
Mendung yang cukup tebal telah menutupi ratu malam yang bertahta di angkasa, sehingga menimbulkan kegelapan yang
membantu mereka dari penglihatan delapan orang yang nampaknya
berada di dua pohon asem berjarak enam atau tujuh tombak dari mushola.
Perlahan lahan kedua sosok yang merupakan dua tokoh puncak dari Perguruan Orang Bercambuk telah berada di bawah pohon asem tempat para pengintai.
Mendengar dari pembicaraan mereka, keduanya mengetahui bahwa para pengintai bukanlah orang yang mengincar Kitab...
DENDAM MASA LAMPAU 3
0
0
9
Berlanjut
KIAI GRINGSING mengakui bahwa dalam keadaan sehat saja dia akan sulit untuk melawan pengaruh ajian sirep Wimonosoro apalagi dalam kondisi seperti ini. Ketika Kiai Gringsing mulai tertidur lamat- lamat dirinya mendengar orang memberi salam.“Assalamualaikum …”Kiai Gringsing yang sudah tidak mampu melawan rasa kantuk yang menyerang tidak membalas salam tersebut. Tiba-tiba ada seseorang yang menyentuh jempol kakinya dan ada hawa hangat mengalir yang mampu menyadarkan Kiai Gringsing.Kiai Gringsing melihat seseorang yang lebih tua dari dirinya tapi masih nampak gagah. Orang itu memakai pakaian putih model yang biasa dipakai para santri dan berkorban putih, alis matanya yang sudah memutih serta kumis dan jenggotnya juga sudah memutih pula.Orang itu tersenyum sareh padanya sembari kembali memberi salam.“Assalamualaikum, wahai saudaraku Raden Timur Pamungkas” .“Waalaikum salam” balas Kiai Gringsing memperbaiki duduknya sembari meraih dan mencium tangan orang tua tersebut yang walaupun tidak dikenal olehnya tapi Kiai Gringsing mengetahui siapakah lelaki tua tersebut. Beliau adalah Raden Umar Said putera dari Kanjeng Sunan Kalijaga dari istri beliau yang bernama Dewi Saroh puteri Syekh Maulana Ishaq. Dari jalur ibu Dewi Saroh adalah Trah Sultan Malikus saleh dari Kerajaan Samudra Pasai. Beliau juga anggota termuda dari Wali Sanga di Tanah Jawi. Atau yang lebih dikenal sebagai Kanjeng Sunan Muria.
1,117 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
DENDAM MASA LAMPAU 9, bab 5
3
1
Akan tetapi begitu Ki Ajar Mintaraga menundukan kepalanya dan mencoba memusatkan nalar budinya untuk Matek Aji yang sangat nggegirisi tersebut bahkan sampai kepuncak tenaga sakti sejatinya, tiba-tiba pundak Ki Ajar ada yang menyentuh dan ada hawa yang sangat dingin telah memasuki tubuh beliau serta sebuah suara yang sangat di kenali nya telah berkata di dekat telinga beliau.Tarik kembali Ajjan Lebur Seketi itu, juga coba kendorkan tenaga sakti sejatimu itu, aku akan mencoba membantu.
Karena percuma saja jika engkau ingin menerobos dinding goib itu.
Biar ada lagi lima atau enam orang setingkat kita dan melakukan bersama-sama, dinding goib itu tidak mungkin bisa di lewati atau pun di hancurkan.Ki Tanpa Aran mencoba menenangkan Ki Ajar Mintaraga yang juga sama sifatnya, seperti orang-orang Linuwih lain nya.
Yaitu, semakin tinggi lawan atau sesuatu yang akan di taklukan maka semakin penasaran lah orang tersebut sebelum mereka mencobanya.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan