
Cukup lama ia melakukan olah gerak di dasar kolam yang mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan di dasar laut kidul sekalipun.
Hingga begitu cepatnya, bayangan Ki Rangga tidak nampak oleh mata.
Dengan perlahan-lahan ia pun menghentikan olah gerak itu dan melakukan sujud syukur pada Yang Maha Pengasih.
Ketika Ki Rangga muncul di atas kolam, tampak di sana telah hadir pula Kanjeng Sunan.
“Naiklah Angger, Alhamdulillah engkau telah berhasil melewati semuanya dalam waktu yang sangat singkat”...
DENDAM MASA LAMPAU 1
39
33
16
Berlanjut
Ketika telapak kaki Ki Rangga menyentuh dasar kolam terasa tekanan yang sangat dahsyat seolah-olah ingin menghempaskan tubuhnya.Ia juga sangat terkejut karena dari kiri pohon itu nampak sesuatu yang sangat besar bergerak mendekati tubuhnya sambil membuka mulutnya yang sangat besar.Tampaknya, sekali telan tamat lah riwayatnya.“Naga Raksasa” desis Ki Rangga dalam hatinya setelah kepala sang naga nampak oleh cahaya dari pohon itu.“Matilah aku” pikir Ki Rangga. Tidak mungkin ia bisa melawan naga sebesar itu di dalam air.Ia hanya bisa pasrah sambil dalam hati berdoa pada Yang Maha Tunggal sambil mengerahkan seluruh tenaga sakti sampai ke puncak................
1,059 kata
Dukung suporter dengan membuka akses karya
Pilih Tipe Dukunganmu
Sudah mendukung?
Login untuk mengakses

Selanjutnya
DENDAM MASA LAMPAU 8 ,bab 4
2
2
Mpu Wisanggeni yang mengalami keterkejutan beberapa kali juga teringat akan kata-kata dari seorang Brahmana bangsa Hindu yang terkenal akan ilmu meramal nya di daerah Jambu Dwipa yang jauh disebrang sana, kini kembali dibuat tercenggang karena dua sosok bayangan semu dari lelaki setengah baya yang tidur terlentang itu yang sedang mengigit dan mengunyah sebatang tebu telah menyemburkan ampas tebu yang telah terhisap airnya ke arah batu padas besar yang Mpu Wisanggeni yakini sangat keras dan berada lima tombak jaraknya dari dirinya. Hasilnya sungguh sangat luar biasa, ampas tebu tersebut yang mengenai batu padas besar itu yang tebalnya kurang lebih Setombak dapat menembus batu padas besar dan tebal itu malah ampas tebu itu terus meluncur dan lenyap di bawah bukit pedang Kemudian bayangan semu yang sebuah lagi telah menghentak kan kitab rontal yang ia baca juga kearah batu padas besar tersebut dan hasil nya kembali membuat Mpu Wisanggeni tercenggang. Karena yang tadi Mpu Wisanggeni perkirakan adalah kitab rontal, ternyata hanyalah lima belas lembaran daun kering yang juga telah menembus batu padas besar dan setebal kurang lebih Setombak, dan juga lima belas lembaran daun kering tersebut telah lenyap kebawah jurang bukit pedang itu. Benar-benar satu pameran tingkatan dari tenaga sakti sejati yang tidak lagi masuk dalam perhitungan Mpu Wisanggeni. Dan pasti tingkatan nya puluhan kali lebih tinggi dari tenaga sakti yang dimiliki oleh Mpu Wisanggeni maupun tokoh-tokoh sakti yang pernah dijumpai oleh adik seperguruan dari Begawan Chandra Geni tersebut. Kemudian kedua sosok bayangan semu tersebut kembali memasuki tubuh lelaki separuh baya itu yang tadi mengaku sebagai seorang pengawal tanah perdikan Menoreh dan sedang tidur terlentang diatas udara.
Apakah konten ini melanggar ketentuan yang berlaku sesuai
syarat dan persetujuan?
Laporkan