
Deskripsi
Ki Rangga yang menyadari bahwa sekarang ini Tanah Perdikan
Menoreh berada dalam bahaya, oleh karena itu dia segera matek Aji Thi khi i beng atau disebut oleh Ki Maharsi ilmu Goa Langse.
Ki Ageng Segara Wisa menyerangnya dengan membangkitkan Aji yang sangat beracun. Telapak tangannya kini telah berubah menjadi hitam pekat dan tampak asap kekuningan mengiringi pukulan tersebut dengan bau busuk yang sangat menyengat yang menandakan racun yang sangat tajam. Orang-orang yang tadi mengeroyok dua ekor singa...
DENDAM MASA LAMPAU 3
0
0
9
Berlanjut
KIAI GRINGSING mengakui bahwa dalam keadaan sehat saja dia akan sulit untuk melawan pengaruh ajian sirep Wimonosoro apalagi dalam kondisi seperti ini. Ketika Kiai Gringsing mulai tertidur lamat- lamat dirinya mendengar orang memberi salam.“Assalamualaikum …”Kiai Gringsing yang sudah tidak mampu melawan rasa kantuk yang menyerang tidak membalas salam tersebut. Tiba-tiba ada seseorang yang menyentuh jempol kakinya dan ada hawa hangat mengalir yang mampu menyadarkan Kiai Gringsing.Kiai Gringsing melihat seseorang yang lebih tua dari dirinya tapi masih nampak gagah. Orang itu memakai pakaian putih model yang biasa dipakai para santri dan berkorban putih, alis matanya yang sudah memutih serta kumis dan jenggotnya juga sudah memutih pula.Orang itu tersenyum sareh padanya sembari kembali memberi salam.“Assalamualaikum, wahai saudaraku Raden Timur Pamungkas” .“Waalaikum salam” balas Kiai Gringsing memperbaiki duduknya sembari meraih dan mencium tangan orang tua tersebut yang walaupun tidak dikenal olehnya tapi Kiai Gringsing mengetahui siapakah lelaki tua tersebut. Beliau adalah Raden Umar Said putera dari Kanjeng Sunan Kalijaga dari istri beliau yang bernama Dewi Saroh puteri Syekh Maulana Ishaq. Dari jalur ibu Dewi Saroh adalah Trah Sultan Malikus saleh dari Kerajaan Samudra Pasai. Beliau juga anggota termuda dari Wali Sanga di Tanah Jawi. Atau yang lebih dikenal sebagai Kanjeng Sunan Muria.
4,101 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
DENDAM MASA LAMPAU 5, bab 10-13
0
0
Bersama Ki Tumenggung Suro Agul Agul dan dua orang Rangga, Sukro akan pergi ke Alas kulon. Karena kali dawa juga mengalir sampai ke Padukuhan Jati Anyar dimana pasukan Mataram yang berada di sana dibawah pimpinan Ki Tumenggung Suro Agul Agul. Untuk melaporkan pada Ki Rangga Agung Sedayu.Juga Ki Tumenggung Suro Agul Agul teringat ketika mengobati Pangeran Upasanta beserta perwira yang terluka karena racun di padukuhan dekat lembah merapi dan merbabu Ki Rangga
mempergunakan semacam batu Mustika yang bersinar ke emasan.Melihat sukro selalu gelisah Ki Rangga Sabungsari bertanya apa sebabnya. ?
Sukro mengatakan bahwa dirinya memikirkan kuda ki Lurah yang lari ketakutan karena auman singa
Ki Rangga Agung Sedayu.
Sambil tersenyum Sabungsari mengatakan kalau memang kuda itu tidak kembali atau hilang dan Ki Lurah marah suruh dia
menghadap Ki Rangga Sabungsari atau Ki Tumenggung Untara Dira.Dan Ki Gede menambah tapi kalau Ki Tumenggung sudah kembali ke Jati Anom suruh Ki Lurah tersebut menyusul kesana.Semua yang berada di situ tertawa dan sukro mengatakan bahwa dia akan kepakiwan sebentar.
Dan kebetulan karena dua pakiwan dirumah Ki Gede lagi ada orang, terpaksa sukro menunggu dibawah pohon jambu air yang berbuah lebat.Tak lama kemudian datang Bagus Sadewa bersama Ratri yang ingin mengambilkan nya jambu air itu.
Terkejut Sukro bahwa ternyata gadis dari tanah perdikan Matesih yang selalu hadir di mimpi dan khayalnya ada dirumah Ki Gede
Manoreh.Begitu pula Ratri yang melihat cantrik Gatra bumi dan pernah menyelamatkannya dari usaha penculikan Ki Jagabaya Matesih kini sedang duduk dibawah pohon jambu air yang ingin ia panjat.Ratri bertanya mengapa Cantrik Gatra Bumi berada di situ, sebab mencoba mencairkan suasana.Lagi mau ke pakiwan,tapi teryata ada orangnya ya... terpaksa menunggu disini.. Jawab Sukro. Permisi kang.. saya mau panjat jambu sebab Bagus Sadewa
mau makan jambu air.
Ranti meminta sukro menjauh
dari pohon yang akan dia panjat.Bagus sadewa yang dikenalkan oleh biyungnya siapa itu sukro ketika pertama datang bersama Ki Ajar mintaraga serta yang lain dan menemui nyai Rangga yang sedang bersama Bagus Sadewa, langsung berkata, “Kok mbok Ayu Ratri sing wong wadon kudu menek wit yen ana
kakang Sukro ing kene.” Kata bagus kecil dengan suara cadelnya.
Kontan cucu murid pemilik Aji Cundra manik tersebut menundukan kepalanya karena memang Dewi Kamaratih telah hadir di hatinya sejak cantrik Gatra Bumi menyelamatkan jiwanya dari usaha penculikan oleh Ki Jagabaya Matesih setahun lebih yang lalu.Mau rasanya pada saat itu sukro menari nari kegirangan dan meraih serta mencium bagus Sadewa karena perkataannya sangat berkenan dihati sukro yang sejak pertemuan pertama nya, dan menyelamatkan Puteri Ki Gede Matesih tersebut telah bertahta di hatinya Dewa Kamajaya tanpa ke dua muda mudi tersebut menyadarinya.Tanpa menyia-nyiakan kesempatan emas tersebut sukro lantas berkata .. “Biarlah diajeng saya akan memetik buah jambu air itu” Seraya matek aji Kidang Kencana yang baru diperolehnya dari Ki Tanpa Aran walau belum sempurna.
Dan tanpa menunggu jawaban dari Ratri sekalian pamer kesaktian pada gadis yang wajahnya selalu hadir di kepalanya itu.Sukro langsung berkelebat dengan cepatnya keatas pohon jambu air tersebut.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan