
"Apa perduliku?"
" Apa perduliku?"
"Apa perduliku?"
"Lelaki bodoh tak tahu diri coba pergi ke blumbang dan bercermin di air blumbang itu, maka akan kau ketahui siapakah dirimu!” ucapnya berulang ulang.
Ucapan tersebut terus keluar dari mulut seorang pemuda yang dengan lincahnya berloncatan kesana kemari diantara beberapa pepohonan di hutan tersebut.
Dan akibatnya sungguh luar biasa, beberapa dahan pohon yang lumayan besarnya langsung jatuh berpatahan begitu terkena pukulan anak muda tersebut.
Anak muda...
DENDAM MASA LAMPAU 3
0
0
9
Berlanjut
KIAI GRINGSING mengakui bahwa dalam keadaan sehat saja dia akan sulit untuk melawan pengaruh ajian sirep Wimonosoro apalagi dalam kondisi seperti ini. Ketika Kiai Gringsing mulai tertidur lamat- lamat dirinya mendengar orang memberi salam.“Assalamualaikum …”Kiai Gringsing yang sudah tidak mampu melawan rasa kantuk yang menyerang tidak membalas salam tersebut. Tiba-tiba ada seseorang yang menyentuh jempol kakinya dan ada hawa hangat mengalir yang mampu menyadarkan Kiai Gringsing.Kiai Gringsing melihat seseorang yang lebih tua dari dirinya tapi masih nampak gagah. Orang itu memakai pakaian putih model yang biasa dipakai para santri dan berkorban putih, alis matanya yang sudah memutih serta kumis dan jenggotnya juga sudah memutih pula.Orang itu tersenyum sareh padanya sembari kembali memberi salam.“Assalamualaikum, wahai saudaraku Raden Timur Pamungkas” .“Waalaikum salam” balas Kiai Gringsing memperbaiki duduknya sembari meraih dan mencium tangan orang tua tersebut yang walaupun tidak dikenal olehnya tapi Kiai Gringsing mengetahui siapakah lelaki tua tersebut. Beliau adalah Raden Umar Said putera dari Kanjeng Sunan Kalijaga dari istri beliau yang bernama Dewi Saroh puteri Syekh Maulana Ishaq. Dari jalur ibu Dewi Saroh adalah Trah Sultan Malikus saleh dari Kerajaan Samudra Pasai. Beliau juga anggota termuda dari Wali Sanga di Tanah Jawi. Atau yang lebih dikenal sebagai Kanjeng Sunan Muria.
4,134 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
DENDAM MASA LAMPAU 5, bab 6-9
0
0
Maka mulailah Panembahan Hanyakrakusuma memusatkan nalar budinya untuk mengingat sepuluh Ajian serat jiwa yang telah beliau terima dari Ki Tanpa Aran untuk memilah Ajian apa saja yang perlu dipertajam nya di tempat terbaik menjalani laku dalam hal Aji kawijayan.Tingkat pertama, Ajian Serat Jiwa, adalah Ajian Serat Cakra Manggilingan, yang berfungsi untuk melatih memiliki tenaga cadangan yang diambil dari alam sekitar hingga dapat menjadikan tenaga cadangan itu menjadii tenaga sakti sejati dan menyimpan nya di kundalini yaitu tempat penyimpanan tenaga sakti sejati
di dalamtubuh, sehingga mampu menyalurkan nya tenaga sakti tersebut keseluruh simpul syaraf jalan darah ketika seseorang sedang matek aji.Tapi Ajian Serat Cakra Manggilingan ini sudah tidak berguna lagi bagi Panembahan yang telah memakan buah seribu tahun juga mewarisi isi rontal goib ciptaan Kanjeng Nabi Khaidir yang kini telah memiliki tenaga sakti sejati yang luar biasa dasyatnya dan telah dapat menyimpan nya di kundalini nya serta menyalurkan
ke seluruh tubuhnya.Tingkat ke dua, adalah Ajian Serat Wadag Brajawesi, yaitu sejenis Aji kekebalan tubuh yang juga sudah tidak berguna lagi karena Panembahan telah memiliki Aji tameng waja juga kini sedang menjalani laku untuk memiliki Ajian Selimut Tirai Gaib.
Yang malah puluhan kali lebih dasyat daripada aji kekebalan apa
pun sejenis nya.Tingkat ke tiga, adalah Ajian Serat Lawang Saketeng yaitu sejenis Aji pukulan jarak jauh yang juga sudah tidak berguna lagi bagi beliau yang telah banyak memiliki Ajian serupa.Tingkat ke empat adalah Ajian Serat Gulung Jagat, yang juga sudah tidak berguna lagi karena dengan menjalani laku tapa brata didasar kolam tersebut,bila selesai Panembahan Hanyakrakusumo akan menguasai Ajian seperti yang di miliki oleh Ki Rangga Agung Sedayu yaitu Ajian Seipi Angin tingkat Pamungkas.
Hingga beliau dapat pergi kemana saja bahkan dengan mengajak sepuluh orang kemana saja dalam sekejap mata.Tingkat ke lima, adalah Ajian Serat Tatar Bayu , yaitu sejenis Ajianmeringankan tubuh untuk berlari secepat angin yang akan lebih nggegirisi lagi bila dipadukan dengan Aji Selimut Tirai Gaib dan memang pantas di asah di dasar kolam.Tingkat ke enam, adalah Ajian Serat Buto Agni ,yang dapat memperbesar tubuh seperti raksasa berambut api dan tentu saja diperlukan tenaga sakti sejati yang sangat besar untuk matek Aji ini, sehingga untuk memenuhi segala persyaratan menguasai ajian tersebut memerlukan waktu hingga ratusan tahun bila ingin
menguasai dengan baik Ajian tersebut
Tapi bagi Panembahan Hanyakrakusuma yang telah memakan buah seribu tahun semua persyaratan itu telah terpenuhi hingga hanya memerlukan waktu satu atau dua hari saja untuk menguasai Ajian tersebut. Sehingga Ajjan Serat Buto Agni,memang pantas diasah di dasar kolam tersebut.Tingkat ke tujuh,adalah Ajian Serat Tapak Saketi ,sejenis pukulan jarak jauh dan mirip Aji Bajra Geni dan Lebur Saketi serta beberapa pukulan sakti yang Panembahan Terima dari guru pertama beliau
yang juga adalah adik dari ibunda nya yang bernama Pangeran Radin yang juga Adipati tegal yang kelak akan menurunkan pujangga terkenal yaitu Yosodipuro dan Ronggowarsito yang dapat meramalkan walaupun beliau tulis secara tersamar tentang kemerdekaan Indonesia pada 17/8/45.Pangeran Radin adalah putera dari pangeran Benowo. Dan tentu saja Ajian Serat Tapak Saketi,pantas pula diasah didasar kolam itu.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan