAM MASA LAMPAU 1
39
33
16
Berlanjut
Ketika telapak kaki Ki Rangga menyentuh dasar kolam terasa tekanan yang sangat dahsyat seolah-olah ingin menghempaskan tubuhnya.Ia juga sangat terkejut karena dari kiri pohon itu nampak sesuatu yang sangat besar bergerak mendekati tubuhnya sambil membuka mulutnya yang sangat besar.Tampaknya, sekali telan tamat lah riwayatnya.“Naga Raksasa” desis Ki Rangga dalam hatinya setelah kepala sang naga nampak oleh cahaya dari pohon itu.“Matilah aku” pikir Ki Rangga. Tidak mungkin ia bisa melawan naga sebesar itu di dalam air.Ia hanya bisa pasrah sambil dalam hati berdoa pada Yang Maha Tunggal sambil mengerahkan seluruh tenaga sakti sampai ke puncak................
3,846 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
DENDAM MASA LAMPAU 8, Bab 9
2
7
Ketika ke dua telapak tangan Mpu Wisanggeni telah merah membara dan ada nampak warna kehijauan yang cukup kental, menandakan bahwa Mpu Wisanggeni telah mengerahkan tenaga sakti sejati yang cukup tinggi.Setelah dirasa telah cukup waktu nya karena takut kuncian dari Ajian Jala Sutra terbuka,maka Mpu Wisanggeni melompat dan mengarahkan kedua telapak tangan nya yang berisi Ajian Gembala Geni dengan tenaga sakti sejati lima bagian, kearah ke dua pundak Ki Rangga Agung Sedayu yang kini berjarak kurang lebih setombak darinya.Dan ketika kedua telapak tangan yang merah membara itu dengan tenaga sakti sejati lima bagian, yang telah di pupuk lebih dari seratus tahun menghantam kedua pundak Ki Rangga maka terdengar lah teriakan yang menyayat hati dari mulut Mpu Wisanggeni dan tubuh tua tersebut terlempar kebelakang dan meluncur kebawah bukit pedang yang tingginya ada puluhan tombak jauhnya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan